Terakhir diperbarui: 23 October 2025

Citation (APA Style):
Davacom. (2025, 6 September 2025). Deskripsi: Definisi, Jenis, dan Contoh dalam Penelitian [PDF]. SumberAjar. Retrieved 12 November 2025, from https://sumberajar.com/kamus/deskripsi-definisi-jenis-dan-contoh-dalam-penelitian-pdf 

Kamu menggunakan Mendeley? Add entry manual di sini.

Deskripsi: Definisi, Jenis, dan Contoh dalam Penelitian

1. Pendahuluan

Deskripsi adalah bagian penting dalam penelitian ilmiah, baik kuantitatif maupun kualitatif. Lewat deskripsi, peneliti bisa menggambarkan keadaan, karakteristik, atau fenomena apa adanya baik melalui angka maupun narasi. Artikel ini akan mengulas pengertian deskripsi dalam konteks penelitian, berbagai jenisnya, serta contoh penerapannya dalam kajian ilmiah di Indonesia.

2. Pengertian Deskripsi dalam Penelitian

Secara Umum

Secara umum, istilah deskripsi berarti “menjelaskan atau menggambarkan” sesuatu. Dalam konteks penelitian, deskripsi dimaknai sebagai proses menyajikan data atau fakta menjadi sebuah gambaran yang runtut, jelas, dan mudah dipahami pembaca. Dengan deskripsi, informasi mentah yang diperoleh peneliti baik berupa angka, teks, maupun fenomena lapangandiolah menjadi uraian yang sistematis sehingga orang lain yang tidak ikut terlibat langsung tetap bisa memahami keadaan sebenarnya. Hal ini ditegaskan dalam kajian metodologi penelitian di Universitas Wisnuwardhana Malang, bahwa deskripsi merupakan jembatan penting antara data dan pembaca agar penelitian komunikatif dan transparan (wisnuwardhana.ac.id).

Menurut Para Ahli

  • Vardiansyah (2008) menyebut penelitian deskriptif sebagai usaha mengolah data menjadi informasi yang dapat diutarakan secara jelas, tepat, dan sistematis agar dipahami oleh orang yang tidak mengalami langsung fenomena tersebut. Dengan kata lain, deskripsi berperan sebagai media komunikasi hasil penelitian kepada khalayak luas (wisnuwardhana.ac.id).

  • Sugiyono (2020) menjelaskan bahwa metode deskriptif digunakan untuk menggambarkan variabel mandiri, baik satu maupun lebih, tanpa perlu melakukan perbandingan dengan variabel lain. Fokus utamanya adalah menggambarkan kondisi objek penelitian apa adanya, sesuai data yang ditemukan. Definisi ini banyak digunakan pada penelitian sosial dan pendidikan di Indonesia, sebagaimana terlihat dalam publikasi Riviera Publishing maupun karya ilmiah di Repository UNP Kediri (jii.rivierapublishing.id; repository.unpkediri.ac.id).

  • Indriantoro & Supono (2012) mendefinisikan penelitian deskriptif sebagai kajian terhadap fakta-fakta saat ini dari suatu fenomena, tanpa dimaksudkan untuk mencari hubungan sebab-akibat. Fokus penelitian deskriptif adalah memberikan gambaran yang aktual tentang kondisi yang sedang terjadi (repository.stei.ac.id).

Dari berbagai definisi tersebut, dapat dipahami bahwa deskripsi dalam penelitian adalah upaya sistematis untuk menggambarkan fenomena secara objektif dan terstruktur. Tujuannya adalah agar pembaca mendapat gambaran menyeluruh mengenai kondisi penelitian, baik melalui data kuantitatif yang diringkas dalam bentuk angka maupun kualitatif yang disajikan lewat narasi dan interpretasi. Dengan deskripsi, penelitian mampu memberikan pemahaman faktual yang jelas, sehingga hasil kajian lebih mudah dipahami, dianalisis, dan dijadikan pijakan bagi penelitian selanjutnya.

3. Jenis Deskripsi dalam Penelitian

Secara garis besar, deskripsi dalam penelitian dapat dibedakan menjadi dua pendekatan utama, yaitu deskriptif kuantitatif dan deskriptif kualitatif. Kedua pendekatan ini sama-sama bertujuan memberikan gambaran yang jelas tentang fenomena, tetapi cara menyajikan data dan fokus analisisnya berbeda.

3.1 Deskriptif Kuantitatif

Deskriptif kuantitatif adalah jenis deskripsi yang menekankan pada penyajian data dalam bentuk angka atau statistik. Data numerik tersebut kemudian dirangkum melalui ukuran-ukuran statistik dasar seperti mean (rata-rata), median, modus, standar deviasi, rentang, hingga distribusi frekuensi. Dengan teknik ini, peneliti dapat menyajikan data yang kompleks ke dalam bentuk yang lebih ringkas dan mudah dipahami pembaca.

Contohnya, dalam penelitian pendidikan, deskripsi kuantitatif bisa digunakan untuk menggambarkan tingkat kehadiran siswa, rata-rata nilai ujian, atau distribusi prestasi akademik berdasarkan kelompok. Penelitian yang dipublikasikan melalui ResearchGate (2023) menegaskan bahwa metode deskriptif kuantitatif sangat berguna untuk merangkum informasi, menampilkan kecenderungan umum, serta membandingkan antar kelompok responden tanpa harus masuk pada analisis hubungan kausal (ResearchGate).

Selain itu, pendekatan ini juga sering dipakai untuk memetakan fenomena sosial secara numerik, seperti survei tingkat kepuasan masyarakat, persentase partisipasi politik, atau pola penggunaan media sosial. Dengan kata lain, deskriptif kuantitatif membantu peneliti menyampaikan informasi faktual dalam bentuk angka yang objektif dan terukur.

3.2 Deskriptif Kualitatif

Berbeda dengan kuantitatif, deskriptif kualitatif berfokus pada uraian naratif yang menjelaskan makna, motif, dan dinamika suatu fenomena. Jenis deskripsi ini biasanya ditemukan dalam penelitian kualitatif, di mana data disajikan dalam bentuk kata-kata, cerita, atau ungkapan bermakna dari partisipan. Tujuannya bukan sekadar menggambarkan frekuensi atau angka, melainkan menangkap makna mendalam di balik pengalaman sosial.

Dalam konteks ini, peneliti berupaya menggambarkan realitas sebagaimana adanya, sesuai perspektif partisipan, dan menafsirkannya dalam kerangka teoretis yang relevan. Misalnya, penelitian tentang pengalaman mahasiswa selama pembelajaran daring tidak cukup hanya dengan angka tingkat kepuasan, tetapi juga membutuhkan deskripsi kualitatif berupa narasi pengalaman, tantangan, dan strategi adaptasi.

Kajian dari Universitas Wisnuwardhana Malang menyebut bahwa deskripsi kualitatif penting karena mampu menjelaskan fenomena secara utuh dengan mempertimbangkan konteks sosial-budaya (wisnuwardhana.ac.id). Demikian juga penelitian di Jurnal Humanika UNY (2022) menekankan bahwa deskriptif kualitatif mampu menghadirkan pemahaman mendalam tentang pengalaman partisipan dalam pendidikan dan interaksi sosial (jurnal.uny.ac.id).

Penelitian lain dalam Jurnal Pendidikan Tambusai (2021) menunjukkan bahwa deskriptif kualitatif membantu peneliti menemukan pola makna dan dinamika konteks sosial yang tidak dapat ditangkap hanya dengan angka statistik (jptam.org).

Perbandingan Singkat

  • Kuantitatif: menekankan angka, statistik, ringkasan data, objektif, cocok untuk menggambarkan distribusi atau tren.

  • Kualitatif: menekankan narasi, konteks, makna, dan interpretasi mendalam, cocok untuk memahami pengalaman atau fenomena sosial secara utuh.

Keduanya sering dipadukan dalam penelitian mixed-methods, di mana deskriptif kuantitatif dipakai untuk gambaran umum, sedangkan deskriptif kualitatif dipakai untuk memperkaya pemahaman.

4. Contoh Penerapan Deskripsi dalam Penelitian

a. Deskriptif Kuantitatif

Salah satu contoh penerapan metode deskriptif kuantitatif dapat dilihat pada studi aktivitas belajar mahasiswa di Universitas Siliwangi. Dalam penelitian tersebut, peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif dengan cara menghitung persentase capaian pada berbagai indikator aktivitas belajar. Indikator yang digunakan meliputi aktivitas visual, listening, oral, writing, mental, dan emosional. Hasilnya menunjukkan angka yang bervariasi, seperti aktivitas visual sebesar 85,3 %, listening 82,4 %, oral 77,5 %, writing 88,2 %, mental 80,9 %, dan emosional 76,5 %. Dari data ini, peneliti dapat menyajikan gambaran menyeluruh mengenai kecenderungan aktivitas belajar mahasiswa.

Metode deskriptif kuantitatif semacam ini memungkinkan peneliti untuk menyoroti kekuatan dan kelemahan pada setiap aspek, sehingga rekomendasi perbaikan dapat dibuat secara lebih terarah. Dalam konteks penelitian pendidikan, penggunaan angka dan persentase membantu dosen, mahasiswa, maupun pihak kampus memahami kondisi nyata proses belajar secara objektif. Penelitian ini dipublikasikan melalui Jurnal Artefak Universitas Galuh, yang menegaskan bahwa data kuantitatif mampu merangkum informasi kompleks menjadi lebih sederhana tanpa mengurangi makna yang terkandung di dalamnya (jurnal.unigal.ac.id).

b. Deskriptif Kualitatif

Berbeda dengan pendekatan kuantitatif, penelitian deskriptif kualitatif lebih menekankan pada narasi, cerita, dan uraian kontekstual. Pendekatan ini biasanya dipakai dalam penelitian fenomenologis, etnografi, atau studi kasus yang memerlukan pemahaman mendalam terhadap pengalaman partisipan.

Sebagai contoh, penelitian yang dipublikasikan di Jurnal Humanika Universitas Negeri Yogyakarta (2022) menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif untuk menggambarkan pengalaman mahasiswa dalam proses pembelajaran daring. Peneliti menyajikan data dalam bentuk narasi hasil wawancara, observasi, serta dokumen pendukung yang kemudian diolah secara induktifyakni dari data spesifik menjadi tema yang lebih umum. Hasilnya adalah pemahaman yang holistik mengenai tantangan, strategi adaptasi, dan persepsi mahasiswa terhadap pembelajaran online (jurnal.uny.ac.id).

Contoh lain datang dari Jurnal Pendidikan Tambusai (2021) yang menekankan bagaimana metode deskriptif kualitatif mampu mengungkap dinamika sosial di lapangan. Penelitian ini menekankan bahwa deskripsi kualitatif tidak sekadar menyajikan data mentah, tetapi menafsirkan makna, motif, serta konteks budaya yang melatarbelakanginya. Dengan cara ini, peneliti dapat menjelaskan fenomena secara mendalam, bukan hanya pada permukaan data (jptam.org).

Pendekatan deskriptif kualitatif memungkinkan peneliti untuk menangkap detail-detail halus yang sering terlewat dalam penelitian kuantitatif. Misalnya, ekspresi emosi partisipan, pengalaman subjektif, atau norma sosial yang berpengaruh terhadap perilaku. Semua aspek ini menjadikan deskripsi kualitatif kaya akan konteks dan sangat relevan untuk penelitian yang fokus pada pemahaman makna.

 

5. Penutup

Deskripsi dalam penelitian adalah fondasi untuk menggambarkan keadaan, karakteristik, dan pola data secara sistematis. Deskripsi kuantitatif mengandalkan angka dan statistik, sementara deskripsi kualitatif menekankan narasi dan pemaknaan mendalam. Keduanya penting dalam metode ilmiah, tergantung tujuan penelitian dan pertanyaan riset. Dengan mengetahui jenis deskripsi, peneliti bisa memilih pendekatan yang paling tepat untuk menyampaikan hasil dengan efektif.

 

Artikel ini ditulis dan disunting oleh tim redaksi SumberAjar.com berdasarkan referensi akademik Indonesia.