Narasi: Definisi, Jenis, dan Contoh dalam Kajian Ilmiah
Pendahuluan
Pada ranah kajian ilmiah, istilah narasi memiliki peranan penting sebagai salah satu kerangka untuk menceritakan rangkaian peristiwa atau fakta secara sistematis dan koheren. Pemahaman yang tepat terhadap makna, jenis-jenis serta contoh narasi akan membantu peneliti atau praktisi bidang sosial dan humaniora untuk menyusun laporan, artikel, atau kajian yang lebih efektif dan berdampak. Artikel ini membahas secara komprehensif tentang “Narasi: Definisi, Jenis, dan Contoh dalam Kajian Ilmiah”, dengan struktur sebagai berikut: Pendahuluan → Definisi (Umum, dalam KBBI, menurut para ahli) → Jenis-jenis Narasi → Contoh Narasi dalam Kajian Ilmiah → Kesimpulan.
Definisi Narasi
Definisi Narasi secara Umum
Secara umum, narasi dapat dipahami sebagai bentuk wacana atau tulisan yang menyajikan serangkaian peristiwa atau tindakan dalam suatu urutan waktu agar pembaca dapat memahami apa yang terjadi dan bagaimana prosesnya. Sebagai contoh, suatu artikel ilmiah yang mengisahkan perkembangan suatu fenomena sosial dari awal hingga akhir bisa disebut sebagai narasi karena terdapat alur waktu dan kejadian yang diuraikan dengan runtut. Menurut sumber populer, narasi adalah teks yang menceritakan suatu kejadian sesuai urutan waktu (kronologis). [Lihat sumber Disini]
Dalam kerangka ilmiah, narasi juga sering digunakan untuk menggambarkan proses penelitian, hasil temuan, atau perkembangan teori secara kronologis sehingga pembaca dapat mengikuti logika perkembangan ide, data, dan analisis.
Definisi Narasi dalam KBBI
Berdasarkan KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), kata narasi diartikan sebagai “cerita atau uraian suatu kejadian atau peristiwa”. Sebagai kutipan: “narasi adalah cerita atau deskripsi suatu kejadian atau peristiwa.” [Lihat sumber Disini]
Dengan demikian, definisi KBBI menegaskan bahwa narasi memang bersifat menceritakan atau menguraikan suatu kejadian/peristiwa, tanpa secara spesifik menyebut bahwa harus faktual atau fiksi — artinya cakupannya cukup luas.
Definisi Narasi Menurut Para Ahli
Untuk memperkuat kajian ilmiah, berikut beberapa pendapat ahli mengenai pengertian narasi:
- Gorys Keraf (misalnya dalam buku Argumentasi dan Narasi) menyatakan bahwa “narasi adalah suatu wacana yang berusaha mengisahkan suatu peristiwa atau kejadian seolah-olah pembaca itu melihat atau juga mengalami sendiri peristiwa itu.” [Lihat sumber Disini]
- Atar Semi menyebutkan bahwa narasi adalah bentuk tulisan atau percakapan yang memiliki tujuan menyampaikan atau menceritakan rangkaian peristiwa atau pengalaman manusia dengan berdasarkan perkembangan dari waktu ke waktu. [Lihat sumber Disini]
- Widjono H.S. menyebut bahwa narasi adalah uraian yang menceritakan sesuatu atau serangkaian tindakan, kejadian, atau keadaan dengan secara berurutan dari permulaan sampai akhir sehingga kemudian terlihat rangkaian hubungan satu sama lain. [Lihat sumber Disini]
- Dalam literatur pendidikan, disebut bahwa “teks narasi adalah suatu karangan cerita yang menyajikan serangkaian peristiwa kejadian. Teks narasi tersusun secara kronologis sesuai dengan urutan waktunya.” [Lihat sumber Disini]
Dari beragam definisi di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa narasi dalam konteks ilmiah adalah suatu penjabaran tertulis (atau lisan) yang menyajikan rangkaian peristiwa atau tindakan secara kronologis—baik sebagai fakta maupun imajinasi—dengan tujuan agar pembaca memahami hubungan antarkejadian, alur, dan makna di baliknya.
Jenis-Jenis Narasi
Dalam kajian ilmiah maupun literasi, narasi dapat dibedakan ke dalam beberapa jenis berdasarkan tujuan, sifat fakta/imajinasi, dan gaya penyampaian. Berikut penjelasan jenis-jenis narasi:
1. Narasi Ekspositoris (Informatif)
Narasi jenis ini bertujuan untuk menyampaikan informasi atau fakta secara sistematis. Peristiwa yang dikisahkan umumnya nyata, dan penyajian mengedepankan logika dan penalaran rasional. Sebagai contoh, laporan sejarah atau kronologi penelitian adalah bentuk narasi ekspositoris. Menurut Keraf, narasi ekspositoris “menyajikan suatu analisis proses … sasaran utamanya adalah perluasan pengetahuan para pembaca.” [Lihat sumber Disini]
Dalam artikel yang lebih umum, jenis ini disebut “Narasi Ekspositoris (Informatif)”. [Lihat sumber Disini]
2. Narasi Artistik
Narasi ini lebih bersifat estetis atau imajinatif. Bisa berupa fiksi atau non-fiksi, tetapi penyampaiannya lebih berorientasi pada pengalaman estetis atau imajinasi pembaca. Narasi artistik menggunakan gaya bahasa figuratif, alur yang dramatik, dan sering kali bertujuan menghibur sekaligus menyampaikan makna. [Lihat sumber Disini]
3. Narasi Sugestif
Narasi jenis ini menekankan unsur imajinasi atau sugesti; tujuan utama bukan hanya menyampaikan fakta tetapi menciptakan makna, menggerakkan perasaan pembaca atau memberikan pengalaman imersif. Menurut Keraf, narasi sugestif “pertama-pertama berkaitan dengan tindakan atau perbuatan yang dirangkai … tujuan utamanya bukan memperluas pengetahuan seseorang melainkan berusaha memberi makna atas peristiwa atau kejadian itu.” [Lihat sumber Disini]
Beberapa literatur membagi jenis narasi ke dalam tiga atau empat kategori (misalnya: ekspositoris, artistik, informatif, sugestif) karena terkadang istilah ‘informatif’ dan ‘ekspositoris’ digunakan secara bergantian. [Lihat sumber Disini]
Ringkasan Tabel Jenis Narasi
Jenis Narasi | Ciri Utama | Contoh Singkat |
Ekspositoris | Fakta, urutan kronologis, rasional | Laporan sejarah, kronologi penelitian |
Artistik | Fiksi atau non-fiksi dengan gaya estetis | Cerita pendek, novel realisme, memoir yang dramatis |
Sugestif | Fokus pada makna, imajinasi, sugesti | Cerita dongeng, narasi pengalaman yang dimaknai |
Contoh Narasi dalam Kajian Ilmiah
Untuk melihat penerapan narasi dalam konteks kajian ilmiah, berikut beberapa contoh:
- Sebuah penelitian pendidikan yang menganalisis kemampuan menulis teks narasi siswa mengidentifikasi bahwa “teks narasi adalah sebuah wacana dalam media tertulis yang menggambarkan secara detail sebuah rangkaian peristiwa yang telah terjadi.” [Lihat sumber Disini]
- Dalam kajian pemanfaatan narasi digital sebagai media promosi wisata, ditemukan bahwa “teks narasi digital dapat memberikan pengetahuan yang mendalam tentang suatu destinasi wisata sekaligus memberikan efek.” [Lihat sumber Disini]
- Sebuah tinjauan literatur menyebut bahwa pembelajaran menulis narasi berbasis kearifan lokal bisa menjadi strategi yang meningkatkan kemampuan menulis teks narasi siswa. [Lihat sumber Disini]
Dari contoh-contoh di atas dapat dilihat bahwa narasi dalam kajian ilmiah sering digunakan untuk:
- Menyusun deskripsi kronologis proses atau kejadian,
- Menghubungkan fakta atau data dengan alur (temporal) sehingga pembaca dapat memahami urutan serta sebab-akibat,
- Memberikan makna atau interpretasi atas kejadian tersebut, bukan hanya menyajikan data mentah.
Saat menyusun artikel atau laporan ilmiah, Anda bisa menggunakan narasi dengan struktur yang jelas (misalnya: orientasi – komplikasi – resolusi) sehingga pembaca tertuntun secara logis melalui proses yang Anda paparkan.
Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat ditarik beberapa poin penting:
- Narasi dalam kajian ilmiah adalah penyajian rangkaian peristiwa, tindakan, atau perkembangan secara kronologis dengan tujuan agar pembaca memahami hubungan antar kejadian dan memperoleh makna dari proses tersebut.
- Definisi narasi diperkuat oleh tiga aspek: (a) secara umum sebagai penyajian peristiwa, (b) dalam KBBI sebagai cerita/uraian kejadian, dan (c) menurut para ahli yang menekankan aspek pengalaman pembaca, urutan waktu, dan makna.
- Jenis-jenis narasi meliputi narasi ekspositoris (informatif), narasi artistik, dan narasi sugestif — masing-masing memiliki karakteristik dan kegunaan berbeda dalam tulisan ilmiah ataupun populer.
- Contoh penerapan narasi dalam kajian ilmiah menunjukkan bagaimana narasi membantu menyusun data atau proses ke dalam bentuk yang koheren dan bermakna.
Harapannya, pembaca atau peneliti yang menggunakan gaya narasi dalam tulisan ilmiahnya dapat menghasilkan karya yang runut, mudah diikuti, dan memiliki daya tarik serta makna yang mendalam.