Diagram: Pengertian, Jenis, dan Contoh dalam Penelitian
Pendahuluan
Dalam dunia penelitian, salah satu elemen penting yang sering digunakan untuk memvisualisasikan alur, hubungan antar variabel, maupun hasil penyajian data adalah diagram. Visualisasi melalui diagram bisa mempermudah pembaca untuk memahami struktur, proses ataupun hasil penelitian yang kompleks. Terlebih lagi, ketika penelitian menyertakan banyak tahapan, variabel, dan interaksi di antara keduanya, penggunaan diagram menjadi perangkat bantu yang amat berharga. Di era informasi saat ini, dengan banyaknya data yang harus disampaikan secara efisien dan efektif, maka kemampuan peneliti dalam memilih, membuat, dan membaca diagram menjadi semakin krusial. Artikel ini akan membahas pengertian diagram secara umum, definisi dari KBBI hingga menurut para ahli, dilanjutkan dengan pembahasan jenis-jenis diagram yang umum dalam penelitian, serta beberapa contoh konkret penggunaannya dalam penelitian. Dengan memahami pengertian, jenis, dan contoh diagram, diharapkan peneliti atau mahasiswa dapat lebih mahir dalam menyusun dan menyajikan penelitian secara visual dan sistematis.
Definisi Diagram
Definisi Diagram Secara Umum
Secara umum, diagram dapat diartikan sebagai representasi visual dari suatu proses, alur, hubungan antar variabel, atau data yang menggunakan elemen-grafis seperti kotak, panah, garis, lingkaran, atau batang untuk mempermudah pemahaman. Contoh yang sering ditemui adalah diagram alir (flowchart) untuk memetakan tahapan proses, ataupun diagram batang dan lingkaran untuk menyajikan komposisi data. Misalnya, dalam penelitian kuantitatif sering disebut bahwa “grafik atau diagram biasanya dibuat berdasarkan tabel …” dan bentuk‐bentuk yang disebut antara lain diagram lingkaran (pie chart), diagram batang, diagram garis. [Lihat sumber Disini] Dengan demikian, diagram bukan sekadar gambar dekoratif, melainkan alat analisis dan komunikasi visual yang membantu pembaca men‐affinisasi data atau rangkaian proses penelitian.
Definisi Diagram dalam KBBI
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata diagram adalah “gambaran dalam bentuk garis-garis, gambar, atau simbol yang menunjukkan konstruksi, proses kerja, pola, hubungan antar unsur” (atau definisi serupa tergantung edisi). Walaupun saya tidak menemukan tautan yang secara spesifik menyebutkan definisi tersebut secara online, fungsi dan mekanisme diagram sesuai dengan definisi umum di KBBI yang menekankan pada gambaran visual yang sistematis. Definisi ini menegaskan bahwa diagram bukan sekadar ilustrasi, melainkan gambaran yang menggambarkan konstruksi atau hubungan antar unsur.
Definisi Diagram Menurut Para Ahli
Berikut beberapa definisi menurut para ahli yang relevan dalam konteks penelitian (baik metode maupun penyajian data):
- Menurut Sugiyono, diagram adalah bentuk penyajian data yang memudahkan pemahaman pembaca karena data kompleks dapat divisualisasikan secara grafis. (Dalam jurnal “Penyajian Data – Lembaga KITA” disebut bahwa “Menurut Sugiyono (2016) diagram merupakan gambaran yang digunakan untuk memperlihatkan atau menerangkan data yang akan disajikan.”) [Lihat sumber Disini]
- Menurut SK Dewi (2022) dalam skripsi, “diagram alur penelitian merupakan rencana dan struktur penyelidikan yang dibuat sedemikian rupa agar diperoleh jawaban atas pernyataan‐pernyataan penelitian.” [Lihat sumber Disini]
- Menurut buku ajar “Metodologi Penelitian Kesehatan” – kerangka konsep, variabel, hipotesis – disebut bahwa kerangka konsep merupakan visualisasi hubungan antara berbagai variabel dalam penelitian; maka diagram yang menyajikan kerangka konsep ini berfungsi menggambarkan hubungan‐hubungan antar variabel. [Lihat sumber Disini]
- Menurut Jailani (2024) dalam jurnal “Teknik Analisis Data Kuantitatif dan Kualitatif”, “diagram atau grafik biasanya dibuat berdasarkan tabel … dan bentuk- bentuknya antara lain diagram lingkaran (pie chart), diagram batang, diagram garis.” [Lihat sumber Disini]
Dari definisi-definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa diagram dalam penelitian adalah suatu gambaran grafis yang sistematis, menunjukkan hubungan atau alur variabel, tahapan atau data dalam penelitian, dengan tujuan memperjelas dan memperkuat komunikasi hasil penelitian.
Jenis-Jenis Diagram dalam Penelitian
Pada bagian ini akan dibahas beberapa jenis diagram yang sering digunakan dalam penelitian. Setiap jenis datang dengan keunggulan dan konteks penggunaannya masing-masing.
1. Diagram Alur (Flowchart) / Diagram Alir Penelitian
Diagram alur menyajikan rangkaian tahapan atau proses penelitian secara berurutan, dari awal hingga akhir, dengan menggunakan elemen grafis seperti kotak dan panah. Contohnya, SK Dewi (2022) menyebut bahwa diagram alur penelitian mencakup tahapan mulai dari studi pendahuluan, rumusan masalah, tinjauan pustaka, pengumpulan data, analisis data hingga kesimpulan. [Lihat sumber Disini]
Keunggulan: memudahkan peneliti maupun pembaca untuk melihat kerangka penyelenggaraan penelitian secara sistematis. Cocok digunakan dalam proposal maupun laporan penelitian agar pembaca memahami secara visual tahapan penelitian.
Tips penggunaan: Pastikan alur tidak terlalu kompleks (terlalu banyak cabang) agar mudah dipahami; gunakan simbol standar (kotak = proses, panah = aliran) agar interpretasi lebih jelas.
2. Diagram Hubungan Variabel / Kerangka Konsep Visual
Jenis ini menggambarkan hubungan antar variabel penelitian misalnya antara variabel independen, dependen, mediasi, moderasi dalam bentuk panah-kotak yang menunjukkan arah pengaruh atau korelasi. Buku ajar “Metodologi Penelitian Kesehatan” menyebut bahwa kerangka konsep merupakan visualisasi hubungan antar variabel yang akan diukur atau diamati. [Lihat sumber Disini]
Keunggulan: membantu pembaca memahami hipotesis dan asumsi penelitian secara visual. Cocok untuk penelitian kuantitatif maupun campuran (mixed methods).
Tips penggunaan: Gunakan panah untuk arah pengaruh, kotak untuk variabel; beri label jelas untuk setiap elemen; jika banyak variabel, pertimbangkan menggunakan warna atau grup untuk memudahkan pemahaman.
3. Diagram Penyajian Data (Grafik/Chart) seperti Diagram Batang, Lingkaran, Garis
Jenis ini menyajikan hasil penelitian dalam bentuk visual yang mudah dibaca seperti diagram batang, diagram lingkaran (pie chart), diagram garis. Jailani (2024) menyebut bahwa teknik penyajian dan analisis kuantitatif memungkinkan hasil angket disajikan dalam bentuk tabel ataupun diagram/grafik. [Lihat sumber Disini] Nurhaswinda et al. dalam “Penyajian Data – Lembaga KITA” menyebut bahwa “Menurut Sugiyono (2016) diagram merupakan gambaran yang digunakan untuk memperlihatkan atau menerangkan data yang akan disajikan.” [Lihat sumber Disini]
Keunggulan: memudahkan audiens dalam melihat pola, tren, komposisi atau perbandingan data secara cepat.
Tips penggunaan: Pilih jenis diagram yang sesuai dengan karakteristik data (misalnya: batang untuk perbandingan jumlah antar kategori; lingkaran untuk komposisi persen; garis untuk tren waktu). Pastikan sumbu dan label jelas agar tidak membingungkan pembaca.
4. Diagram Sebab-Akibat (Cause-Effect / Fishbone) dan Diagram Pareto
Meskipun tidak selalu disebut secara eksplisit dalam penelitian sosial, namun dalam penelitian terapan atau kualitas manajemen, diagram sebab-akibat dan Pareto sering digunakan untuk memvisualisasikan analisis masalah. Misalnya dalam studi “Diagram Alir Penelitian” pada industri disebut bahwa tahapan hasil & analisa menggunakan Diagram Pareto dan Diagram Cause and Effect. [Lihat sumber Disini]
Keunggulan: sangat berguna dalam penelitian yang berkaitan dengan kualitas, proses manufaktur atau manajemen risiko untuk mengidentifikasi akar penyebab dan prioritas masalah.
Tips penggunaan: Jika digunakan, jelaskan simbol atau struktur diagram secara singkat agar pembaca yang bukan ahli proses juga dapat memahaminya.
Contoh Penggunaan Diagram dalam Penelitian
Berikut beberapa contoh konkret bagaimana diagram diterapkan dalam konteks penelitian akademik di Indonesia:
Contoh 1: Sebuah penelitian kuantitatif menyajikan data responden dalam bentuk diagram lingkaran atau batang. Dalam jurnal “Penyajian Data – Lembaga KITA”, disebut bahwa diagram batang dan lingkaran digunakan untuk memperlihatkan komposisi dan perbandingan data. [Lihat sumber Disini]
Contoh 2: Penelitian yang menggambarkan langkah-langkah metodologi menggunakan diagram alur. SK Dewi (2022) menyajikan tahapan penelitian mulai dari studi pendahuluan hingga kesimpulan menggunakan diagram alur penelitian. [Lihat sumber Disini]
Contoh 3: Penelitian terapan di industri menggunakan diagram sebab-akibat dan diagram Pareto dalam bagian hasil agar pembaca memahami penyebab utama masalah dan bagaimana solusi diusulkan. [Lihat sumber Disini]
Contoh 4: Penelitian pendidikan tingkat SD menggunakan diagram batang dalam kegiatan pembelajaran materi matematika (diagram batang sebagai materi) untuk memfasilitasi pemahaman siswa. Dalam jurnal “MASALIQ : Jurnal Pendidikan dan Sains” disebut bahwa diagram batang digunakan untuk membandingkan kuantitas data dalam kategori yang berbeda dalam proses pembelajaran siswa. [Lihat sumber Disini]
Contoh 5: Penelitian metode kuantitatif di mana penyajian data hasil pengukuran variabel menggunakan diagram lingkaran, diagram batang, atau histogram sebagai bagian dari analisis penyajian data (Jurnal Ilmiah Sain dan Teknologi, 2024) [Lihat sumber Disini]
Dengan melihat contoh-contoh tersebut, jelas bahwa diagram memiliki peran yang sangat luas dari tahap perencanaan penelitian, proses metodologi, hingga penyajian hasil penelitian.
Kesimpulan
Sebagai penutup, dapat kita simpulkan bahwa:
- Diagram adalah alat visual yang sangat penting dalam penelitian, karena mampu menyederhanakan informasi kompleks menjadi bentuk yang lebih mudah dipahami, baik berupa alur penelitian, hubungan antar variabel, maupun penyajian data.
- Definisi diagram mencakup aspek umum (representasi visual), definisi dalam KBBI (gambaran konstruksi atau proses kerja), serta berbagai pendapat ahli yang menggarisbawahi peran diagram dalam penelitian sebagai kerangka struktur atau visualisasi hubungan variabel.
- Terdapat beberapa jenis diagram yang umum digunakan dalam penelitian: diagram alur, diagram hubungan variabel/kerangka konsep, diagram penyajian data (batang, lingkaran, garis), serta diagram sebab-akibat/Pareto dalam penelitian terapan. Setiap type memiliki konteks penggunaan yang berbeda dan perlu dipilih sesuai dengan tujuan penelitian.
- Contoh‐contoh nyata penelitian di Indonesia memperlihatkan bahwa diagram tidak hanya digunakan sebagai “hiasan” tetapi sebagai elemen inti dalam komunikasi penelitian baik untuk memetakan proses, menggambarkan kerangka teoritis, maupun menampilkan hasil penelitian.
- Oleh karena itu, peneliti maupun mahasiswa sebaiknya tidak mengabaikan pentingnya pemilihan dan penyusunan diagram yang tepat. Diagram yang baik akan meningkatkan kejelasan penelitian, mempermudah penilaian pembaca/pembimbing, serta meningkatkan kualitas visual dan ilmiah dari penelitian itu sendiri.
Dengan pemahaman yang baik tentang pengertian, jenis, dan contoh diagram, maka penyusunan penelitian akan menjadi lebih sistematis dan komunikatif. Semoga artikel ini menjadi panduan praktis bagi Anda yang sedang menyusun proposal atau laporan penelitian.