Penggunaan Statistik Deskriptif dalam Penelitian Sosial
Pendahuluan
Dalam penelitian sosial, data menjadi salah satu fondasi penting untuk memahami fenomena masyarakat, perilaku manusia, hingga interaksi sosial yang kompleks. Namun, data mentah saja belum cukup; diperlukan metode yang tepat untuk mengumpulkan, menyusun, menganalisis, dan menyajikan data agar memberikan gambaran yang bermakna. Salah satu metode yang banyak digunakan adalah statistik deskriptif, yaitu pendekatan statistik yang berfokus pada penggambaran dan penjelasan karakteristik data penelitian secara sistematis dan ringkas. Statistik deskriptif berperan sebagai langkah awal yang memungkinkan peneliti memperoleh pemahaman terhadap data sebelum melanjutkan ke analisis yang lebih mendalam atau inferensial. Sebagai contoh, dalam penelitian sosial mengenai minat belajar siswa, analisis statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui persentase siswa yang memiliki minat tinggi, sedang, atau rendah dalam pembelajaran daring. (lihat Asrul & Riyani, 2021) [Lihat sumber Disini - ojs.unm.ac.id]
Melalui artikel ini, akan dibahas secara komprehensif mulai dari definisi statistik deskriptif dalam tiga perspektif,umum, KBBI, dan menurut para ahli,kemudian dilanjutkan dengan pembahasan mengenai fungsi, jenis, penerapan dalam penelitian sosial, kelebihan dan batasannya, hingga implikasi penggunaan dalam riset sosial kontemporer. Tujuannya agar peneliti sosial, baik pemula maupun yang sudah berpengalaman, memiliki landasan kuat dalam mengaplikasikan statistik deskriptif sehingga hasil penelitiannya menjadi lebih valid, informatif, dan komunikatif.
Definisi Statistik Deskriptif
Definisi secara umum
Secara umum, statistik deskriptif adalah metode atau teknik yang digunakan untuk mengorganisasi, meringkas, dan menyajikan kumpulan data sedemikian rupa sehingga karakteristik penting dari data tersebut dapat terlihat secara jelas. Sebagai contoh, ukuran tendensi pusat seperti rata-rata, median, dan modus serta ukuran sebaran seperti rentang atau persentase adalah bagian dari statistik deskriptif. [Lihat sumber Disini - info.populix.co]
Dalam konteks penelitian sosial, pendekatan ini memungkinkan peneliti untuk memberikan gambaran tentang siapa responden, bagaimana distribusi variabel, seberapa banyak kategori muncul,tanpa terlebih dahulu membuat generalisasi statistik ke populasi yang lebih besar (yang merupakan domain statistik inferensial). [Lihat sumber Disini - dspace.uii.ac.id]
Definisi dalam KBBI
Menurut versi daring dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata statistik diartikan sebagai: “catatan angka-angka (bilangan); perangkaan” atau “data yang berupa angka yang dikumpulkan, ditabulasi, digolong-golongkan sehingga dapat memberi informasi yang berarti mengenai suatu masalah atau gejala.” [Lihat sumber Disini - kbbi.web.id]
Sedangkan istilah statistika diartikan sebagai “ilmu tentang cara mengumpulkan, menabulasi, menggolong-golongkan, menganalisis, dan mencari keterangan yang berarti dari data yang berupa angka-angka.” [Lihat sumber Disini - kbbi.web.id]
Dengan demikian, dalam terminologi KBBI kita dapat memahami bahwa: statistik deskriptif merupakan bagian dari statistika (ilmu), yang menggunakan data berupa angka/statistik untuk menyajikan gambaran suatu fenomena. Perbedaan ini penting agar peneliti sosial tidak keliru antara “angka/data” dan “metode/ilmu” dalam analisisnya. [Lihat sumber Disini - dqlab.id]
Definisi menurut para ahli
Beberapa ahli telah mengemukakan pengertian statistik deskriptif dalam penelitian sosial atau metodologi penelitian secara spesifik:
- Husaini Usman menyatakan bahwa statistik deskriptif atau statistik dalam arti sempit adalah susunan angka yang memberikan gambaran tentang data yang disajikan dalam bentuk-bentuk tabel, diagram, ukuran posisi seperti median/kuartil, ukuran pemusatan seperti rata-rata/modus, dan ukuran penyebaran seperti simpangan baku. (diambil dari Sholikhah, 2016) [Lihat sumber Disini - researchgate.net]
- Amirotun Sholikhah mendefinisikan bahwa:
“Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku umum atau generalisasi.” [Lihat sumber Disini - ejournal.uinsaizu.ac.id]
- D Daria dalam landasan teorinya menjelaskan bahwa: statistika deskriptif adalah bidang ilmu yang mempelajari cara-cara pengumpulan, penyusunan, dan penyajian data suatu penelitian. [Lihat sumber Disini - dspace.uii.ac.id]
- Walpole (1995) disebutkan dalam salah satu penjelasan bahwa statistik deskriptif adalah metode-metode yang berkaitan dengan pengumpulan dan penyajian suatu data sehingga memberikan informasi yang berguna. [Lihat sumber Disini - dspace.uii.ac.id]
- Ghozali (2016) menyebut bahwa statistik deskriptif digunakan untuk menjelaskan atau memberikan gambaran mengenai karakteristik dari serangkaian data tanpa mengambil kesimpulan umum. [Lihat sumber Disini - researchgate.net]
Dengan demikian, definisi-ahli di atas menegaskan bahwa statistik deskriptif bukan untuk membuat inferensi atau generalisasi ke populasi lebih luas (itu akan masuk ke statistik inferensial), melainkan untuk menggambarkan kondisi data secara terstruktur, ringkas, dan jelas.
Fungsi dan Manfaat Statistik Deskriptif dalam Penelitian Sosial
Dalam konteks penelitian sosial, penggunaan statistik deskriptif memiliki fungsi dan manfaat sebagai berikut:
- Menyajikan gambaran umum responden atau objek penelitian, misalnya distribusi usia, jenis kelamin, latar pendidikan, status sosial ekonomi. Hal ini memungkinkan pembaca memahami konteks penelitian.
- Meringkas data yang banyak menjadi bentuk yang lebih mudah dipahami seperti tabel frekuensi, persentase, diagram batang, grafik lingkaran, dll. (lihat Martias, 2021) [Lihat sumber Disini - ejournal.uin-suka.ac.id]
- Menjadi langkah awal analisis yang memungkinkan peneliti memeriksa pola dasar data (misalnya kecenderungan, penyebaran, kategori dominan) sebelum melakukan analisis lanjut seperti korelasi atau regresi.
- Membantu dalam pengambilan keputusan atau rekomendasi berdasarkan kondisi faktual sosial yang dijumpai – misalnya, dalam suatu survei kesejahteraan masyarakat dapat dilihat persentase rumah tangga miskin, kemudian pemangku kebijakan dapat merespon sesuai data tersebut.
- Sebagai sarana komunikasi ilmiah: hasil statistik deskriptif yang disajikan dengan baik akan mempermudah pembaca atau stakeholders memahami hasil penelitian sosial tanpa harus memahami teknis statistik yang kompleks.
- Memfasilitasi evaluasi dan monitoring dalam program sosial: misalnya, suatu intervensi sosial dapat diukur melalui statistik deskriptif seperti jumlah partisipan sebelum/dalam setelah, distribusi tingkat kepuasan, dll.
Jenis dan Komponen Statistik Deskriptif
Dalam praktik penelitian sosial, statistik deskriptif dilengkapi dengan beberapa jenis ukuran dan komponen yang umum:
- Ukuran pemusatan (central tendency): misalnya rata-rata (mean), nilai tengah (median), modus (nilai yang paling sering muncul). [Lihat sumber Disini - researchgate.net]
- Ukuran penyebaran (variabilitas): misalnya rentang (range), variansi, simpangan baku (standar deviasi). [Lihat sumber Disini - researchgate.net]
- Ukuran posisi (positional measures): misalnya kuartil, desil, persentil – yang menunjukkan posisi relatif suatu nilai dalam kumpulan data. [Lihat sumber Disini - jurnal.uny.ac.id]
- Distribusi frekuensi: tabel atau diagram yang menunjukkan berapa banyak responden atau kasus yang berada dalam kategori tertentu. [Lihat sumber Disini - info.populix.co]
- Penyajian grafis/tabel: sangat penting agar data mudah dibaca dan dibandingkan, misalnya histogram, diagram batang, pie chart, tabel rangkuman. [Lihat sumber Disini - ejournal.uin-suka.ac.id]
Perlu ditekankan bahwa dalam statistik deskriptif tidak diperlukan uji hipotesis atau pengambilan keputusan inferensial seperti generalisasi ke populasi yang lebih besar. Hal ini ditegaskan dalam literatur bahwa statistik deskriptif berfokus pada gambaran data yang ada. (lihat Sholikhah) [Lihat sumber Disini - researchgate.net]
Penerapan Statistik Deskriptif dalam Penelitian Sosial
Dalam penelitian sosial, praktik penggunaan statistik deskriptif dapat ditemukan dalam berbagai jenis studi,survei, pemetaan sosial, evaluasi program, analisis demografi, dan banyak lagi. Berikut beberapa contoh penerapan:
- Sebuah studi meneliti “Faktor-Faktor Penyebab Kematian Ibu di Provinsi Riau Tahun 2019” menggunakan analisis deskriptif untuk mengetahui gambaran usia, pendidikan, pekerjaan, dan wilayah asal calon peserta. Hasil menunjukkan mayoritas berada pada kelompok usia 23-30 tahun (60 %), pendidikan SMA (65 %), dan dominasi wilayah perkotaan dalam pendaftar. [Lihat sumber Disini - jurnal.idu.ac.id]
- Studi perpustakaan oleh Lilih Deva Martias (2021) menunjukkan bahwa statistik deskriptif digunakan sebagai langkah awal yang penting untuk ‘merapikan’ data pengunjung perpustakaan digital: dari tabel, grafik, hingga ukuran pemusatan data. [Lihat sumber Disini - ejournal.uin-suka.ac.id]
- Dalam penelitian sosial kualitatif/deskriptif, statistik deskriptif digunakan untuk menggambarkan kondisi sosial yang ada tanpa mencoba generalisasi ke populasi luas, seperti dalam Sholikhah (2016). [Lihat sumber Disini - ejournal.uinsaizu.ac.id]
- Misalnya, dalam survei minat belajar siswa terhadap pembelajaran daring, peneliti menggunakan statistik deskriptif untuk menunjukkan persentase 44,1 % kategori sedang. [Lihat sumber Disini - ojs.unm.ac.id]
Dalam praktik, langkah-umumnya adalah: pengumpulan data (melalui kuesioner, observasi, dokumentasi), tabulasi data menjadi frekuensi, penyusunan tabel dan grafik, perhitungan ukuran-ukuran pemusatan dan penyebaran, interpretasi hasil dalam konteks sosial. Penting juga memilih jenis statistik deskriptif yang tepat sesuai skala pengukuran variabel (nominal, ordinal, interval/rasio) agar interpretasi data akurat.
Kelebihan dan Batasan Statistik Deskriptif
Kelebihan:
- Cepat dan mudah diterapkan, cocok sebagai langkah awal analisis data dalam penelitian sosial.
- Memberikan gambaran yang jelas dan ringkas terhadap data, sehingga memudahkan pembaca memahami kondisi penelitian secara cepat.
- Tidak memerlukan asumsi statistik yang kompleks (seperti normalitas, uji hipotesis) seperti pada statistik inferensial.
- Sangat cocok untuk penelitian eksploratif atau survei sosial yang fokus pada “apa adanya” fenomena.
- Dapat digunakan sebagai alat komunikasi data yang efektif ke pemangku kebijakan atau masyarakat luas melalui tabel dan grafik.
Batasan:
- Statistika deskriptif tidak memungkinkan peneliti untuk melakukan generalisasi ke populasi yang lebih besar atau membuat inferensi sebab-akibat. Sebagaimana dijelaskan Sholikhah, “tidak bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku umum atau generalisasi.” [Lihat sumber Disini - ejournal.uinsaizu.ac.id]
- Tidak menguji hipotesis atau mengukur hubungan antar variabel (itu memerlukan statistik inferensial). Contohnya: penelitian yang hanya memakai statistik deskriptif tidak dapat menjawab pertanyaan “apakah variabel A berpengaruh terhadap variabel B?”. [Lihat sumber Disini - jurnal.uny.ac.id]
- Terkadang penyajian data bisa menipu jika ukuran yang dipilih kurang tepat atau distribusi data sangat skewed,interpretasi harus hati-hati.
- Hanya menampilkan apa adanya data saat itu, tanpa memberikan sebab-akibat atau prediksi ke depan.
Implikasi bagi Penelitian Sosial Kontemporer
Dalam era big data dan sosial media, penelitian sosial menghadapi volume data yang besar dan beragam. Penggunaan statistik deskriptif menjadi sangat relevan untuk menyusun data yang kompleks menjadi bentuk yang dapat dianalisis dan dipahami oleh berbagai pemangku kepentingan. Sebagai contoh, salah satu studi “Visualisasi dan Statistik Deskriptif Beserta …” (Rifaldy, 2025) menekankan pentingnya visualisasi data bersama statistik deskriptif untuk analisis gizi menggunakan pemrograman R. [Lihat sumber Disini - journal.eng.unila.ac.id]
Bagi peneliti sosial profesional, beberapa implikasi praktiknya adalah:
- Memastikan tahapan pengolahan data deskriptif dilakukan dengan benar sebelum melanjutkan ke analisis hubungan atau perbandingan.
- Memilih presentasi data (tabel, grafik, persentase) yang sesuai agar pembaca non-statistik tetap bisa memahami temuan penelitian.
- Mengombinasikan statistik deskriptif dengan pendekatan kualitatif untuk mendapatkan gambaran yang lebih kaya (mixed-methods) dalam penelitian sosial.
- Menyadari bahwa hasil deskriptif harus dijelaskan dalam konteks sosial ilmiah,tidak hanya angka; interpretasi sosial penting agar temuan menjadi bermakna bagi kebijakan atau praktik lapangan.
- Menggunakan statistik deskriptif sebagai bagian dari transparansi penelitian: misalnya menyajikan karakteristik responden lengkap (usia, jenis kelamin, pendidikan) agar pembaca dapat menilai representativitas penelitian.
Kesimpulan
Statistik deskriptif adalah fondasi esensial dalam penelitian sosial karena memungkinkan peneliti menggambarkan dan menyajikan data secara sistematis, ringkas, dan jelas. Dari definisi umum, artian KBBI, hingga paparan para ahli, dapat disimpulkan bahwa statistik deskriptif berfokus pada menjelaskan “apa adanya” data penelitian tanpa membuat generalisasi ke populasi yang lebih besar. Manfaatnya sangat besar: menyederhanakan data, memudahkan pemahaman, dan menjadi langkah awal analisis yang kuat. Namun demikian, peneliti juga harus sadar akan batasannya,yaitu tidak dapat menggantikan statistik inferensial dalam menjawab hubungan antar variabel atau generalisasi. Bagi penelitian sosial kontemporer, penggunaan statistik deskriptif yang dipadukan dengan visualisasi dan konteks sosial akan meningkatkan kualitas laporan penelitian serta relevansi temuan bagi kemanfaatan praktis dan kebijakan.
