Terakhir diperbarui: 18 November 2025

Citation (APA Style):
Davacom. (2025, 18 November 2025). Validasi Instrumen Penelitian: Langkah dan Contoh. SumberAjar. Retrieved 19 November 2025, from https://sumberajar.com/kamus/validasi-instrumen-penelitian-langkah-dan-contoh 

Kamu menggunakan Mendeley? Add entry manual di sini.

Validasi Instrumen Penelitian: Langkah dan Contoh - SumberAjar.com

Validasi Instrumen Penelitian: Langkah dan Contoh

Pendahuluan

Dalam setiap penelitian, terutama yang menggunakan instrumen pengukuran (seperti angket, kuesioner, observasi terstruktur), kualitas instrumen sangat menentukan validitas dan reliabilitas data yang diperoleh. Tanpa instrumen yang baik, hasil penelitian menjadi lemah: pengukuran variabel mungkin tidak benar-benar mengukur apa yang ingin diukur, atau instrumen mungkin tidak konsisten ketika digunakan berulang kali. Oleh karena itu, proses validasi instrumen penelitian menjadi langkah penting agar alat ukur yang digunakan dapat diandalkan dan data yang dihasilkan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
Pada artikel ini akan dibahas secara mendalam: definisi validasi instrumen penelitian (secara umum, dalam KBBI, dan menurut para ahli), langkah-langkah dalam melakukan validasi instrumen, serta contoh penerapan konkret agar lebih mudah dicerna oleh peneliti (termasuk mahasiswa) yang akan membuat instrumen sendiri.

Definisi “Validasi Instrumen Penelitian”

Definisi Validasi Instrumen Penelitian Secara Umum

Secara umum, validasi instrumen penelitian dapat dipahami sebagai proses sistematis untuk memastikan bahwa instrumen yang digunakan dalam penelitian memenuhi kriteria ketepatan (validitas) dan konsistensi (reliabilitas) dalam mengukur variabel yang diteliti. Sebagaimana dijelaskan bahwa instrumen penelitian adalah alat atau perangkat yang digunakan untuk mengumpulkan data atau mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. [Lihat sumber Disini - repo.mahadewa.ac.id]
Dalam konteks ini, validasi menjadi upaya untuk mengecek bahwa instrumen tersebut “benar-benar” mengukur apa yang seharusnya diukur, serta hasilnya dapat diterima secara ilmiah.

Definisi “Validasi Instrumen Penelitian” dalam KBBI

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), istilah validasi berarti “pengesahan; pengujian kebenaran atas sesuatu”. [Lihat sumber Disini - kbbi.web.id]
Dengan demikian, jika dikaitkan dengan instrumen penelitian, validasi berarti pengesahan atau pengujian apakah instrumen tersebut benar-benar layak dipakai untuk penelitian sesuai tujuan dan variabel yang ditetapkan.

Definisi “Validasi Instrumen Penelitian” Menurut Para Ahli

Beberapa ahli telah merumuskan definisi yang lebih spesifik:

Dengan menggabungkan semua, maka dapat disimpulkan: validasi instrumen penelitian adalah proses pengujian dan pengesahan instrumen agar terbukti secara ilmiah bahwa instrumen tersebut mengukur variabel penelitian secara tepat (validitas) dan menghasilkan data yang konsisten (reliabilitas).

Langkah-Langkah Validasi Instrumen Penelitian

Langkah-langkah berikut umum digunakan oleh peneliti untuk melakukan validasi instrumen penelitian. Salah satu rujukannya adalah artikel yang membahas “6 langkah validasi instrumen penelitian (kuesioner)”. [Lihat sumber Disini - konsultanedu.id] Berikut rangkuman dan penjelasan tiap langkah:

1. Menyusun konstruk dan indikator variabel

Sebelum instrumen dibuat, peneliti harus mendefinisikan variabel penelitian secara operasional dan menentukan indikator-indikator yang akan diukur. Hal ini penting karena instrumen hanya akan valid jika indikator merepresentasikan variabel secara tepat dan menyeluruh. Misalnya sebuah variabel “kepuasan pelanggan” harus diurai ke dalam indikator-indiktor seperti “kecepatan layanan”, “kesopanan petugas”, “kepuasan produk”.

2. Membuat kisi-kisi instrumen dan butir soal

Setelah indikator ditetapkan, langkah berikutnya adalah membuat kisi-kisi (blueprint) yang memetakan indikator ke item soal/pertanyaan. Hal ini membantu memastikan cakupan instrumen lengkap dan tidak ada aspek penting yang terlewat. Dalam penelitian R&D di bidang pendidikan, penggunaan lembar validasi dengan aspek materi-pembelajaran-media juga dipakai. [Lihat sumber Disini - journal.uir.ac.id]

3. Validasi oleh ahli (expert judgement)

Instrumen diuji oleh para ahli (misalnya dosen, praktisi, atau pakar bidang variabel penelitian) untuk memperoleh penilaian kualitatif terhadap isi instrumen (content validity). Mereka mengevaluasi apakah butir soal sudah tepat, bahasa jelas, indikator sesuai, dan relevan untuk variabel yang diteliti. Contoh lembar validasi untuk penelitian pengembangan: “lembar validasi terdiri dari aspek materi, pembelajaran, media” dan secara keseluruhan memperoleh skor validitas tinggi (86,5 %) untuk instrumen tersebut. [Lihat sumber Disini - journal.uir.ac.id]

4. Uji coba instrumen dan uji empirik validitas & reliabilitas

Setelah revisi berdasarkan penilaian ahli, instrumen diuji coba pada sampel kecil (pre-test). Data hasil uji coba dianalisis secara statistik untuk:

5. Analisis hasil dan revisi instrumen

Berdasarkan hasil uji statistik, item-instrumen yang dinyatakan tidak valid atau reliabilitasnya rendah harus diperbaiki atau dihapus. Revisi bisa meliputi: memperjelas bahasa butir soal, memperbaiki kesesuaian indikator, menghapus butir ambigu, atau menambah item baru. Setelah revisi, peneliti bisa melakukan uji ulang (re-test) jika diperlukan.

6. Finalisasi instrumen dan dokumentasi

Setelah instrumen dinyatakan valid dan reliabel, maka instrumen siap digunakan pada populasi penelitian utama. Peneliti harus mendokumentasikan hasil uji validitas dan reliabilitas (meliputi nilai-nilai r, nilai Cronbach’s alpha, butir-butir yang gugur, prosedur revisi) sebagai bukti mutu instrumen dalam laporan penelitian.

Catatan Tambahan

Contoh Penerapan Validasi Instrumen Penelitian

Untuk memperjelas bagaimana langkah-langkah di atas diterapkan secara nyata, berikut dua contoh dari jurnal Indonesia.

Contoh 1: Kuesioner “Dukungan Suami terhadap Hambatan Penggunaan MKJP” di Surabaya

Dalam penelitian oleh Erina Krisnawati, Kurnia Dwi Artanti & Nurul Habibah Umar (2024) dengan judul Validity and Reliability Test of Research Instruments on Husbands’ Support on Barriers to Using Long-Term Contraceptive Methods among Multiparous Active Acceptors in Surabaya, mereka melakukan uji validitas dan reliabilitas kuesioner dukungan suami pada hambatan penggunaan metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP). Hasil: nilai korelasi Pearson untuk tiap butir = 0,469-0,748 (> r tabel = 0,361) dan Cronbach’s α = 0,809. Instrumen dinyatakan valid dan reliabel. [Lihat sumber Disini - e-journal.unair.ac.id]

Langkah-langkahnya sesuai dengan kerangka: penyusunan indikator, uji coba 30 responden, analisis korelasi dan Cronbach, kemudian konklusi bahwa instrumen layak digunakan.

Contoh 2: Instrumen Keterampilan Komunikasi dan Kolaborasi (Politeknik Negeri Tanah Laut, 2021)

Penelitian yang dipublikasikan di Jurnal JHT (2021) menguji instrumen asesmen keterampilan komunikasi dan kolaborasi pada mata kuliah Bahasa Indonesia. Uji validitas menggunakan Pearson product moment untuk skala Likert 1-5 dengan 8 item statement untuk masing-masing sub-instrumen. Uji reliabilitas menggunakan Cronbach’s alpha dalam SPSS. Hasil menunjukkan bahwa 7 item dari masing-instrumen adalah valid dan reliabel. [Lihat sumber Disini - jht.politala.ac.id]

Ringkasan Tabel Contoh Kegiatan Validasi

Tahap

Kegiatan

Catatan

Menyusun konstruk & indikator

Menentukan variabel, indikator

Misalnya “dukungan suami” → indikator: komunikasi, kehadiran, bantuan praktis

Membuat kisi-kisi & butir soal

Memetakan indikator ke pertanyaan

Contoh: “Suami saya hadir dalam konsultasi KB”

Validasi ahli

Expert judgement untuk butir soal

Meminta dosen/peneliti praktisi memberi saran

Uji coba dan statistik

Uji Pearson/r item-total, Cronbach α

Nilai r hitung > r tabel; α > 0,70 sebagai acuan umum

Revisi instrumen

Merubah atau menghapus item yang lemah

Jika butir r < r tabel atau α terlalu rendah

Finalisasi & dokumen

Instrumen siap digunakan; sertakan laporan uji

Laporan mencakup prosedur, hasil uji, revisi

Catatan Untuk Peneliti di Lapangan

  • Sampel pre-test (uji coba) sebaiknya representatif kecil dari populasi penelitian utama.
  • Banyak studi menekankan bahwa meski instrumen sudah baku, tetap perlu diuji ulang jika konteks (budaya, populasi) berbeda. [Lihat sumber Disini - jer.or.id]
  • Hasil uji validitas dan reliabilitas harus dilaporkan secara transparan agar pembaca atau pengulas mengetahui kualitas instrumen yang digunakan.

Kesimpulan

Validasi instrumen penelitian merupakan proses yang sangat penting untuk memastikan alat ukur yang dipakai dalam penelitian benar-benar dapat mengukur apa yang seharusnya diukur (validitas) dan menghasilkan data yang konsisten serta dapat diandalkan (reliabilitas). Artikel ini telah membahas definisi dari berbagai sisi, langkah-langkah sistematis yang perlu dilakukan, serta contoh nyata dari penelitian Indonesia. Dengan melakukan validasi instrumen secara serius dan terdokumentasi, peneliti akan meningkatkan kredibilitas dan keandalan hasil penelitian sehingga kesimpulan yang diambil pun lebih kuat.

Semoga artikel ini dapat menjadi panduan yang berguna untuk Anda, baik mahasiswa ataupun peneliti, yang akan menyusun instrumen dan melakukan validasi dalam penelitian kuantitatif maupun pengembangan instrumen.

 

Artikel ini ditulis dan disunting oleh tim redaksi SumberAjar.com berdasarkan referensi akademik Indonesia.

Pertanyaan Umum (FAQ)

Validasi instrumen penelitian adalah proses untuk memastikan bahwa instrumen mampu mengukur variabel penelitian secara tepat dan menghasilkan data yang akurat serta dapat dipercaya.

Validasi instrumen penting karena menentukan kualitas data yang dikumpulkan. Tanpa instrumen yang valid, hasil penelitian dapat bias dan kesimpulan menjadi tidak dapat dipertanggungjawabkan.

Langkah-langkah validasi instrumen meliputi penyusunan indikator variabel, pembuatan kisi-kisi dan butir instrumen, validasi ahli, uji coba instrumen, uji validitas dan reliabilitas, revisi instrumen, serta finalisasi instrumen.

Contoh validasi instrumen misalnya uji validitas dan reliabilitas kuesioner penelitian dengan menghitung korelasi item-total dan Cronbach's alpha untuk memastikan instrumen layak digunakan.

Instrumen dikatakan valid jika hasil analisis menunjukkan nilai korelasi item lebih besar dari nilai r tabel pada uji validitas, serta memenuhi kesesuaian isi dan konstruk berdasarkan penilaian para ahli.