Terakhir diperbarui: 25 October 2025

Citation (APA Style):
Davacom. (2025, 25 October 2025). Objektivitas: Pengertian, Pentingnya, dan Contoh dalam Penelitian. SumberAjar. Retrieved 12 November 2025, from https://sumberajar.com/kamus/objektivitas-pengertian-pentingnya-dan-contoh-dalam-penelitian 

Kamu menggunakan Mendeley? Add entry manual di sini.

Objektivitas: Pengertian, Pentingnya, dan Contoh dalam Penelitian

Pendahuluan

Penelitian ilmiah memiliki sejumlah ciri dan prinsip yang harus dipenuhi agar hasilnya dapat dipercaya, sahih, dan bermanfaat. Salah satu prinsip yang sangat penting dalam penelitian adalah objektivitas. Tanpa objektivitas, hasil penelitian dapat terdistorsi oleh bias, opini pribadi, atau pengaruh eksternal yang tidak sesuai dengan fakta empiris yang sesungguhnya. Dalam konteks ilmiah dan sosial, penelitian yang bersifat objektif menjadi landasan bagi pengambilan keputusan, kebijakan, dan pengembangan ilmu pengetahuan. Artikel ini akan membahas secara komprehensif pengertian objektivitas  baik secara umum, menurut KBBI, maupun menurut para ahli  kemudian menguraikan mengapa objektivitas penting dalam penelitian serta contoh penerapannya dalam penelitian. Dengan pemahaman yang memadai, peneliti atau pembaca umum dapat lebih menghargai nilai penelitian yang dilakukan dengan sikap dan metode yang objektif.

 

Definisi Objektivitas

Definisi Objektivitas Secara Umum

Secara umum, objektivitas dapat dipahami sebagai sikap atau pandangan yang bebas dari pengaruh subjektif  yakni bebas dari penilaian pribadi, emosi, prasangka, atau preferensi-individu yang dapat membelokkan gambaran atas sesuatu yang sebenarnya. Dalam konteks penelitian atau ilmu pengetahuan, objektivitas sering dikaitkan dengan kemampuan peneliti untuk mengamati, mencatat, dan menganalisis fenomena tanpa membiarkan nilai-nilai pribadi atau kepentingan pihak tertentu menggeser interpretasi data dan kesimpulan. Sebuah artikel menjelaskan bahwa dalam riset atau penelitian, objektivitas adalah “tidak memihak atau berpihak, bebas nilai, andal atau dapat dipercaya, serta faktual atau nyata.” [Lihat sumber Disini] Konsep ini juga menegaskan bahwa penelitian harus “berdasarkan pada fakta yang dihasilkan dari data dan tidak pada subjektif pribadi atau nilai-nilai emosional.” [Lihat sumber Disini]

Dengan demikian, secara umum objektivitas adalah kondisi atau sikap di mana suatu hasil atau pendapat dapat diterima secara luas karena didasarkan pada bukti dan fakta, bukan pada pendapat atau kepentingan yang terbatas.

Definisi Objektivitas dalam KBBI

Menurut Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (melalui versi daring KBBI), arti “objektivitas” adalah: sikap jujur, tidak dipengaruhi pendapat dan pertimbangan pribadi atau golongan dalam mengambil putusan atau tindakan; keobjektifan. [Lihat sumber Disini] Versi lainnya menyebut bahwa “objektif” berarti keadaan yang sebenarnya, tanpa dipengaruhi pendapat atau pandangan pribadi. [Lihat sumber Disini] Definisi ini menekankan dua hal utama: kejujuran dan kebebasan dari pengaruh pendapat/pertimbangan pihak lain.

Definisi Objektivitas menurut Para Ahli

Berikut beberapa definisi objektivitas menurut para ahli dalam penelitian dan metode ilmiah:

  1. Menurut Mulyadi (2002) dalam Harjanto (2014), dikemukakan bahwa objektivitas adalah sikap mental yang harus dipertahankan oleh auditor dalam melakukan audit; auditor tidak boleh membiarkan pertimbangan auditnya dipengaruhi oleh pihak lain. [Lihat sumber Disini]
  2. Menurut Abubakar (2021) dalam buku Metodologi Penelitian, objektivitas (objectivity) berarti seluruh proses penelitian  khususnya kesimpulan yang ditarik melalui interpretasi hasil analisis data  harus objektif, yaitu harus berdasarkan fakta yang dihasilkan dari data dan tidak pada subjektivitas pribadi atau nilai-nilai emosional. [Lihat sumber Disini]
  3. Menurut Bahartiar (2020) dalam “Analisis Data Penelitian Kualitatif”, konsep objektivitas dalam penelitian kualitatif mencakup elemen-elemen seperti bebas nilai, bebas bias, reproduksibilitas, dan transparansi. [Lihat sumber Disini]
  4. Menurut Harahap (2024) dalam “Metode Penelitian Panduan Komprehensif”, objectivitas dikaitkan dengan pendekatan kuantitatif yang “berusaha untuk mencapai objektivitas dalam pengumpulan dan analisis data; peneliti berusaha menghindari pengaruh pribadi atau prasangka yang dapat memengaruhi hasil penelitian.” [Lihat sumber Disini]

Dari definisi-ahli tersebut, kita bisa menyimpulkan bahwa objektivitas meliputi: bebas dari pengaruh subjektif, berdasarkan fakta/data, dapat diulangi atau diverifikasi oleh pihak lain, dan dilaksanakan dengan transparan serta prosedural.

 

Pentingnya Objektivitas dalam Penelitian

Objektivitas dalam penelitian bukanlah sekadar “hal bagus” namun menjadi elemen inti yang menentukan kredibilitas, validitas, dan relevansi suatu penelitian. Berikut beberapa alasan mengapa objektivitas sangat penting:

Menjamin keandalan dan validitas hasil penelitian

Penelitian yang objektif memungkinkan hasilnya dapat dipercaya karena didasarkan pada fakta yang dapat diverifikasi. Jika peneliti membiarkan preferensi pribadi atau kepentingan pihak tertentu mempengaruhi, maka hasil penelitian bisa bias dan sulit dipertanggungjawabkan. Sebagai contoh, buku metodologi menyebut bahwa objektivitas diperlukan agar hasil penelitian “berdasarkan pada fakta yang dihasilkan dari data dan tidak pada subjektif pribadi atau nilai-nilai emosional.” [Lihat sumber Disini]

Memfasilitasi replikasi dan generalisasi

Salah satu ciri penelitian ilmiah adalah bahwa prosedurnya dapat diulangi oleh peneliti lain dan menghasilkan temuan yang mirip atau sebanding. Objektivitas mendukung hal ini karena bila metode dan interpretasi transparan dan bebas bias, maka peneliti lain bisa menelusuri kembali langkah-langkah yang dilakukan. Bahartiar (2020) menyebut reproduksibilitas sebagai salah satu elemen objektivitas. [Lihat sumber Disini]

Mencegah bias dan konflik kepentingan

Dalam banyak penelitian, terutama yang bersinggungan dengan kebijakan publik, akuntabilitas, atau audit, keberadaan atau non-keberadaan objektivitas sangat memengaruhi hasil dan implikasi penelitian. Sebagai contoh, penelitian di Indonesia menunjukkan bahwa dalam pemberitaan media daring, tantangan objektivitas masih besar karena kecepatan, tekanan ekonomi, dan narasumber yang terbatas. [Lihat sumber Disini] Jika peneliti atau media tidak menjaga objektivitas, maka hasilnya bisa memihak, tidak netral, atau malah salah interpretasi.

Meningkatkan kredibilitas penelitian di mata masyarakat atau dunia akademik

Karena penelitian salah satu tujuannya adalah memberikan kontribusi ilmu, jika aspek objektivitas lemah maka penelitian akan dipandang kurang serius, kemungkinan dipertanyakan, dan kurang berdampak. Sebuah artikel Indonesia mengulas bahwa objektivitas auditor berpengaruh terhadap kualitas audit dan kepercayaan publik. [Lihat sumber Disini]

Mendukung pengambilan keputusan berbasis bukti

Dalam banyak kasus penelitian digunakan sebagai dasar pengambilan kebijakan, intervensi, atau program. Objektivitas memastikan bahwa keputusan tidak diambil atas dasar asumsi pribadi atau kepentingan pihak tertentu, melainkan atas dasar data dan analisis yang dapat dipertanggungjawabkan.

Memelihara integritas akademik dan profesional

Penelitian dengan objektivitas tinggi juga menunjukkan komitmen etis peneliti terhadap prinsip kejujuran ilmiah, transparansi, dan tanggung jawab sosial. Ini penting dalam konteks pengembangan ilmu pengetahuan yang berkelanjutan.

 

Contoh Penerapan Objektivitas dalam Penelitian

Berikut beberapa contoh konkret bagaimana objektivitas diterapkan dalam penelitian, dengan konteks dan ilustrasi:

  • Contoh 1: Penelitian auditor
    Dalam penelitian berjudul “Pengaruh Objektivitas dan Independensi Auditor terhadap Kualitas Audit” oleh Arifin (2021) di Provinsi Gorontalo, ditemukan bahwa variabel objektivitas auditor berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas audit. [Lihat sumber Disini] Artinya dalam konteks audit, jika auditor menjaga sikap objektif  yaitu netral, tidak dipengaruhi pihak luar, dan berdasarkan bukti  maka kualitas audit yang dihasilkan menjadi lebih baik.
  • Contoh 2: Penelitian media daring
    Sebuah studi “Objektivitas Pemberitaan Media Daring Terkait Penyertaan …” (2024) mengungkap bahwa media daring di Indonesia masih memiliki tantangan dalam aspek objektivitaskarena faktor kecepatan berita, pengaruh ekonomi, dan sensor internal. [Lihat sumber Disini] Dalam penelitian ini, objektivitas dinilai berdasarkan model ­Westerstahl dengan aspek faktualitas 5W (what, who, when, where, why) yang belum terpenuhi. Ini menunjukkan bahwa dalam penelitian yang mengevaluasi pemberitaan, objektivitas menjadi aspek kritis.
  • Contoh 3: Penelitian kontrol internal organisasi
    Dalam artikel “Upaya Mewujudkan Objektivitas dan Efektivitas dalam Penerapan Control Self Assessment (CSA)” (2021) ditemukan bahwa budaya kejujuran, gaya manajemen terbuka, dan rasa memiliki organisasi diperlukan untuk mewujudkan objektivitas dalam implementasi CSA. [Lihat sumber Disini] Dalam konteks penelitian organisasi, objektivitas muncul sebagai kondisi di mana penilaian atau kontrol dilakukan secara adil, bebas dari tekanan pihak tertentu, dan berdasarkan fakta yang terjadi.
  • Contoh 4: Penelitian pendidikan/kuantitatif
    Dalam panduan metodologi pendidikan (Nashrullah, 2023) disebutkan bahwa pendekatan kuantitatif berusaha mencapai objektivitas dalam pengumpulan dan analisis data, yaitu peneliti menghindari pengaruh pribadi atau prasangka. [Lihat sumber Disini] Sebagai contoh dalam penelitian pendidikan: ketika peneliti menggunakan kuesioner standar, sampling acak, dan analisis statistik, maka hasilnya dapat lebih objektif dibandingkan studi yang hanya mengandalkan opini atau wawancara terbatas.

 

Kesimpulan

Dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa objektivitas adalah salah satu pilar utama dalam penelitian ilmiah. Pengertian objektivitas mencakup sikap dan prosedur yang bebas dari pengaruh subjektif, berdasarkan bukti dan fakta, dapat diverifikasi atau diulangi oleh peneliti lain. Pentingnya objektivitas tidak bisa diabaikan karena berkaitan langsung dengan keandalan hasil penelitian, kemampuan untuk generalisasi dan replikasi, mencegah bias atau konflik kepentingan, serta menjaga integritas ilmiah. Penerapan objektivitas dapat dilihat dalam berbagai konteks penelitian  auditor, media, organisasi, pendidikan  dan menunjukkan bahwa penelitian yang objektif menghasilkan hasil yang lebih terpercaya dan berdampak. Untuk peneliti atau pemula, menjaga objektivitas berarti secara aktif merancang penelitian dengan metode yang tepat, transparan, bebas bias, serta siap dievaluasi ulang oleh orang lain. Dalam menyusun penelitian kemudian artikel atau laporan, aspek objektivitas harus menjadi pertimbangan utama agar hasil penelitian benar-benar memberikan kontribusi yang valid dan bermakna.

 

Artikel ini ditulis dan disunting oleh tim redaksi SumberAjar.com berdasarkan referensi akademik Indonesia.

Pertanyaan Umum (FAQ)

Objektivitas adalah sikap atau pandangan yang bebas dari pengaruh subjektif, seperti emosi, opini pribadi, atau kepentingan tertentu. Dalam konteks penelitian, objektivitas berarti peneliti menilai dan menganalisis data berdasarkan fakta yang dapat diverifikasi, bukan pendapat pribadi.

Objektivitas penting karena menjamin hasil penelitian dapat dipercaya, sahih, dan bebas dari bias. Tanpa objektivitas, hasil penelitian berpotensi menyimpang dari kenyataan dan mengurangi kredibilitas ilmiah penelitian tersebut.

Peneliti dapat menerapkan objektivitas dengan menggunakan metode ilmiah yang transparan, melakukan analisis berdasarkan data faktual, menghindari prasangka pribadi, serta memastikan proses penelitian dapat direplikasi oleh peneliti lain.

Contoh objektivitas dalam penelitian adalah ketika peneliti melakukan analisis data berdasarkan hasil pengukuran tanpa memanipulasi hasil agar sesuai dengan hipotesis. Dalam penelitian audit, misalnya, auditor yang menjaga objektivitas akan memeriksa bukti secara netral tanpa pengaruh kepentingan klien.

Objektivitas bersifat faktual dan berdasarkan data yang dapat diverifikasi, sedangkan subjektivitas dipengaruhi oleh perasaan, pendapat, atau pandangan pribadi seseorang. Dalam penelitian ilmiah, objektivitas menjadi standar utama yang harus dijaga.