Terakhir diperbarui: 18 November 2025

Citation (APA Style):
Davacom. (2025, 18 November 2025). Penelitian Tindakan Kelas: Pengertian, Langkah, dan Contoh. SumberAjar. Retrieved 19 November 2025, from https://sumberajar.com/kamus/penelitian-tindakan-kelas-pengertian-langkah-dan-contoh 

Kamu menggunakan Mendeley? Add entry manual di sini.

Penelitian Tindakan Kelas: Pengertian, Langkah, dan Contoh - SumberAjar.com

Penelitian Tindakan Kelas: Pengertian, Langkah, dan Contoh

Pendahuluan

Dalam dunia pendidikan, para guru dan praktisi pembelajaran sering menghadapi berbagai tantangan di kelas, mulai dari rendahnya motivasi siswa, hasil belajar yang belum memuaskan, hingga metode atau media pembelajaran yang kurang tepat. Karena itu, muncul kebutuhan akan suatu prosedur yang memungkinkan guru tidak hanya menjadi pengajar tetapi juga peneliti dalam kelasnya sendiri, sehingga proses pembelajaran dapat diperbaiki secara sistematis. Salah satu pendekatan yang kini banyak diterapkan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Melalui PTK, guru dapat mengenali masalah praktik pembelajaran di kelas, melakukan tindakan perbaikan, mengobservasi hasilnya, dan merefleksikan praktiknya untuk kemudian merencanakan tindakan berikutnya. Dengan demikian, PTK tidak hanya menjadi kegiatan penelitian biasa, tetapi juga bagian dari upaya pengembangan profesional guru dan peningkatan mutu pembelajaran.

Artikel ini akan mengulas secara komprehensif mengenai Penelitian Tindakan Kelas, mulai dari definisinya secara umum, dalam KBBI, dan menurut para ahli; kemudian dilanjutkan dengan pembahasan langkah-langkah dalam pelaksanaannya serta contoh aplikatif di lapangan. Di bagian akhir akan disajikan kesimpulan yang bisa menjadi rujukan bagi guru dan peneliti pendidikan.

Definisi Penelitian Tindakan Kelas

Definisi Secara Umum

Secara umum, Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah suatu jenis penelitian yang dilakukan oleh guru atau praktisi pembelajaran di dalam kelasnya sendiri dengan tujuan memperbaiki atau meningkatkan proses dan hasil pembelajaran. Misalnya, disebut bahwa “Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan salah satu bentuk penelitian yang dilakukan oleh Guru untuk memperbaiki praktik-praktik yang telah dilakukan agar mendapatkan pemahaman yang lebih komprehensif.” [Lihat sumber Disini - pe.feb.unesa.ac.id]
Selain itu, PTK juga digambarkan sebagai penelitian yang “dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran di kelas … untuk memecahkan suatu permasalahan pembelajaran yang ada di kelas dengan melakukan berbagai tindakan yang terstruktur serta menganalisis pengaruh yang ditimbulkan dari perlakuan yang dilakukan.” [Lihat sumber Disini - pe.feb.unesa.ac.id]
Dengan demikian, dalam pengertian umum dapat ditekankan bahwa PTK memiliki ciri-khas: dilakukan di kelas oleh guru, bersifat reflektif, bertujuan perbaikan pembelajaran, dan melibatkan tahapan tindakan-observasi-refleksi.

Definisi dalam KBBI

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), definisi dari masing-masing kata dalam “Penelitian Tindakan Kelas” dapat dirinci sebagai berikut:

  • Penelitian: usaha sistematis yang dilakukan untuk menemukan, mengembangkan, dan menguji pengetahuan berdasarkan metode ilmiah.
  • Tindakan: perlakuan atau langkah yang dilakukan secara sengaja untuk memenuhi suatu tujuan.
  • Kelas: kelompok peserta didik yang menerima pembelajaran dari seorang guru dalam satu lingkungan belajar tertentu.
    Sehingga jika dikaitkan secara utuh, PTK adalah penelitian yang menggunakan tindakan di dalam kelas. Meski demikian, dalam KBBI tidak terdapat satu entri khusus yang menyebut “Penelitian Tindakan Kelas” secara lengkap; namun pengertian komponen-komponennya mendukung definisi tersebut.

Definisi Menurut Para Ahli

Berikut beberapa definisi PTK menurut para ahli yang diolah untuk memperkuat pemahaman:

  1. Suyanto (1997) menyatakan bahwa PTK adalah “suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki atau meningkatkan praktik-praktik pembelajaran di kelas secara lebih profesional.” [Lihat sumber Disini - staff.universitaspahlawan.ac.id]
  2. Hopkins (1993) mendefinisikan PTK sebagai penelitian yang mengkombinasikan prosedur penelitian dengan tindakan substantif,“a research that combines the procedures of investigation with the substantive action, carried out by practitioners to understand what is happening while being involved in an improvement process.” [Lihat sumber Disini - staff.universitaspahlawan.ac.id]
  3. McNiff (2002 dalam Mahmud & Tedi Priatna) melihat PTK sebagai bentuk penelitian reflektif yang dilakukan oleh guru sendiri, hasilnya dapat digunakan sebagai alat untuk pengembangan kurikulum, sekolah, dan keahlian mengajar. [Lihat sumber Disini - digilib.uinkhas.ac.id]
  4. Kemmis dan McTaggart mengartikan PTK sebagai “jenis penelitian refleksi diri yang dilakukan oleh pelaku tindakan dalam situasi sosial (termasuk pendidikan) untuk memperbaiki praktik yang mereka lakukan sendiri.” [Lihat sumber Disini - jurnal.diklinko.id]
  5. Ani Widayati (2008) mengemukakan bahwa PTK adalah “suatu kegiatan penelitian yang berkonteks kelas yang dilaksanakan untuk memecahkan masalah-masalah pembelajaran yang dihadapi oleh guru, memperbaiki mutu dan hasil pembelajaran serta mencobakan hal-hal baru dalam pembelajaran demi peningkatan mutu dan hasil pembelajaran.” [Lihat sumber Disini - digilib.uinkhas.ac.id]

Dari pemaparan para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa PTK adalah penelitian tindakan yang dilaksanakan oleh guru di kelasnya sendiri dengan pendekatan siklus reflektif, bertujuan meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran secara profesional.

Langkah-Langkah Penelitian Tindakan Kelas

Pelaksanaan PTK secara umum mengikuti beberapa tahapan siklus yang saling terkait, dan setiap siklus memungkinkan guru melakukan perbaikan berkelanjutan. Beberapa literatur menegaskan bahwa tahapan utama terdiri dari: perencanaan (planning), pelaksanaan tindakan (acting), observasi (observing), dan refleksi (reflecting). [Lihat sumber Disini - ejournal.univ-tridinanti.ac.id]
Berikut uraian detailnya:

  1. Perencanaan (Planning)
    • Guru mengidentifikasi atau memilih suatu masalah nyata yang terjadi di kelasnya, misalnya rendahnya partisipasi siswa, media pembelajaran yang kurang menarik, atau hasil belajar yang belum mencapai target.
    • Menetapkan fokus permasalahan yang spesifik dan kontekstual.
    • Merumuskan tujuan tindakan perbaikan serta menyusun rencana tindakan: strategi, metode, media yang akan digunakan, alokasi waktu, serta cara pengumpulan dan analisis data.
    • Contoh: guru memutuskan untuk meningkatkan motivasi membaca siswa dalam pelajaran Bahasa Indonesia melalui penggunaan teks-cerita menarik dan aktivitas kelompok.
  2. Pelaksanaan Tindakan (Acting)
    • Guru menjalankan rencana tindakan yang telah disusun dalam kelas.
    • Tindakan dapat berupa perubahan metode, penggunaan media baru, pembelajaran kelompok, penyesuaian manajemen kelas, atau strategi lain yang direncanakan.
    • Penting bahwa tindakan dilakukan secara nyata di dalam setting kelas dan diikuti oleh dokumentasi atau pengamatan yang terencana.
  3. Observasi (Observing)
    • Selama dan/atau setelah Tindakan dilaksanakan, guru melakukan pengamatan terhadap perubahan proses pembelajaran dan respons siswa.
    • Pengumpulan data bisa melalui tes hasil belajar, observasi interaksi siswa-guru, angket motivasi, catatan lapangan, dokumentasi aktivitas kelas.
    • Data dianalisis untuk melihat apakah tindakan yang dilakukan berdampak seperti yang diharapkan, dan apa hambatan-hambatan yang muncul.
  4. Refleksi (Reflecting)
    • Guru bersama tim (bila kolaboratif) atau sendiri melakukan refleksi terhadap hasil observasi: apa yang berhasil, apa yang belum, mengapa demikian.
    • Berdasarkan refleksi, guru menyusun rekomendasi untuk siklus berikutnya: revisi tindakan, modifikasi rencana, atau penguatan tindakan yang terbukti efektif.
    • Siklus dapat kemudian diulang (planning → acting → observing → reflecting) hingga perbaikan yang diinginkan tercapai atau kondisi stabil.
  5. Re-planning / Siklus Berikutnya
    • Dengan hasil refleksi, guru memulai perencanaan ulang untuk siklus berikutnya yang lebih baik atau memperluas cakupan tindakan. Siklus berulang menunjukkan karakter spiral dalam PTK. [Lihat sumber Disini - eprints.umsida.ac.id]
    • Model spiral ini menegaskan bahwa PTK bukan sekadar satu kali tindakan, tetapi proses terus-menerus sebagai bagian dari pengembangan profesional guru.

Contoh Penelitian Tindakan Kelas

Berikut contoh penerapan PTK dalam praktik pembelajaran di sekolah:

Contoh 1: di salah satu SD, guru mata pelajaran Tema menggunakan model pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Instruction) dalam kelas IV Tema “Daerah Tempat Tinggalku”. Penelitian menunjukkan bahwa rata-rata hasil belajar pada siklus I adalah Bahasa Indonesia 54,1; IPA 37,6; SBdP 60. Kemudian di siklus II meningkat menjadi Bahasa Indonesia 72,5; IPA 66; SBdP 100. Lalu di siklus III menjadi Bahasa Indonesia 86,2; IPA 79,6; SBdP 100. Dengan demikian model yang diterapkan melalui PTK terbukti meningkatkan hasil belajar siswa. [Lihat sumber Disini - jurnal.fkip-uwgm.ac.id]

Contoh 2: sebuah penelitian PTK di bidang pembelajaran Bahasa Arab menunjukkan bahwa guru memilih permasalahan kurang optimalnya hasil belajar, kemudian menerapkan tindakan pembelajaran dengan model tertentu, melakukan observasi dan refleksi, dan akhirnya ditemukan bahwa kualitas pembelajaran dan hasil belajar siswa meningkat setelah penerapan PTK. [Lihat sumber Disini - journal.iaisambas.ac.id]

Contoh 3: dalam jurnal “Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sebagai Pengembangan Profesi Guru Bahasa Indonesia” oleh Nurulanningsih (2023), ditemukan bahwa PTK sebagai proses dinamis dalam bentuk spiral (rencana, tindakan, observasi, refleksi) dapat meningkatkan profesionalisme guru, khususnya dalam mendesain pengajaran, penggunaan metode multimetode, orientasi student-centered, dan peningkatan hasil belajar siswa. [Lihat sumber Disini - ejournal.univ-tridinanti.ac.id]

Dari contoh-contoh tersebut, dapat disimpulkan bahwa PTK memiliki karakteristik: guru sebagai peneliti, tindakan nyata di kelas, siklus reflektif, fokus pada perbaikan pembelajaran, dan hasil yang terukur.

Kesimpulan

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah pendekatan penelitian yang sangat relevan bagi guru sebagai praktisi di kelas, karena memungkinkan pelacakan dan perbaikan berkelanjutan terhadap praktik pembelajaran. Definisinya secara umum, dari KBBI, dan menurut para ahli menunjukkan bahwa PTK bersifat reflektif, kontekstual, dan berorientasi tindakan perbaikan. Tahapan-tahapan pelaksanaannya, mulai dari perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi, membentuk siklus spiral yang memungkinkan guru terus memperbaiki kualitas proses dan hasil belajar siswa. Contoh-contoh penerapan PTK di sekolah memperlihatkan bahwa penggunaan PTK terbukti dapat meningkatkan hasil belajar dan profesionalisme guru. Dengan demikian, PTK bukan sekadar tugas administratif atau penelitian formal saja, melainkan bagian integral dari upaya peningkatan mutu pembelajaran dan pengembangan profesional guru.

 

Artikel ini ditulis dan disunting oleh tim redaksi SumberAjar.com berdasarkan referensi akademik Indonesia.

Pertanyaan Umum (FAQ)

Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian yang dilakukan guru di kelasnya sendiri untuk memperbaiki proses dan hasil pembelajaran melalui siklus tindakan yang sistematis dan reflektif.

Tujuan utama PTK adalah memperbaiki praktik pembelajaran, meningkatkan kualitas proses belajar mengajar, serta membantu guru memecahkan permasalahan nyata yang terjadi di kelas.

Langkah-langkah PTK meliputi perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Siklus ini dapat diulang hingga perbaikan pembelajaran tercapai dengan optimal.

Contoh masalah dalam PTK antara lain rendahnya motivasi belajar, kurangnya keaktifan siswa, hasil belajar rendah, penggunaan media pembelajaran yang kurang efektif, atau model pembelajaran yang belum sesuai.