Terakhir diperbarui: 07 November 2025

Citation (APA Style):
Davacom. (2025, 7 November 2025). Aksiologi: Pengertian, Prinsip, dan Contoh dalam Filsafat Ilmu. SumberAjar. Retrieved 12 November 2025, from https://sumberajar.com/kamus/aksiologi-pengertian-prinsip-dan-contoh-dalam-filsafat-ilmu 

Kamu menggunakan Mendeley? Add entry manual di sini.

Aksiologi: Pengertian, Prinsip, dan Contoh dalam Filsafat Ilmu - SumberAjar.com

Aksiologi: Pengertian, Prinsip, dan Contoh dalam Filsafat Ilmu

Pendahuluan

Ilmu pengetahuan dan filsafat senantiasa berusaha memahami bukan hanya apa yang ada (ontologi) dan bagaimana kita mengetahuinya (epistemologi), tetapi juga mengapa dan untuk apa pengetahuan itu digunakan , yaitu aspek nilai atau manfaatnya. Dalam kerangka filsafat ilmu, aspek nilai inilah yang disebut dengan aksiologi. Kajian aksiologi penting karena ilmu pengetahuan tanpa orientasi nilai dapat menjadi netral secara teknis namun problematik secara sosial, etis, atau estetis. Sebagai contoh: kemajuan teknologi yang besar tidak selalu diikuti oleh peningkatan kesejahteraan, malah bisa memunculkan kerusakan lingkungan atau ketimpangan sosial. Kajian ini akan menguraikan pengertian aksiologi secara umum, dalam KBBI, dan menurut para ahli; kemudian membahas prinsip-prinsip dalam aksiologi serta contoh penerapannya dalam filsafat ilmu. Dengan demikian pembaca akan memperoleh pemahaman yang lebih sistematis tentang posisi aksiologi dalam filsafat ilmu dan bagaimana nilai-nilai menjadi pijakan dalam pengembangan ilmu pengetahuan.

Definisi Aksiologi

Definisi Aksiologi Secara Umum

Secara etimologis, istilah aksiologi berasal dari bahasa Yunani kuno: axios yang berarti “nilai”, dan logos yang berarti “ilmu” atau “teori”. [Lihat sumber Disini - media.neliti.com] Dalam pengertian umum, aksiologi sering didefinisikan sebagai cabang filsafat yang mempelajari nilai-nilai, khususnya terkait kegunaan atau manfaat ilmu pengetahuan bagi kehidupan manusia. [Lihat sumber Disini - deepublishstore.com] Dengan demikian, secara sederhana: aksiologi adalah “teori tentang nilai” yang menghimpun pertanyaan tentang apa yang dianggap baik atau bermanfaat, bagaimana pengetahuan digunakan secara bermakna, dan bagaimana nilai-nilai tersebut mempengaruhi praktik ilmiah.

Definisi Aksiologi dalam KBBI

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), aksiologi adalah “kegunaan ilmu pengetahuan bagi kehidupan manusia; kajian tentang nilai-nilai khususnya etika”. [Lihat sumber Disini - media.neliti.com] Dengan definisi ini, KBBI menekankan dua hal: pertama, manfaat atau kegunaan ilmu dalam kehidupan manusia; kedua, aspek nilai yang terkait dengan etika. Dengan demikian, aksiologi bukan hanya soal “apakah ilmu itu benar”, tetapi “apa artinya bagi manusia dan bagaimana dirinya menilai”.

Definisi Aksiologi Menurut Para Ahli

Berikut beberapa pendapat ahli mengenai aksiologi:

  1. Jujun S. Suriasumantri menyatakan bahwa aksiologi adalah teori nilai yang berkaitan dengan bagaimana suatu ilmu digunakan atau kegunaan dari pengetahuan yang diperoleh. [Lihat sumber Disini - eprints.uny.ac.id]
  2. Wibisono (dikutip dalam literatur) mengatakan bahwa aksiologi adalah nilai-nilai sebagai tolak ukur kebenaran, etika serta moral sebagai dasar normatif penelitian dan penerapan ilmu. [Lihat sumber Disini - liputan6.com]
  3. Kattsoff mendefinisikan aksiologi sebagai ilmu pengetahuan yang menyelidiki hakikat nilai yang pada umumnya ditinjau dari sudut pandang kefilsafatan. [Lihat sumber Disini - liputan6.com]
  4. Menurut artikel terkini oleh Nasir (2021), aksiologi merupakan teori nilai yang sangat erat kaitannya dengan etika dan moral, khususnya dalam konteks ilmu pengetahuan: apakah nilai itu, bagaimana penerapannya, siapa yang menentukan nilai, dan mengapa adanya perbedaan penilaian. [Lihat sumber Disini - ejournal.sembilanpemuda.id]
  5. Dalam kajian lain, aksiologi disebut sebagai studi tentang hakikat tertinggi, realitas, dan arti-nilai seperti kebaikan, keindahan, dan kebenaran. [Lihat sumber Disini - jurnal.ar-raniry.ac.id]

Dari berbagai definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa aksiologi adalah cabang filsafat ilmu yang memfokuskan perhatian pada nilai-nilai (baik, benar, indah), kegunaan ilmu pengetahuan, dan bagaimana manusia menggunakan dan menilai ilmu tersebut.

Prinsip‐Prinsip Aksiologi dalam Filsafat Ilmu

Dalam konteks filsafat ilmu, beberapa prinsip dasar atau orientasi aksiologis dapat diidentifikasi sebagai berikut:

  1. Nilai kegunaan atau manfaat ilmu
    Prinsip pertama adalah bahwa ilmu pengetahuan tidak hanya diukur oleh kebenarannya secara teoritis, tetapi juga oleh manfaat dan kontribusinya bagi manusia dan masyarakat. Sebagai contoh, dalam kajian aksiologi dikatakan bahwa ilmu yang digunakan dengan benar akan memudahkan manusia dalam kehidupannya; sebaliknya jika digunakan tanpa kontrol nilai, dapat menimbulkan kerugian. [Lihat sumber Disini - ejournal.indrainstitute.id]
  2. Nilai moral dan etis dalam praktik ilmiah
    Prinsip ini menegaskan bahwa aktivitas keilmuan tidak bebas nilai. Ilmuwan dan peneliti harus mempertimbangkan aspek etis: bagaimana mereka memperoleh, menggunakan, dan menyebarluaskan pengetahuan. Kajian aksiologi menunjukkan bahwa ilmu-teknologi yang netral secara teknis tetap memerlukan orientasi nilai agar tidak disalahgunakan. [Lihat sumber Disini - ijsr.internationaljournallabs.com]
  3. Nilai estetika dan keindahan
    Meskipun lebih sering dikaitkan dengan estetika, aspek keindahan atau harmonisasi juga menjadi bagian dari nilai yang dikaji oleh aksiologi. Misalnya pandangan bahwa suatu karya ilmiah atau teori yang elegan dianggap “baik” atau “indah” dalam kerangka pemikiran ilmiah. [Lihat sumber Disini - kanal.umsida.ac.id]
  4. Nilai keadilan sosial dan keberlanjutan
    Prinsip berikutnya adalah bahwa ilmu pengetahuan harus memperhitungkan nilai-keadilan sosial dan keberlanjutan lingkungan. Dalam era modern, temuan ilmiah yang mempercepat kemajuan sekaligus menimbulkan masalah sosial atau ekologis menunjukkan bahwa prinsip ini semakin relevan. [Lihat sumber Disini - ejurnal.stie-trianandra.ac.id]
  5. Nilai otonomi dan tanggung jawab ilmuwan
    Ilmuwan memiliki otonomi intelektual, namun juga tanggung jawab nilai terhadap masyarakat. Prinsip aksiologi mengingatkan bahwa ilmu tidak boleh hanya mendorong inovasi teknis, tetapi harus diarahkan oleh pengertian nilai dan tanggung jawab. [Lihat sumber Disini - researchgate.net]
  6. Nilai refleksi kritis terhadap ilmu
    Prinsip ini mengandung gagasan bahwa ilmu harus direfleksikan secara kritis , bukan sekadar menghasilkan teori atau teknologi, tetapi mempertanyakan “untuk apa” dan “bagaimana” penggunaan ilmu itu dalam konteks kemanusiaan dan nilai. [Lihat sumber Disini - media.neliti.com]

Prinsip-prinsip tersebut saling berkaitan dan membentuk kerangka aksiologis dalam filsafat ilmu: ilmu bukan hanya untuk mengetahui, tetapi untuk memberi makna dan arah yang baik.

Contoh dalam Filsafat Ilmu

Untuk lebih memperjelas bagaimana aksiologi bekerja dalam konteks filsafat ilmu, berikut beberapa contoh penerapan:

  1. Dalam pengembangan ilmu pengetahuan di bidang kesehatan, misalnya riset genetika atau obat-baru: meskipun secara teknis berhasil, kajian aksiologi menuntut pertanyaan: apakah penelitian itu memberi manfaat yang adil bagi masyarakat? Apakah risiko dan dampaknya terhadap lingkungan sudah dipertimbangkan? Apakah distribusinya adil? Prinsip nilai moral dan keadilan sosial menjadi relevan.
  2. Dalam teknologi informasi dan data besar (big data) atau kecerdasan buatan: ilmu tersebut memungkinkan banyak hal, tetapi dari sisi aksiologi kita menanyakan: bukan hanya apakah “bisa” dilakukan, tetapi “harus” dilakukan? Apakah privasi, hak asasi manusia, dan dampak sosial telah diperhitungkan? Contoh ini menunjukkan nilai tanggung jawab ilmuwan dan keberlanjutan.
  3. Dalam bidang pendidikan dan filsafat ilmu sendiri: suatu cabang ilmu boleh dikatakan valid secara epistemologi (cara memperoleh pengetahuan) dan ontologi (objek pengetahuan), tetapi dari sisi aksiologi kita menanyakan: apakah ilmu yang diajarkan sesuai dengan nilai kebaikan, keadilan, kebermanfaatan? Sebuah artikel menyebut bahwa di dunia pendidikan Islam, pendekatan aksiologis penting untuk memastikan bahwa ilmu yang diberikan tidak hanya sekadar teknis, tetapi berorientasi pada akhlak dan sosial. [Lihat sumber Disini - jurnal.stit-al-ittihadiyahlabura.ac.id]
  4. Contoh sederhana dalam kehidupan sehari-hari: seseorang yang belajar ilmu manajemen tetapi kemudian mengalami kesulitan mengatur keuangan karena tidak menerapkan nilai yang benar , dalam kajian aksiologi disebut bahwa memiliki ilmu saja tidak cukup, harus diiringi oleh penggunaan yang benar dan bernilai. [Lihat sumber Disini - ejournal.indrainstitute.id]
  5. Dalam penelitian ilmiah, apabila penelitian hanya fokus pada publikasi tanpa mempertimbangkan manfaat sosial atau etika, maka dari perspektif aksiologi ilmu tersebut bisa dianggap “tidak lengkap” atau bahkan bermasalah. Kajian “Ilmu dalam Tinjauan Filsafat: Ontologi, Epistemologi dan Aksiologi” menyimpulkan bahwa ilmu yang tidak memiliki nilai aksiologis lebih cenderung mendatangkan kemudaratan bagi kehidupan manusia dan alam. [Lihat sumber Disini - ejournal.stai-tbh.ac.id]

Kesimpulan

Kajian aksiologi dalam filsafat ilmu menegaskan bahwa nilai-nilai menjadi landasan yang tidak dapat diabaikan dalam pengembangan pengetahuan. Melalui definisi-definisi yang telah dipaparkan, baik secara umum, menurut KBBI maupun para ahli, kita mendapatkan bahwa aksiologi adalah studi tentang nilai, kegunaan, manfaat dan orientasi etis dari ilmu pengetahuan. Dalam konteks filsafat ilmu, prinsip-prinsip seperti kegunaan ilmu, tanggung jawab ilmuwan, keadilan sosial, estetika ilmiah, dan refleksi kritis menjadi pijakan penting. Contoh-contoh konkret dalam berbagai bidang menunjukkan bahwa tanpa kerangka nilai, ilmu pengetahuan dapat kehilangan arah atau bahkan menimbulkan efek negatif. Oleh karena itu, pemahaman aksiologi bukan hanya relevan bagi filsuf atau peneliti, tetapi juga bagi pelaku ilmu, pendidik, pembuat kebijakan, dan masyarakat luas , agar ilmu pengetahuan benar-benar memberi manfaat bagi kemanusiaan dan alam.

 

Artikel ini ditulis dan disunting oleh tim redaksi SumberAjar.com berdasarkan referensi akademik Indonesia.

Pertanyaan Umum (FAQ)

Aksiologi adalah cabang filsafat ilmu yang mempelajari tentang nilai, terutama nilai kegunaan dan manfaat ilmu pengetahuan bagi kehidupan manusia. Aksiologi membahas bagaimana ilmu seharusnya digunakan untuk tujuan yang baik, adil, dan bermakna secara etis.

Prinsip utama aksiologi meliputi nilai kegunaan ilmu, nilai moral dan etis dalam praktik ilmiah, nilai estetika atau keindahan, nilai keadilan sosial dan keberlanjutan, serta tanggung jawab ilmuwan terhadap masyarakat dan lingkungan.

Contoh penerapan aksiologi misalnya dalam penelitian kesehatan, teknologi informasi, dan pendidikan, di mana ilmu tidak hanya dilihat dari aspek kebenaran teknisnya, tetapi juga manfaat, etika, dan dampaknya bagi kemanusiaan.

Dalam filsafat ilmu, aksiologi menempati posisi penting sebagai aspek yang menilai dan mengarahkan penggunaan ilmu pengetahuan. Jika ontologi membahas 'apa yang ada' dan epistemologi membahas 'bagaimana mengetahui', maka aksiologi membahas 'untuk apa ilmu itu digunakan'.

Beberapa tokoh yang menjelaskan konsep aksiologi antara lain Jujun S. Suriasumantri, Kattsoff, dan Wibisono. Mereka menekankan bahwa ilmu tidak bebas nilai, melainkan harus diarahkan oleh prinsip moral, etika, dan kemanfaatan bagi manusia.