Terakhir diperbarui: 19 November 2025

Citation (APA Style):
Davacom. (2025, 19 November 2025). Analisis Klaster (Cluster Analysis): Fungsi dan Penerapan. SumberAjar. Retrieved 19 November 2025, from https://sumberajar.com/kamus/analisis-klaster-cluster-analysis-fungsi-dan-penerapan 

Kamu menggunakan Mendeley? Add entry manual di sini.

Analisis Klaster (Cluster Analysis): Fungsi dan Penerapan - SumberAjar.com

Analisis Klaster (Cluster Analysis): Fungsi dan Penerapan

Pendahuluan

Analisis klaster (cluster analysis) merupakan salah satu teknik penting dalam data science, statistika, dan bidang pengolahan data besar, yang berfungsi untuk mengelompokkan objek-objek berdasarkan kemiripan karakteristik. Perkembangan teknologi informasi dan meningkatnya volume data di era Industri 4.0 membuat kebutuhan terhadap teknik pengelompokan data semakin besar. Dengan analisis klaster, peneliti ataupun praktisi dapat menemukan pola-pola yang tersembunyi dalam sekumpulan data, membagi data ke dalam kelompok-kelompok yang homogen di dalamnya, namun heterogen antar kelompok. Contohnya: dalam analisis demografi suatu wilayah, perusahaan ingin mengetahui segmen pelanggan berdasarkan perilaku pembelian, lembaga pendidikan ingin mengelompokkan siswa berdasarkan karakteristik akademik dan non-akademik, dan instansi pemerintah ingin memetakan wilayah berdasarkan indikator pembangunan manusia. Dari sisi penerapan, teknik ini juga banyak digunakan dalam machine learning, data mining, pengenalan pola, analisis big data, dan sebagainya. [Lihat sumber Disini - arxiv.org]

Dengan demikian, pemahaman yang mendalam tentang definisi, fungsi, metode, serta penerapan analisis klaster sangat penting agar penggunaannya dapat optimal, baik dalam penelitian akademis, pengambilan keputusan berbasis data, maupun aplikasi bisnis. Artikel ini akan membahas secara sistematis: mulai dari pengertian, kerangka teori, fungsi utama, hingga contoh penerapan nyata dalam berbagai bidang.

Definisi Analisis Klaster

Definisi Secara Umum

Secara umum, analisis klaster dapat dipahami sebagai proses atau teknik untuk mengelompokkan satu set objek (entitas, data) ke dalam beberapa kelompok (cluster) sedemikian rupa sehingga objek-objek dalam satu kelompok memiliki karakteristik atau kemiripan yang tinggi, sedangkan objek-objek di kelompok berbeda memiliki kemiripan yang lebih rendah. Sebagai contoh, suatu penelitian menyebutkan: “Analisis cluster merupakan suatu teknik yang digunakan untuk menghasilkan objek atau kasus (responden) ke dalam kelompok yang relatif homogen … objek/kasus dalam setiap kelompok cenderung mirip satu sama lain dan berbeda jauh (tidak sama) dengan objek dari cluster lainnya.” [Lihat sumber Disini - j-cup.org]

Dalam konteks data mining dan statistik, definisi umum lainnya menyebut: “Clustering merupakan proses mengelompokan data dalam dataset menjadi kelompok-kelompok atau cluster-cluster … dengan prinsip objek dalam satu cluster memiliki kemiripan tinggi tetapi sangat berbeda dari objek dalam cluster lainnya.” [Lihat sumber Disini - eprints.undip.ac.id]
Jadi, “analisis klaster” pada dasarnya adalah teknik untuk menemukan struktur kelompok dalam data tanpa perlu label (unsupervised), yang membedakannya dari klasifikasi.

Definisi dalam KBBI

Menurut Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), istilah klaster (atau kluster) memiliki arti “beberapa benda atau hal yang berkelompok menjadi satu, gugus”. [Lihat sumber Disini - ejournal.unesa.ac.id]
Sedangkan kata analisis dalam KBBI berarti “penyelidikan terhadap suatu peristiwa untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya; penjabaran sesudah dikaji sebaik-baiknya dan pemecahan persoalan yang dimulai dengan dugaan akan kebenarannya.” [Lihat sumber Disini - datariset.com]
Sehingga apabila digabungkan secara sederhana: analisis klaster adalah penyelidikan/perlakuan terhadap data untuk menggali gugus atau kelompok yang terbentuk berdasarkan karakteristik kemiripan.

Definisi Menurut Para Ahli

Beberapa ahli dan penelitian Indonesia memberikan definisi yang lebih teknis sebagai berikut:

  • Menurut Riana (2021) dalam penelitian “Analisis Cluster Mahasiswa Pendidikan …” menyatakan:

“Analisis cluster merupakan suatu teknik yang digunakan untuk menghasilkan objek atau kasus (responden) ke dalam kelompok yang relative homogen, yang disebut cluster. Objek/kasus dalam setiap kelompok cenderung mirip satu sama lain dan berbeda jauh atau tidak sama dengan objek dari cluster lainnya.” [Lihat sumber Disini - j-cup.org]

  • Menurut (Awaliah, 2018) dalam konteks yang sama:

“Cluster-cluster yang baik adalah cluster yang terbentuk memiliki Homogenitas (kesamaan) internal yang tinggi antar anggota dalam satu cluster (Within-Cluster), dan Heterogenitas (perbedaan) eksternal yang tinggi antar anggota dalam satu cluster (Between-Cluster).” [Lihat sumber Disini - j-cup.org]

  • Menurut (Nugroho, 2022) dalam penelitian Penggunaan K-Means Cluster Analysis:

“Penggunaan K-Means Cluster Analysis untuk mengorganisasikan data merupakan salah satu pendekatan analisis cluster non-hierarchical yaitu strategi cluster dimana jumlah cluster diatur secara manual.” [Lihat sumber Disini - j-cup.org]

  • Menurut (Merliana, 2019) dalam “Analisa Penentuan Jumlah Cluster …”:

“Clustering merupakan suatu teknik yang digunakan untuk menganalisa data baik itu dalam machine learning, data mining, pattern recognition, image analysis maupun bioinformatika. … Algoritma K-Means menjadi algoritma yang efisien dan efektif dalam mengolah data dalam jumlah yang banyak.” [Lihat sumber Disini - media.neliti.com]

Dari definisi-definisi ahli di atas dapat diambil kesimpulan bahwa: analisis klaster adalah teknik pengelompokan data (unsupervised) yang menghasilkan cluster-cluster dengan karakteristik homogen di dalamnya dan heterogen antar cluster, dengan tujuan untuk menemukan struktur kelompok/segmen dalam data berdasarkan kemiripan.

Fungsi dan Tujuan Analisis Klaster

Dalam praktiknya, analisis klaster memiliki beberapa fungsi utama yang penting, antara lain:

  1. Segmentasi/Pengelompokan Data
    Analisis klaster memungkinkan data dibagi ke dalam kelompok-kelompok yang memiliki karakteristik serupa. Misalnya dalam pemasaran: pelanggan dapat dikelompokkan berdasar perilaku pembelian, demografi, atau preferensi; dalam demografi: wilayah dapat dikelompokkan berdasar indikator sosial-ekonomi; dalam pendidikan: siswa dapat dikelompokkan berdasar karakteristik akademik dan latar belakang. Dengan segmentasi ini, organisasi dapat menyesuaikan strategi yang lebih tepat sasaran.
  2. Penemuan Pola yang Tersembunyi (Hidden Patterns)
    Dengan ketiadaan label atau kategori sebelumnya, analisis klaster mampu menemukan pola yang belum diketahui sebelumnya dalam data. Ini dapat membuka wawasan baru, misalnya segmentasi wilayah berdasarkan tingkat kesejahteraan, atau pengelompokan koleksi perpustakaan berdasarkan minat pengguna. Contoh: penelitian di Universitas Negeri Gorontalo menerapkan metode K-Means untuk mengelompokkan minat baca mahasiswa dalam perpustakaan. [Lihat sumber Disini - jt.ft.ung.ac.id]
  3. Reduksi Kompleksitas Data
    Dalam dataset besar dengan banyak variabel, analisis klaster dapat menyederhanakan data dengan mengelompokkan objek ke dalam cluster yang mudah dianalisis lanjutan. Dengan demikian, objek per cluster dapat diperlakukan sebagai satu unit dalam analisis berikutnya.
  4. Pemberian Label / Penentuan Segment untuk Analisis Lanjutan
    Hasil klaster dapat digunakan sebagai dasar untuk analisis lanjutan seperti klasifikasi, prediksi, atau rekomendasi. Misalnya, cluster pelanggan yang terbentuk dapat digunakan sebagai kelas dalam model klasifikasi atau sebagai target dalam strategi pemasaran.
  5. Mendukung Pengambilan Keputusan (Decision Support)
    Organisasi dapat memanfaatkan hasil klaster sebagai input strategis. Misalnya: menetapkan intervensi di wilayah yang termasuk cluster rendah pengembangan; menentukan koleksi buku yang difokuskan di perpustakaan berdasarkan cluster peminatan; penentuan segment pelanggan yang berbeda perlakuan.
  6. Evaluasi dan Validasi Model Data
    Analisis klaster juga berguna untuk mengevaluasi struktur data dan memilih metode pengelompokan terbaik. Misalnya penelitian “Analisis Perbandingan Metode Klaster Hierarki dan Non-Hierarki terhadap Tingkat Pengangguran di Pulau Jawa Tahun 2023” menyebut bahwa analisis klaster digunakan untuk eksplorasi struktur data. [Lihat sumber Disini - biastatistics.statistics.unpad.ac.id]

Dengan demikian, fungsi analisis klaster tidak hanya terbatas pada pengelompokan, tetapi juga sebagai fondasi untuk analisis data lanjutan dan pengambilan keputusan strategis.

Metode, Algoritma dan Proses Analisis Klaster

Agar penerapan analisis klaster berjalan dengan baik, penting memahami metode-algoritma umum, langkah-proses utama, serta pertimbangan penting dalam implementasi.

Metode/Algoritma Umum

Beberapa metode pengelompokan atau algoritma klaster yang banyak digunakan antara lain:

  • Partitioning (Non-Hierarki): seperti K‑Means, K-Medoids, membagi dataset ke dalam k cluster yang ditentukan di awal. Studi Indonesia menyebut K-Means sebagai salah satu metode partisi yang efisien. [Lihat sumber Disini - repository.uin-suska.ac.id]
  • Hierarchical (Hirarki): membangun struktur pohon (dendogram) yang menggambarkan penggabungan atau pemecahan cluster secara bertingkat (agglomerative atau divisive). [Lihat sumber Disini - eprints.undip.ac.id]
  • Density-Based: seperti DBSCAN, yang mengelompokkan berdasarkan kepadatan titik data; cocok untuk data dengan bentuk cluster arbitrer dan noise.
  • Model-Based: menggunakan model statistik (misalnya Gaussian Mixture Models) untuk menentukan cluster,setiap cluster diasumsikan sebagai komponen model probabilistik. [Lihat sumber Disini - en.wikipedia.org]
  • Soft Clustering / Fuzzy Clustering: seperti Fuzzy C‑Means, di mana sebuah objek dapat menjadi anggota beberapa cluster dengan derajat keanggotaan tertentu. [Lihat sumber Disini - repository.uinjkt.ac.id]

Langkah Proses Umum

Secara umum, proses analisis klaster meliputi langkah-langkah berikut:

  1. Pemilihan dan pengumpulan data (variabel/atribut yang relevan)
  2. Pra-pengolahan data: pembersihan data, normalisasi (terutama untuk algoritma K-Means yang sensitif terhadap skala), penanganan missing value
  3. Pemilihan metode/algoritma klaster dan penentuan parameter (misalnya jumlah cluster k)
  4. Pelaksanaan klasterisasi
  5. Evaluasi hasil klaster: memeriksa apakah cluster terbentuk dengan baik, apakah homogenitas/heterogenitas sudah sesuai, menggunakan indeks validasi (misalnya Silhouette, Davies-Bouldin, Dunn)
  6. Interpretasi hasil: memberikan makna terhadap cluster yang terbentuk, karakterisasi setiap cluster, implikasi dari kelompok-kelompok tersebut
  7. Implementasi atau tindakan lanjutan, misalnya segmentasi tindakan, rekomendasi, atau model klasifikasi berdasarkan cluster.

Pertimbangan Penting

  • Pemilihan jumlah cluster (k): ini sering menjadi tantangan terutama metode partisi. Misalnya metode Elbow atau Silhouette Score sering digunakan. Dalam penelitian Merliana (2019) dijelaskan bahwa algoritma K-Means memiliki permasalahan dalam menentukan jumlah cluster terbaik. [Lihat sumber Disini - media.neliti.com]
  • Skala data dan jenis atribut: algoritma seperti K-Means lebih cocok untuk data numerik dengan skala mirip. Untuk atribut kategorikal, diperlukan modifikasi atau algoritma lain (misalnya K-Modes) atau encoding. [Lihat sumber Disini - download.garuda.kemdikbud.go.id]
  • Interpretabilitas: Setelah cluster terbentuk, penting untuk memberi deskripsi yang bermakna terhadap cluster agar hasilnya dapat digunakan oleh pemangku kebijakan atau praktisi.
  • Validasi cluster: Hanya karena algoritma memproduksi cluster tidak berarti hasilnya “baik”. Harus dicek secara statistika dan domain-knowledge.
  • Konteks domain: Pemilihan variabel, interpretasi cluster, dan tindakan lanjutan sangat bergantung pada domain (pendidikan, bisnis, pemerintahan, kesehatan, dan lain lain).

Penerapan Analisis Klaster di Berbagai Bidang

Analisis klaster telah diterapkan secara luas dalam beragam bidang di Indonesia maupun internasional. Berikut beberapa contoh penerapan nyata:

Pendidikan

Contoh: dalam penelitian “Analisis Cluster Mahasiswa Pendidikan …” di suatu universitas, analisis klaster digunakan untuk mengelompokkan mahasiswa berdasarkan rata-rata lama belajar dan usia serta variabel lain. [Lihat sumber Disini - j-cup.org]
Contoh lainnya: penelitian “Analisis Cluster dengan Metode K-Means pada Persebaran Kasus COVID-19 Berdasarkan Provinsi di Indonesia” menggunakan data provinsi untuk mengelompokkan kasus berdasarkan indikator kepadatan penduduk, jumlah positif, sembuh, meninggal. [Lihat sumber Disini - journal.unnes.ac.id]

Bisnis / Pemasaran

Contoh: penelitian “Metode K-Means Clustering Dalam Pengelompokan Penjualan Produk Frozen Food” menggunakan data penjualan e-commerce, kemudian mengelompokkan produk berdasarkan karakteristik transaksi untuk mengetahui produk yang paling diminati. [Lihat sumber Disini - jurnal.peneliti.net]

Pemerintahan / Pembangunan Daerah

Contoh: penelitian “Analisis Klaster untuk Pengelompokkan Kabupaten/Kota di …” (2021) mengelompokkan kabupaten/kota berdasarkan indikator sosial-ekonomi. [Lihat sumber Disini - journal.unj.ac.id]
Contoh: penelitian “Analisis Perbandingan Metode Klaster Hierarki dan Non-Hierarki terhadap Tingkat Pengangguran di Pulau Jawa Tahun 2023” menggunakan data kabupaten/kota, lima variabel demografi/ekonomi untuk mengelompokkan wilayah-wilayah yang memiliki karakteristik berbeda dalam pengangguran. [Lihat sumber Disini - biastatistics.statistics.unpad.ac.id]

Perpustakaan / Pengelolaan Koleksi

Contoh: penelitian “Penerapan Clustering K-Means Untuk Mendukung Pengelolaan Koleksi Pada Perpustakaan Fakultas Teknik Universitas Negeri Gorontalo” menerapkan teknik klaster pada data koleksi buku, minat baca mahasiswa, untuk rekomendasi koleksi. [Lihat sumber Disini - jt.ft.ung.ac.id]

Keunggulan, Keterbatasan dan Tantangan Analisis Klaster

Keunggulan

  • Efektif untuk eksplorasi data tanpa label (unsupervised), sehingga cocok untuk menemukan insight baru.
  • Dapat mengurangi kompleksitas data dengan grouping objek yang serupa.
  • Fleksibel digunakan di banyak domain: pendidikan, bisnis, kesehatan, pemerintahan.
  • Dapat mengarah ke tindakan praktis (misalnya segmentasi pelanggan, kebijakan daerah, pengelolaan koleksi) dengan dasar data.

Keterbatasan

  • Pemilihan jumlah cluster yang optimal sering subjektif dan memerlukan evaluasi tambahan.
  • Algoritma tertentu memiliki asumsi (contohnya K-Means mengasumsikan cluster berbentuk bulat/kerucut dan jarak Euclidean, sensitif terhadap skala data) yang mungkin tidak cocok untuk semua dataset. [Lihat sumber Disini - eprints.undip.ac.id]
  • Interpretasi cluster memerlukan domain knowledge; cluster yang terbentuk mungkin matematis bagus tapi secara praktis sulit diterjemahkan.
  • Algoritma klaster bisa sensitif terhadap outlier dan noise dalam data.
  • Untuk data berdimensi tinggi (many variables) atau atribut campuran (numerik + kategorikal) terkadang performa dan interpretasi menjadi sulit. [Lihat sumber Disini - en.wikipedia.org]

Tantangan

  • Menentukan variabel yang tepat dan pra-pengolahan yang memadai agar hasil klaster menjadi bermakna.
  • Validasi hasil secara kuantitatif dan kualitatif: tidak cukup hanya algoritma, tapi juga harus relevan dengan domain.
  • Integrasi hasil klaster ke dalam keputusan nyata / sistem aplikasi.
  • Memilih algoritma yang tepat sesuai karakteristik data (termasuk data nominal, ordinal, numerik, berdimensi tinggi).
  • Penentuan jumlah cluster, serta bagaimana menangani cluster yang tumpang tindih atau fuzzy (soft clustering).

Rekomendasi Praktis untuk Penerapan Analisis Klaster

Berikut beberapa rekomendasi praktis agar penerapan analisis klaster berjalan optimal:

  • Pastikan variabel/atribut yang dipakai relevan dengan tujuan penelitian atau bisnis, jangan hanya memasukkan semua variabel tanpa pertimbangan.
  • Lakukan pra-pengolahan data: normalisasi/standarisasi untuk variabel numerik, encoding untuk variabel kategorikal jika diperlukan.
  • Eksplorasi beberapa algoritma klaster (contohnya K-Means, hierarchical, density-based) dan bandingkan hasilnya dengan menggunakan indeks validasi (misalnya Silhouette, Davies-Bouldin) untuk memilih metode terbaik.
  • Visualisasikan hasil klaster (misalnya plot 2D/3D, peta wilayah, tabel ringkasan karakteristik cluster) agar interpretasi menjadi lebih mudah dan komunikatif.
  • Setelah cluster terbentuk, karakterisasikan tiap cluster: berapa banyak anggota, apa ciri khas utama tiap cluster, implikasi praktisnya.
  • Integrasikan hasil klaster dalam sistem pengambilan keputusan atau aplikasi nyata: misalnya dashboard keputusan, rekomendasi otomatis, segmentasi pelanggan, prioritas kebijakan daerah.
  • Dokumentasikan seluruh proses: pemilihan metode, parameter yang dipakai, evaluasi hasil, agar penelitian atau aplikasi dapat dirujuk atau direplikasi.

Kesimpulan

Analisis klaster (cluster analysis) adalah teknik yang sangat berguna dalam pengolahan data besar dan eksplorasi pola tanpa label, yang memungkinkan pengelompokan objek berdasarkan kemiripan karakteristik. Definisi umum menunjukkan bahwa teknik ini mencari kelompok yang relatif homogen di dalamnya dan berbeda antar kelompok. Menurut KBBI, istilah klaster berarti gugus atau kelompok benda/hal yang berkelompok menjadi satu, dan analisis berarti penyelidikan atau penguraian untuk mengetahui keadaan sebenarnya, sehingga analisis klaster dapat diartikan sebagai penyelidikan untuk menemukan gugus-gugus dalam data.

Para ahli menekankan bahwa cluster yang baik mempunyai homogenitas internal tinggi dan heterogenitas antar cluster tinggi. Fungsi utama analisis klaster meliputi segmentasi data, penemuan pola tersembunyi, reduksi kompleksitas data, pendukung keputusan, dan sebagai dasar untuk analisis lanjutan. Metode yang umum digunakan termasuk partitioning (K-Means), hierarchical, density-based, model-based, dan fuzzy clustering. Penerapannya sangat luas, dari pendidikan, bisnis, pemerintahan sampai perpustakaan. Namun teknik ini juga memiliki keterbatasan dan tantangan: pemilihan jumlah cluster, asumsi algoritma, interpretasi domain-knowledge, dan kualitas pra-pengolahan data.

Untuk penerapan yang efektif, praktisi harus memperhatikan pemilihan variabel, pengolahan data, pemilihan metode yang tepat, evaluasi hasil dengan validasi kuantitatif dan kualitatif, serta penerjemahan hasil ke dalam tindakan nyata. Dengan demikian, analisis klaster dapat menjadi alat strategis yang mendukung pemahaman data dan pengambilan keputusan berbasis data secara lebih baik.

 

Artikel ini ditulis dan disunting oleh tim redaksi SumberAjar.com berdasarkan referensi akademik Indonesia.

Pertanyaan Umum (FAQ)

Analisis Klaster adalah teknik pengelompokan data ke dalam beberapa kelompok berdasarkan tingkat kemiripan karakteristik. Setiap cluster memiliki anggota yang homogen di dalamnya dan heterogen antar cluster.

Fungsi analisis klaster antara lain untuk segmentasi data, menemukan pola tersembunyi, mereduksi kompleksitas data, mendukung pengambilan keputusan, dan menjadi dasar untuk analisis lanjutan seperti klasifikasi dan prediksi.

Beberapa metode umum dalam analisis klaster adalah K-Means, Hierarchical Clustering, DBSCAN, Fuzzy C-Means, dan Model-Based Clustering seperti Gaussian Mixture Models.

Analisis klaster digunakan dalam segmentasi pelanggan, pengelompokan wilayah pembangunan, analisis data pendidikan, pengolahan data kesehatan, pemetaan persebaran penyakit, dan pengelompokan minat perpustakaan.

Analisis klaster penting karena membantu memahami struktur data tanpa label, menemukan insight baru, serta mempermudah pengambilan keputusan berbasis data dengan membentuk kelompok yang bermakna dan informatif.