Terakhir diperbarui: 18 November 2025

Citation (APA Style):
Davacom. (2025, 18 November 2025). Teknik Sampling Klaster: Pengertian dan Contoh. SumberAjar. Retrieved 19 November 2025, from https://sumberajar.com/kamus/teknik-sampling-klaster-pengertian-dan-contoh 

Kamu menggunakan Mendeley? Add entry manual di sini.

Teknik Sampling Klaster: Pengertian dan Contoh - SumberAjar.com

Teknik Sampling Klaster: Pengertian dan Contoh

Pendahuluan

Dalam penelitian kuantitatif maupun survei yang melibatkan populasi besar atau tersebar secara geografis, pemilihan teknik pengambilan sampel menjadi satu aspek metodologis yang sangat krusial untuk memastikan hasil yang valid, representatif, dan efisien. Salah satu teknik yang sering digunakan adalah teknik sampling klaster (cluster sampling). Pemilihan teknik ini didasarkan pada kebutuhan untuk mengurangi beban pengumpulan data, meminimalkan biaya dan waktu, sekaligus tetap mendapatkan hasil yang mendekati kondisi nyata populasi. Dengan demikian, penting bagi peneliti untuk memahami secara mendalam apa yang dimaksud dengan teknik sampling klaster, bagaimana penerapannya dalam konteks penelitian, keunggulan dan keterbatasannya, serta contoh konkret penggunaannya di lapangan. Artikel ini akan menguraikan pengertian teknik sampling klaster dari beberapa perspektif, umum, KBBI, dan menurut para ahli, dilanjutkan dengan pembahasan teknik, kelebihan dan kekurangan, dan akhirnya contoh penerapan dalam penelitian.

Definisi Teknik Sampling Klaster

Definisi Teknik Sampling Klaster Secara Umum

Teknik sampling klaster secara umum dapat dipahami sebagai metode pengambilan sampel di mana populasi yang akan diteliti terlebih dahulu dibagi menjadi kelompok-kelompok atau unit-unit sampling yang disebut klaster. Kemudian dari klaster-klaster tersebut peneliti memilih satu atau beberapa klaster secara acak, dan dalam klaster yang terpilih memperoleh data dari semua anggota atau sebagian anggota klaster tersebut. Sebagai contoh, jika populasi adalah seluruh sekolah di suatu kota, maka klaster bisa berupa sekolah-sekolah, lalu beberapa sekolah terpilih secara acak, dan seluruh siswa atau sebagian siswa di sekolah terpilih menjadi sampel penelitian.
Metode ini sering digunakan ketika daftar seluruh individu populasi sulit diperoleh atau ketika populasi tersebar secara geografis sehingga sampling individu secara acak sederhana menjadi tidak praktis. [Lihat sumber Disini - info.populix.co]
Sebagai ilustrasi, sebuah penelitian memilih beberapa kelurahan sebagai klaster, kemudian semua rumah tangga dalam kelurahan yang terpilih dijadikan sumber data. Teknik ini memungkinkan peneliti melakukan survei dengan cakupan besar namun biaya dan tenaga yang relatif lebih terkendali.

Definisi Teknik Sampling Klaster dalam KBBI

Dari sisi Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata “klaster” didefinisikan sebagai “kelompok konsonan atau vokal yang terdapat dalam satu daerah ucapan; gugus bunyi.” [Lihat sumber Disini - kbbi.web.id] Walau definisi ini tidak secara langsung mendeskripsikan “sampling klaster”, namun unsur “kelompok / gugus” dalam makna klaster dapat ditarik relevansinya ke teknik pengambilan sampel yang berbasis kelompok. Dengan demikian, secara terminologi kita dapat menyimpulkan bahwa “klaster” dalam konteks sampling berarti kelompok atau gugus unit-sampling yang menjadi dasar pengambilan sampel.
Jadi, “sampling klaster” dapat diartikan sebagai teknik sampling berdasarkan gugus/kelompok unit-populasi.

Definisi Teknik Sampling Klaster Menurut Para Ahli

Berikut beberapa definisi dari para ahli yang telah dijabarkan dalam literatur:

  1. Menurut Margono (2004) (dikutip dalam Roflin & Liberty, 2021) bahwa teknik pengambilan sampel klaster digunakan apabila populasi penelitian terdiri atas kelompok-kelompok individu atau klaster, dan bertujuan untuk menentukan sampel dari objek yang diteliti berjumlah sangat besar atau luas seperti penduduk dari suatu negara, provinsi atau kabupaten. [Lihat sumber Disini - jurnal.itscience.org]
  2. Menurut Levy & Lemeshow (1999) bahwa cluster sampling adalah metode di mana populasi dibagi ke dalam klaster-klaster, kemudian beberapa klaster dipilih secara acak, dan seluruh elemen dalam klaster yang terpilih (atau sebagian elemen) menjadi sampel penelitian. [Lihat sumber Disini - jurnal.itscience.org]
  3. Menurut Sekaran & Bougie (2017) (dikutip dalam e-print Universitas Multimedia Nusantara) bahwa “sampel klaster merupakan sampel yang dikumpulkan dalam kelompok maupun kumpulan elemen yang secara ideal merupakan agregat alami dari elemen dalam populasi; populasi target terlebih dahulu dibagi menjadi klaster-klaster, lalu sampel acak dari klaster diambil dan tiap klaster yang terpilih, baik semua elemen maupun sampel elemen dijadikan sampel.” [Lihat sumber Disini - kc.umn.ac.id]
  4. Menurut Roflin & Liberty (2021) dalam Jurnal Pendidikan Sains dan Komputer: “Cluster Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang dilakukan secara berkelompok dan dilakukan pada area atau kelompok tertentu dengan semua anggota dari setiap kelompok dipilih menjadi anggota sampel.” [Lihat sumber Disini - jurnal.itscience.org]
    Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa secara ahli, teknik sampling klaster adalah metode sampling dengan unit dasar kelompok (klaster) yang kemudian unit-klaster tersebut dipilih secara acak, dan anggota unit-klaster tersebut digunakan sebagai sampel penelitian, baik seluruh anggota maupun sebagian.

Teknik Pelaksanaan Sampling Klaster

Pelaksanaan teknik sampling klaster umumnya melibatkan beberapa langkah sebagai berikut:

  1. Identifikasi populasi dan pembentukan klaster: Peneliti menentukan populasi target dan membagi populasi menjadi klaster-klaster berdasarkan unit alami (misalnya sekolah, kelurahan, blok pemukiman) atau area geografis.
  2. Pemilihan klaster secara acak (random cluster selection): Dari seluruh klaster yang telah terbentuk, peneliti memilih sejumlah klaster secara random sebagai klaster sampel.
  3. Penarikan sampel elemen dalam klaster: Ada dua skema utama:
    • Single-stage cluster sampling: Setelah klaster terpilih, semua anggota dalam klaster tersebut dijadikan sampel.
    • Multi-stage cluster sampling: Setelah klaster terpilih, peneliti melakukan tahap selanjutnya yaitu memilih subset anggota dari klaster yang terpilih secara acak. [Lihat sumber Disini - info.populix.co]
  4. Pengumpulan data dari sampel yang telah ditentukan dan analisis sesuai tujuan penelitian.
    Tahapan-tahapan ini memungkinkan penelitian dengan cakupan luas dilakukan dengan efisien dari sisi waktu, biaya, dan tenaga.

Kelebihan Teknik Sampling Klaster

Beberapa keunggulan teknik ini antara lain:

  • Efisiensi biaya dan waktu: Karena sampling dilakukan berdasarkan kelompok, maka pengumpulan data bisa lebih terkonsentrasi dan logistik lebih mudah. Contoh: memilih beberapa sekolah saja daripada seluruh sekolah di wilayah. [Lihat sumber Disini - jurnal.itscience.org]
  • Praktis untuk populasi yang luas atau tersebar geografis: Jika populasi sangat besar dan sulit diakses secara individu, klaster memberikan solusi praktis. [Lihat sumber Disini - tsurvey.id]
  • Mengurangi beban administratif dalam membuat kerangka sampling lengkap untuk seluruh individu.

Kekurangan Teknik Sampling Klaster

Namun demikian, teknik ini juga memiliki keterbatasan yang perlu diperhatikan:

  • Presisi atau representativitas bisa lebih rendah dibanding teknik sampling individu, terutama bila variabilitas antar klaster besar atau klaster heterogen. [Lihat sumber Disini - ojs.unida.ac.id]
  • Jika klaster memiliki ukuran yang sangat berbeda atau karakteristiknya tidak homogen, maka hasil sampling bisa bias.
  • Perhitungan kesalahan sampling (sampling error) atau koreksi varians bisa lebih kompleks dalam desain klaster. [Lihat sumber Disini - en.wikipedia.org]
  • Jika hanya sebagian anggota klaster diambil (multi-stage), maka desain menjadi lebih kompleks dan memerlukan perhitungan yang lebih cermat.

Kapan Teknik sampling klaster Sebaiknya Digunakan?

Teknik sampling klaster cocok digunakan dalam kondisiโ€kondisi berikut:

  • Populasi sangat besar dan tersebar luas atau sulit diidentifikasi seluruh individu anggotanya. [Lihat sumber Disini - tsurvey.id]
  • Peneliti memiliki keterbatasan dari sisi biaya, tenaga, atau waktu pengumpulan data.
  • Ketika unit alamiah-sampling (misalnya sekolah, rumah tangga, kelurahan) lebih mudah diakses daripada unit individu.
  • Dalam penelitian survei besar, misalnya nasional atau regional, di mana logistik pengambilan sampel individu sulit dilaksanakan.

Perbandingan Singkat dengan Teknik Sampling Lain

Untuk memperjelas:

  • Simple Random Sampling: Memilih elemen individu secara acak dari populasi keseluruhan, setiap individu memiliki peluang sama.
  • Stratified Sampling: Membagi populasi ke dalam strata/homogen berdasarkan karakteristik kemudian memilih sampel acak dari tiap strata.
  • Cluster Sampling: Membagi populasi ke dalam kelompok/klaster, kemudian memilih klaster secara acak, lalu semua atau sebagian anggota dalam klaster tersebut dijadikan sampel.
    Perbedaan utamanya: Stratified memastikan representasi dalam tiap sub-kelompok; cluster lebih fokus praktisitas dan logistik ketika sampling individu sulit.

Contoh Penerapan Teknik Sampling Klaster

Berikut beberapa contoh bagaimana teknik sampling klaster digunakan dalam penelitian Indonesia:

  1. Pada penelitian di tingkat SD di Kecamatan Kebumen, peneliti menggunakan teknik cluster random sampling dimana seluruh siswa kelas IV di 56 SDN se-Kecamatan menjadi populasi (1.400 siswa). Sampel diambil dari 13 SDN terpilih acak sebanyak 347 siswa. Pengambilan dilakukan dengan mengacak sekolah (sebagai klaster), bukan individu langsung. [Lihat sumber Disini - jurnal.uns.ac.id]
  2. Dalam studi di Jurnal Pendidikan Sains dan Komputer Volume 2 No.2 2022: “Cluster Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang dilakukan secara berkelompok dan dilakukan pada area atau kelompok tertentu dengan semua anggota dari setiap kelompok dipilih menjadi anggota sampel.” [Lihat sumber Disini - jurnal.itscience.org]
  3. Dalam studi akuntansi Vol 20 No 2 Tahun 2024, peneliti menggunakan teknik cluster sampling dimana populasi dibagi ke dalam beberapa kelompok representatif, kemudian kelompok tersebut diperoleh sebagai unit sampel. [Lihat sumber Disini - ejurnal.ulbi.ac.id]
  4. Sebagai ilustrasi konseptual: Misalkan sebuah penelitian tingkat nasional ingin meneliti pola konsumsi gizi rumah tangga di wilayah perkotaan dan pedesaan di Indonesia. Populasi terlalu besar untuk mengambil sampel individu secara langsung. Maka peneliti bisa membagi populasi berdasarkan kelurahan (klaster), memilih secara acak 10 kelurahan, kemudian dalam kelurahan terpilih mengambil semua rumah tangga atau sebagian rumah tangga untuk dijadikan sampel.
    Contohโ€langkah:
    • Tahap 1: Pilih 10 kelurahan acak dari seluruh wilayah studi.
    • Tahap 2: Dalam tiap kelurahan tersebut, ambil semua rumah tangga atau secara acak sejumlah rumah tangga sebagai sampel.
    • Lakukan survei terhadap rumah tangga yang terpilih.
      Dengan begitu, logistik survei menjadi lebih terfokus ke kelurahan terpilih, alih-alih menyebar ke seluruh wilayah.

Kesimpulan

Teknik sampling klaster merupakan metode penting dan praktis dalam penelitian yang melibatkan populasi besar atau tersebar luas. Dengan membagi populasi ke dalam kelompok-kelompok atau klaster, kemudian memilih klaster secara acak sebagai unit sampling, metode ini menawarkan efisiensi dari sisi waktu, tenaga, dan biaya. Dari sisi definisi, baik secara umum maupun menurut ahli, teknik ini diakui sebagai salah satu metode probability sampling yang valid, asalkan persyaratan dan asumsi metodologisnya dipenuhi. Namun demikian, peneliti juga harus memperhatikan keterbatasan teknisnya, seperti potensi bias jika klaster heterogen dan perhitungan kesalahan sampling yang lebih kompleks. Contoh penerapan di Indonesia menunjukkan bahwa teknik ini banyak digunakan baik di bidang pendidikan, kesehatan, maupun sosial. Oleh karena itu, ketika digunakan dengan benar dan dipertimbangkan dalam desain penelitian, teknik sampling klaster bisa menjadi pilihan yang sangat baik untuk mendapatkan data yang mewakili secara realistis kondisi populasi.

 

Artikel ini ditulis dan disunting oleh tim redaksi SumberAjar.com berdasarkan referensi akademik Indonesia.

Pertanyaan Umum (FAQ)

Teknik sampling klaster adalah metode pengambilan sampel dengan membagi populasi ke dalam kelompok-kelompok alami yang disebut klaster, kemudian memilih beberapa klaster secara acak dan mengambil data dari seluruh atau sebagian anggota dalam klaster terpilih.

Teknik sampling klaster sebaiknya digunakan ketika populasi sangat besar, tersebar secara geografis, atau sulit diidentifikasi secara individu sehingga sampling individu langsung menjadi tidak efisien.

Kelebihan teknik sampling klaster meliputi efisiensi biaya, penghematan waktu, serta kemudahan pengumpulan data karena pengambilan sampel dilakukan berdasarkan kelompok sehingga logistik penelitian lebih sederhana.

Kekurangan teknik sampling klaster antara lain potensi bias jika klaster tidak homogen, tingkat presisi yang bisa lebih rendah dibandingkan teknik sampling individu, serta perhitungan kesalahan sampling yang lebih kompleks.

Contoh penerapan teknik sampling klaster yaitu ketika peneliti memilih beberapa sekolah sebagai klaster, kemudian mengambil semua atau sebagian siswa dalam sekolah tersebut sebagai sampel penelitian.