Analisis Tren Ilmiah Menggunakan Scopus
Pendahuluan
Dalam era penelitian ilmiah yang semakin dinamis, penting bagi peneliti, institusi, dan pembuat kebijakan untuk memahami pola perkembangan dan arah riset melalui waktu. Salah satu alat utama yang digunakan adalah Scopus, sebuah database literatur ilmiah bereputasi internasional yang menyediakan data publikasi, sitasi, kata kunci, penulis, serta metadata lainnya yang dapat dianalisis secara kuantitatif. [Lihat sumber Disini - cakrawala.ac.id]
Analisis tren ilmiah dengan memanfaatkan data Scopus memungkinkan dilakukan pemetaan tema penelitian, identifikasi kata kunci dominan, kolaborasi penulis/institusi, serta prediksi arah riset di masa depan. Misalnya, penelitian bibliometrik terhadap publikasi di bidang “green accounting” menggunakan Scopus menunjukkan bahwa dokumen pertama muncul sejak 1992 dan puncaknya diprediksi pada 2024 dengan 34 dokumen. [Lihat sumber Disini - jurnal.pabki.org]
Artikel ini akan membahas definisi, aspek-aspek analisis tren ilmiah menggunakan Scopus, metode, manfaat, tantangan, serta implikasi bagi peneliti dan institusi.
Definisi Analisis Tren Ilmiah Menggunakan Scopus
Definisi secara umum
Secara umum, istilah tren dapat diartikan sebagai pola perkembangan atau perubahan yang konsisten dalam satu fenomena melalui waktu. Dalam konteks ilmiah, tren penelitian adalah kecenderungan yang muncul di dalam aktivitas penelitian,misalnya jumlah publikasi meningkat, topik bergeser, atau kolaborasi antarnegara makin intens. [Lihat sumber Disini - bpmid.uma.ac.id]
Sedangkan analisis tren adalah kegiatan pengumpulan, pemrosesan, dan penguraian data historis untuk menemukan pola, kemudian membuat interpretasi terhadap makna dan arah perkembangan ke depan. [Lihat sumber Disini - lib.ui.ac.id]
Ketika dikaitkan dengan Scopus, analisis tren ilmiah berarti menggunakan data yang tersedia di database Scopus,termasuk metadata publikasi, sitasi, kata kunci, institusi, negara, dan periode waktu,untuk memetakan pola penelitian ilmiah dari waktu ke waktu dan meramalkan kemungkinan masa depan.
Definisi dalam KBBI
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata analisis diartikan sebagai “penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan, perbuatan, dan sebagainya) untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya (sebab-musabab, duduk perkaranya, dan sebagainya)”. [Lihat sumber Disini - kbbi.web.id]
Sementara kata tren sendiri dalam konteks umum (lihat sumber topik) bisa diartikan sebagai “gaya mutakhir” dan dalam kajian penelitian sebagai pola yang berulang atau kecenderungan dalam aktivitas penelitian. [Lihat sumber Disini - eprints2.undip.ac.id]
Dengan demikian secara bahasa, “analisis tren ilmiah menggunakan Scopus” dapat digambarkan sebagai penyelidikan sistematis terhadap pola-aktivitas penelitian ilmiah melalui data di Scopus untuk memahami keadaan sekarang serta kemungkinan masa depan.
Definisi menurut para ahli
Beberapa pendapat ahli mengenai analisis tren atau bibliometrik (yang sangat terkait) antara lain:
- Menurut Parlina et al. (2021) dalam sebuah studi, tren penelitian didefinisikan sebagai “suatu metode untuk memperkirakan kondisi mengenai tren di masa yang akan datang dengan menggunakan data yang dulu telah ada hingga sekarang”. [Lihat sumber Disini - eprints2.undip.ac.id]
- Menurut Maulana, Patresia, Tirtana, Pratiwi & Fadhillah (2024) dalam kajian mereka: “Analisis bibliometrik adalah metode untuk mengeksplorasi sejumlah data ilmiah … melalui database Scopus … dan memvisualisasikan jaringan kata kunci serta tren penggunaan teori atau topik.” [Lihat sumber Disini - jurnal.unpad.ac.id]
- Menurut Aulia (2023) yang mengutip Komaruddin (2001) dan Harahap (2013): “analisis adalah kegiatan berpikir untuk menguraikan suatu keseluruhan menjadi komponen, hubungannya satu sama lain dan fungsi masing-masing dalam satu keseluruhan yang terpadu”. [Lihat sumber Disini - repository.uinfasbengkulu.ac.id]
- Menurut Arlina, Sudiar & Rosman (2022) dalam konteks tren topik penelitian: “Tren topik … adalah pergerakan dalam perkembangan suatu fenomena biasanya menuju ke arah tertentu, yang terkadang diukur menggunakan statistik”. [Lihat sumber Disini - jurnal.uinsyahada.ac.id]
Dari berbagai definisi tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa analisis tren ilmiah menggunakan Scopus adalah proses sistematis, kuantitatif, dan visual untuk mengetahui bagaimana penelitian berkembang, siapa pemain utama, dan ke mana arah riset selanjutnya berdasarkan data publikasi terindeks Scopus.
Metodologi Analisis Tren Ilmiah Menggunakan Scopus
Pengumpulan data
Langkah pertama adalah mengekstrak data publikasi dari database Scopus. Penelitian-terkait memanfaatkan metadata publikasi seperti tahun terbit, nama penulis, institusi, kata kunci, sitasi, jurnal, negara dan lainnya. Contoh: penelitian terhadap publikasi dosen di Universitas Gadjah Mada menggunakan Scopus ID dosen untuk mengumpulkan 989 dokumen dalam rentang tahun 2012-2021. [Lihat sumber Disini - journal.ugm.ac.id]
Penelitian lain menggunakan kata kunci “digital library” dan “library services” melalui Scopus dengan data tahun 2014-2024. [Lihat sumber Disini - jptam.org]
Analisis dan Visualisasi
Setelah data dikumpulkan, dilakukan analisis kuantitatif dan visualisasi, misalnya:
- Analisis frekuensi publikasi per tahun untuk melihat tren naik/turun.
- Analisis kata kunci (co-occurrence) untuk memetakan topik yang paling sering muncul dan klaster-klaster topik. Contoh: penelitian terhadap 875 artikel perpustakaan digital menggunakan Biblioshiny dan VOSviewer menunjukkan bahwa kata kunci dominan adalah “digital libraries”, “libraries”, “information literacy”. [Lihat sumber Disini - jurnal.uinsu.ac.id]
- Analisis sitasi dan kolaborasi penulis/institusi/negara untuk melihat siapa yang berkontribusi paling banyak dan bagaimana jaringan kerja sama terbentuk. Contoh: dalam penelitian tentang Green Accounting menggunakan Scopus ditemukan bahwa riset mulai muncul sejak 1992 dan diprediksi puncak pada 2024 sebanyak 34 dokumen. [Lihat sumber Disini - jurnal.pabki.org]
- Visualisasi grafik, peta jaringan, klasterisasi dengan aplikasi seperti VOSviewer atau Biblioshiny. Contoh: penelitian tentang teori Uses and Gratifications menggunakan VOSviewer untuk memetakan 268 artikel rentang 2013-2023. [Lihat sumber Disini - jurnal.unpad.ac.id]
Interpretasi dan Prediksi
Setelah menghasilkan grafik dan peta, peneliti melakukan interpretasi:
- Melihat apakah publikasi suatu bidang mengalami peningkatan atau pelemahan.
- Mengidentifikasi topik-utama yang berkembang dan topik-yang mulai menurun.
- Menyimpulkan arah riset yang mungkin menjanjikan di masa mendatang berdasarkan pola yang teramati. Contoh: penelitian terhadap tren publikasi ilmiah bidang “dramaturgi” dari Scopus rentang 1992-2023 menemukan bahwa tren publikasi meningkat dari tahun ke tahun, dan diperkirakan akan terus meningkat hingga 2025. [Lihat sumber Disini - jurnal.unpad.ac.id]
Keunggulan Menggunakan Scopus
Beberapa keunggulan analisis tren menggunakan Scopus:
- Cakupan yang luas dan bereputasi internasional, mencakup ribuan jurnal, prosiding, dan buku. [Lihat sumber Disini - cakrawala.ac.id]
- Metadata lengkap yang memungkinkan analisis mendalam seperti sitasi, h-index, kolaborasi, kata kunci. [Lihat sumber Disini - ejournal.sisfokomtek.org]
- Banyak penelitian di Indonesia telah menggunakan Scopus sebagai basis data untuk analisis tren ilmiah, sehingga data komparatif tersedia. [Lihat sumber Disini - researchgate.net]
Manfaat Analisis Tren Ilmiah Menggunakan Scopus
Bagi Peneliti
- Membantu memilih topik penelitian yang relevan dan sedang berkembang sehingga peluang kontribusi dan sitasi lebih besar.
- Mengidentifikasi gap penelitian melalui pemetaan-topik dan tren kata kunci.
- Menentukan jaringan kolaborasi potensial dengan melihat institusi/penulis yang paling produktif.
Bagi Institusi/Universitas
- Memantau produktivitas publikasi ilmiah institusi melalui data Scopus, mengetahui posisi institusi dalam peta topik global.
- Membantu dalam strategi pengembangan riset dan publikasi, menetapkan prioritas topik yang berkembang.
- Menunjang akreditasi/internasionalisasi melalui publikasi yang terindeks Scopus.
Bagi Pembuat Kebijakan dan Pendanaan
- Memberikan bukti data empiris mengenai bidang-riset yang sedang tumbuh atau menurun, sehingga kebijakan riset dapat diarahkan secara efektif.
- Memetakan kolaborasi internasional yang potensial dan memperkuat jaringan riset nasional dengan global.
- Menunjang evaluasi kinerja riset di tingkat nasional atau lembaga melalui indikator seperti jumlah publikasi terindeks Scopus, sitasi, kolaborasi.
Tantangan dan Keterbatasan
Walaupun analisis tren ilmiah menggunakan Scopus banyak manfaatnya, terdapat beberapa tantangan:
- Tidak semua publikasi nasional atau lokal terindeks Scopus, sehingga analisis bisa tidak mewakili seluruh aktivitas penelitian di Indonesia atau bidang tertentu.
- Data Scopus bisa mengalami keterlambatan indeksasi,artinya publikasi baru mungkin belum muncul di database saat analisis dilakukan. Misalnya, penelitian Fakultas Farmasi UGM menunjukkan publikasi terindeks mulai 2018 dan prediksi terus bertambah. [Lihat sumber Disini - journal.ugm.ac.id]
- Metode analisis dan visualisasi memerlukan keahlian teknis (misalnya menggunakan VOSviewer, Biblioshiny, Excel) dan pemahaman bibliometrik sehingga bisa diinterpretasi dengan benar.
- Interpretasi prediksi harus hati-hati karena tren bisa dipengaruhi oleh faktor eksternal seperti kebijakan, pendanaan, wabah penyakit, perubahan global. Contoh: studi tentang bidang administrasi publik memprediksi tren berdasarkan kondisi global seperti transformasi digital dan krisis kesehatan. [Lihat sumber Disini - journal-stiayappimakassar.ac.id]
Implementasi Praktis: Langkah dalam Analisis Tren Ilmiah Using Scopus
- Tentukan bidang/topik riset yang akan dianalisis (misalnya “machine learning untuk pendidikan” atau “anemia ibu hamil”).
- Tentukan rentang waktu (misalnya 2015-2025) dan kata kunci pencarian di Scopus.
- Ekstrak data metadata dari Scopus: tahun terbit, kata kunci, nama penulis, institusi, negara, sitasi, jurnal.
- Analisis kuantitatif: jumlah publikasi per tahun, jumlah sitasi, distribusi institusi, penulis terproduktif, negara utama.
- Analisis kata kunci (co-occurrence) untuk melihat klaster topik-penelitian utama dan bagaimana topik bergeser.
- Visualisasi menggunakan alat seperti VOSviewer atau Biblioshiny untuk peta jaringan kolaborasi atau klaster kata kunci.
- Interpretasi tren: apakah jumlah publikasi meningkat atau menurun? Topik mana yang dominan? Apakah ada pergeseran fokus?
- Prediksi dan rekomendasi: berdasarkan pola historis, topik mana yang menjanjikan? Institusi mana yang potensial untuk kolaborasi?
- Laporan hasil secara sistematis dan lengkap, mencantumkan grafik, peta, pembahasan, serta implikasi bagi peneliti/institusi.
Contoh Kasus Terkini
- Penelitian “Analisis Bibliometrik: Tren Penelitian Layanan Perpustakaan Digital pada Jurnal Internasional Terindeks Scopus” oleh Novani et al. (2025) menggunakan data Scopus 2014-2024, menemukan puncak publikasi pada tahun 2021. [Lihat sumber Disini - jptam.org]
- Penelitian “Analisis Bibliometrik: Tren Penelitian Green Accounting Menggunakan Scopus Database” oleh Wahyuni (2024) menunjukkan riset muncul sejak 1992 dan prediksi puncak 2024 dengan 34 dokumen. [Lihat sumber Disini - jurnal.pabki.org]
- Penelitian pemetaan tren riset di Universitas Negeri Semarang (UNNES) terindeks Scopus (2025) memetakan riset di jurnal-terindeks Scopus. [Lihat sumber Disini - journals.usm.ac.id]
Dari contoh-contoh tersebut bisa dilihat bahwa analisis tren ilmiah menggunakan Scopus bukan sekadar menghitung jumlah publikasi, melainkan memetakan perubahan topik, kolaborasi, dan arah riset ke depan.
Kesimpulan
Analisis tren ilmiah menggunakan Scopus adalah pendekatan sistematis dan kuantitatif yang sangat relevan dalam konteks penelitian modern. Dengan memanfaatkan data publikasi, sitasi, kata kunci, dan metadata lainnya dari Scopus, peneliti dan institusi dapat:
- Melihat pola perkembangan penelitian dalam bidang tertentu;
- Mengidentifikasi topik-utama dan klaster riset yang berkembang atau menurun;
- Menentukan pemain utama (penulis, institusi, negara) dan jaringan kolaborasi;
- Meramalkan arah riset masa mendatang dan memetakan strategi penelitian.
Namun bahwa penggunaan metode ini harus disertai pemahaman bibliometrik yang memadai dan kewaspadaan terhadap keterbatasan data (misalnya indeksasi yang belum lengkap, cakupan yang tidak menyeluruh). Bagi peneliti di Indonesia, menerapkan analisis tren ilmiah menggunakan Scopus dapat meningkatkan relevansi dan daya saing riset, serta membuka peluang kolaborasi yang lebih luas.
Dengan demikian, memahami dan mengimplementasikan analisis tren ilmiah menggunakan Scopus bukan hanya sebagai alat evaluasi, tapi sebagai strategi aktif untuk merancang penelitian yang tepat sasaran, inovatif, dan berdampak.
