Terakhir diperbarui: 05 November 2025

Citation (APA Style):
Davacom. (2025, 27 October 2025). Clarifikasi: Definisi, Fungsi, dan Contoh dalam Kajian Ilmiah. SumberAjar. Retrieved 12 November 2025, from https://sumberajar.com/kamus/clarifikasi-definisi-fungsi-dan-contoh-dalam-kajian-ilmiah 

Kamu menggunakan Mendeley? Add entry manual di sini.

Clarifikasi: Definisi, Fungsi, dan Contoh dalam Kajian Ilmiah - SumberAjar.com

Clarifikasi: Definisi, Fungsi, dan Contoh dalam Kajian Ilmiah

Pendahuluan

Dalam dunia akademik dan penelitian ilmiah, komunikasi pemikiran yang jelas dan tepat menjadi sangat penting. Salah satu aspek yang sering muncul namun kurang dibahas secara eksplitis adalah konsep clarifikasi  yakni proses menjernihkan, memaparkan, atau memperjelas makna, konsep, atau pernyataan agar tidak menimbulkan kebingungan atau interpretasi yang salah. Walaupun istilah “clarifikasi” bisa terdengar sederhana dalam bahasa sehari-hari, dalam kajian ilmiah proses ini memiliki dimensi metodologis dan konseptual yang penting. Melalui clarifikasi, peneliti dapat memastikan bahwa konsep, kerangka teori, dan hipotesis yang digunakan dapat dipahami dengan konsisten oleh berbagai pihak (akademisi, praktisi, pembaca) serta mendukung validitas dan reliabilitas penelitian.

Artikel ini bertujuan menguraikan secara sistematis: (1) definisi clarifikasi (secara umum, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), dan menurut para ahli); (2) fungsi-fungsi clarifikasi dalam konteks kajian ilmiah; (3) contoh penerapan clarifikasi dalam kajian ilmiah atau penelitian (termasuk ilustrasi nyata atau simulasi); dan (4) kesimpulan yang merangkum keseluruhan pembahasan dan implikasi pentingnya clarifikasi dalam penelitian.

Dengan pemahaman yang lebih mendalam tentang clarifikasi, diharapkan para peneliti maupun pembaca karya ilmiah dapat meningkatkan kualitas komunikasi konseptual dan pengungkapan temuan secara lebih tepat, sehingga menghasilkan hasil penelitian yang lebih robust dan bermakna.

Definisi Clarifikasi

Definisi Clarifikasi Secara Umum

Secara umum, clarifikasi dapat dipahami sebagai tindakan atau proses membuat sesuatu menjadi lebih jelas, terang atau tidak ambigu. Dalam bahasa sehari-hari, ketika seseorang “mengklarifikasi” sebuah pernyataan, berarti ia menguraikan maksud, menjelaskan konteks, atau memperjelas arti agar pihak lain tidak salah paham. Proses ini bisa berupa penjelasan tambahan, pendefinisian ulang, atau penghapusan ketidakjelasan. Dengan demikian, clarifikasi memiliki fungsi komunikatif penting: memastikan bahwa pesan sampai dengan makna yang dimaksud, dan menghindari salah tafsir.

Definisi Clarifikasi dalam KBBI

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata “klarifikasi” atau “klarifikasi” berarti “penjelasan” atau “pembukaan suatu hal agar jelas” (contoh: “klarifikasi atas tuduhan”). Dengan demikian, definisi dari sudut bahasa baku menyiratkan bahwa clarifikasi adalah upaya menjadikan sesuatu menjadi jelas atau tidak ambigu.

Definisi Clarifikasi Menurut Para Ahli

Berikut beberapa definisi clarifikasi menurut para ahli yang relevan dalam konteks ilmiah atau penelitian:

  1. Hamed Zamani dkk. (2020) mendefinisikan search clarification sebagai “pertanyaan klarifikasi yang diajukan oleh sistem atau pengguna agar maksud kueri pengguna lebih terang sebelum melakukan pencarian”  ini menunjukkan bahwa clarifikasi adalah mekanisme untuk memperjelas maksud atau konteks agar hasil yang diharapkan dapat tercapai. [Lihat sumber Disini]
  2. Sulistyo Basuki (1993, dalam studi klasifikasi bahan pustaka) menyebut bahwa “klasifikasi … adalah proses pengelompokan, artinya mengumpulkan benda/entitas yang sama serta memisahkan benda/entitas yang tidak sama”  meskipun ini bukan definisi clarifikasi secara langsung, unsur memperjelas kategori dan makna masuk ke ranah clarifikasi dalam konteks pengelolaan pengetahuan. [Lihat sumber Disini]
  3. Leo Bisma (2025) dalam artikel “Pengertian Karya Ilmiah…” menyatakan bahwa karya ilmiah memuat fakta, data, dan solusi yang disusun dengan kaidah ilmiah  dalam hal ini clarifikasi memainkan peran dengan memastikan konsep dan fakta disajikan dengan jelas sehingga pembaca tidak salah paham. [Lihat sumber Disini]
  4. Wildani Zakiyah dkk. (2021) membahas dalam jurnal “Definisi, Penyebab, Klasifikasi, dan Terapi Sindrom Dispepsia” bahwa definisi dan klasifikasi yang jelas penting untuk menunjukkan arti dan cakupan fenomena yang diteliti  secara implisit clarifikasi menjadi bagian dari metodologi penelitian. [Lihat sumber Disini]

Dari definisi-definisi di atas dapat diambil bahwa dalam kajian ilmiah, clarifikasi berarti upaya sistematis untuk menjelaskan, memperjelas, atau menguraikan konsep, istilah, kerangka teoritis, dan data penelitian agar makna menjadi eksplisit, tidak ambigu, dan dapat dipahami oleh pihak lain yang membaca atau menggunakan hasil penelitian tersebut.

Fungsi Clarifikasi dalam Kajian Ilmiah

Dalam penelitian akademik, clarifikasi memiliki beberapa fungsi penting yang memengaruhi kualitas penelitian dan komunikasi ilmiah. Berikut beberapa fungsi utama, beserta uraian dan implikasinya:

  1. Menjaga kejelasan konsep dan istilah
    Fungsi pertama dari clarifikasi adalah memastikan bahwa konsep atau istilah yang digunakan dalam penelitian didefinisikan dengan jelas sehingga pembaca memahami persis apa yang dimaksud oleh peneliti. Tanpa definisi yang jelas, istilah bisa diinterpretasikan secara berbeda oleh pembaca, yang akhirnya mengganggu validitas internal penelitian. Clarifikasi mencegah ambiguitas, mis-interpretasi, serta memudahkan pembandingan antar studi.
  2. Meningkatkan transparansi metodologi
    Dalam metode penelitian, clarifikasi memungkinkan peneliti menjelaskan alasan pemilihan pendekatan, prosedur pengumpulan data, serta analisis yang digunakan. Dengan demikian, pembaca atau peneliti selanjutnya dapat mengerti kerangka pemikiran penelitian, mengevaluasi kesesuaian metodologi, dan bahkan mereplikasi atau mengembangkan penelitian. Publikasi ilmiah yang tidak jelas dalam menjelaskan metode akan sulit dinilai secara kritis.
  3. Memfasilitasi replikasi dan akumulasi pengetahuan
    Penelitian ilmiah yang baik memungkinkan replikasi atau pengembangan oleh peneliti lain. Clarifikasi berperan di sini karena dengan definisi, kerangka, dan prosedur yang jelas, peneliti lain dapat mengulang penelitian atau membandingkannya dengan hasil lain. Akumulasi pengetahuan ilmiah bergantung pada komunikasi yang jelas antar studi  dan clarifikasi adalah kunci.
  4. Memperkuat dasar teoritis dan interpretasi hasil
    Hasil penelitian harus ditempatkan dalam konteks teori dan penelitian terdahulu. Clarifikasi membantu peneliti menjelaskan bagaimana kerangka teoritis dipilih, bagaimana variabel dikonseptualisasikan, dan bagaimana hasil diinterpretasikan dalam kerangka tersebut. Dengan demikian, implikasi penelitian menjadi lebih bermakna dan tidak hanya deskriptif tetapi juga analitis.
  5. Menghindari misinformasi atau kesalahan interpretasi
    Dalam dunia yang semakin terbuka dengan publikasi daring, penelitian bisa diakses oleh non-akademisi. Jika istilah, kerangka, atau prosedur tidak jelas, bisa terjadi kesalahan pemahaman yang memengaruhi kebijakan, praktik, atau implementasi. Clarifikasi membantu menjembatani antara dunia akademik dan aplikatif.
  6. Meningkatkan kualitas komunikasi ilmiah (publikasi)
    Dalam menulis artikel, laporan, atau makalah, penggunaan bahasa yang kompleks dan istilah teknis bisa memunculkan hambatan pemahaman. Clarifikasi dalam bentuk definisi operasional, catatan kaki, atau lampiran penjelasan mendukung pembaca memahami isi penelitian dengan baik, meningkatkan kualitas peer-review dan akseptasi publikasi.
  7. Memfasilitasi evaluasi kritis oleh pembaca dan reviewer
    Sebagai bagian dari proses peerโ€review, reviewer dan pembaca memerlukan pemahaman yang tepat terhadap apa yang peneliti maksud. Clarifikasi memungkinkan reviewer memberikan penilaian yang tepat dan pembaca memahami kontribusi penelitian tanpa harus menebak interpretasi penulis.

Dengan memahami fungsi-fungsi tersebut, dapat dipahami bahwa clarifikasi bukan sekadar “menjelaskan secara umum”, tetapi bagian integral dari proses penelitian ilmiah yang baik dan komunikatif.

Contoh Clarifikasi dalam Kajian Ilmiah

Berikut beberapa contoh bagaimana clarifikasi diterapkan dalam kajian ilmiah, baik secara nyata maupun ilustratif:

  1. Definisi operasional variabel dalam penelitian sosial
    Misalnya sebuah penelitian mengenai “kepuasan kerja” di organisasi publik. Peneliti melakukan clarifikasi dengan menetapkan bahwa “kepuasan kerja” dalam studi ini diukur dengan tiga indikator: penghargaan, hubungan antar kolega, dan pengembangan karir. Dengan demikian pembaca tahu persis apa yang dimaksud peneliti dengan “kepuasan kerja”.
  2. Penjelasan kerangka teoritis secara eksplisit
    Sebuah artikel di jurnal kesehatan mendefinisikan “dispepsia fungsional” dan “dispepsia organik”, kemudian memperjelas bahwa dalam penelitian ini yang dimaksud adalah sub-kategori organik dengan kriteria endoskopi tertentu. Contoh: Wildani Zakiyah dkk. (2021) menetapkan definisi dan klasifikasi yang jelas pada “sindrom dispepsia” agar temuan dapat tepat dikontekstualisasikan. [Lihat sumber Disini]
  3. Clarifikasi konteks dan batasan penelitian
    Dalam penelitian pengalaman mahasiswa pembelajaran daring, peneliti mencantumkan bahwa “pembelajaran daring” yang dimaksud adalah kelas yang berjalan secara sinkron melalui platform X dengan minimal interaksi dua kali per minggu. Perincian semacam ini adalah bentuk clarifikasi agar pembaca tidak salah mengartikan apa yang termasuk pembelajaran daring dalam studi tersebut.
  4. Clarifikasi istilah teknis atau jargon
    Dalam kajian teknologi atau sains data misalnya, istilah “klasifikasi” sering digunakan. Peneliti melakukan clarifikasi bahwa dalam konteks mereka, “klasifikasi” merujuk pada pengelompokan data ke dalam dua kategori dengan algoritma X, bukan klasifikasi lainnya. Contoh dalam konteks Indonesia: studi “Klasifikasi multi-label pada teks berita Bahasa Indonesia…” menyebut bahwa klasifikasi dalam studi adalah proses pengelompokan dokumen dengan label lebih dari satu. [Lihat sumber Disini]
  5. Clarifikasi implikasi hasil dan keterbatasan
    Sebuah studi menerangkan bahwa “temuan ini hanya berlaku pada populasi mahasiswa S1 di universitas Y selama semester ganjil tahun 2024”, sebagai bentuk clarifikasi agar pembaca tidak melebarkan generalisasi. Proses ini membantu meningkatkan keandalan interpretasi hasil.

Melalui contoh-contoh tersebut jelas bahwa clarifikasi muncul dalam berbagai tahap penelitian: mulai dari definisi variabel, metode, kerangka teoritis, hingga pelaporan hasil dan implikasi.

Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa clarifikasi merupakan elemen penting dalam kajian ilmiah yang bertujuan menjernihkan makna, memperjelas konsep, kerangka, metode dan hasil penelitian agar tidak terjadi ambiguitas atau salah tafsir. Definisi clarifikasi meliputi penguraian makna secara umum, penegasan dalam bahasa baku (KBBI), dan definisi menurut para ahli dalam konteks penelitian. Fungsi-fungsi clarifikasi meliputi kejelasan konsep, transparansi metodologi, fasilitasi replikasi, penguatan dasar teoritis, penghindaran misinterpretasi, peningkatan komunikasi ilmiah, dan mempermudah evaluasi kritis. Contoh-contoh clarifikasi dalam penelitian menunjukkan bagaimana pentingnya klarifikasi dalam definisi operasional, kerangka teoritis, batasan penelitian, istilah teknis, dan implikasi hasil.

Dengan demikian, bagi peneliti maupun pembaca karya ilmiah, kesadaran terhadap kebutuhan clarifikasi patut ditingkatkan. Proses clarifikasi yang baik akan menghasilkan komunikasi penelitian yang lebih efektif, pemahaman yang lebih baik oleh pembaca, dan pada akhirnya memperkuat kontribusi penelitian terhadap akumulasi ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, memperhatikan clarifikasi dari tahap perencanaan hingga pelaporan penelitian menjadi sebuah praktik yang tak boleh diabaikan.

 

Artikel ini ditulis dan disunting oleh tim redaksi SumberAjar.com berdasarkan referensi akademik Indonesia.

Pertanyaan Umum (FAQ)

Clarifikasi dalam kajian ilmiah adalah proses menjernihkan atau memperjelas makna, konsep, atau istilah agar tidak terjadi ambiguitas atau salah tafsir. Proses ini memastikan komunikasi ilmiah berlangsung jelas dan konsisten antara peneliti dan pembaca.

Fungsi clarifikasi dalam penelitian antara lain menjaga kejelasan konsep, meningkatkan transparansi metodologi, mempermudah replikasi penelitian, memperkuat dasar teoritis, serta menghindari kesalahan interpretasi dalam komunikasi ilmiah.

Contoh clarifikasi dalam penelitian ilmiah dapat berupa penjelasan definisi operasional variabel, batasan penelitian, atau penjelasan istilah teknis. Misalnya, peneliti menjelaskan bahwa istilah 'kepuasan kerja' dalam penelitiannya diukur melalui indikator penghargaan, hubungan kerja, dan pengembangan karier.

Clarifikasi penting karena membantu peneliti dan pembaca memahami makna yang sama atas suatu konsep atau temuan penelitian. Tanpa clarifikasi yang baik, penelitian rentan disalahpahami dan hasilnya sulit direplikasi secara ilmiah.

Definisi memberikan batasan atau arti dari suatu istilah, sedangkan clarifikasi berfungsi memperjelas dan memperdalam pemahaman terhadap istilah tersebut agar maknanya tidak disalahartikan. Keduanya saling melengkapi dalam proses penelitian ilmiah.