Determinisme: Konsep dan Contoh dalam Penelitian Sosial
Pendahuluan
Dalam kajian ilmu sosial, salah satu konsep penting yang sering muncul adalah determinisme. Konsep ini secara garis besar mengacu pada gagasan bahwa perkembangan atau kondisi sosial manusia tidak sepenuhnya bebas, melainkan sangat dipengaruhi atau bahkan ditentukan oleh faktor-faktor sebelumnya. Ketika diterapkan dalam penelitian sosial, determinisme menuntut peneliti untuk mempertimbangkan bahwa variabel sosial, struktur, budaya, teknologi, atau lingkungan dapat memiliki pengaruh kuat sehingga perilaku atau kondisi masyarakat tampak “terbentuk” oleh faktor-faktor tersebut. Pemahaman terhadap determinisme penting agar peneliti tidak hanya melihat fenomena sosial sebagai hasil tindakan individu semata, tetapi juga sebagai produk dari kondisi yang lebih besar yang membentuk kerangka tindakan tersebut. Dalam artikel ini akan dibahas secara mendalam definisi determinisme (secara umum, dalam KBBI, dan menurut para ahli), lalu tinjauan bagaimana determinisme muncul dan diaplikasikan dalam penelitian sosial melalui beberapa contoh, dan akhirnya disimpulkan pembelajaran utama dari konsep tersebut.
Definisi Determinisme
Definisi Determinisme Secara Umum
Secara umum, determinisme merupakan pandangan yang menyatakan bahwa setiap peristiwa, tindakan, atau keadaan manusia tidak terjadi secara kebetulan, melainkan sebagai konsekuensi dari kondisi-sebelumnya atau faktor-faktor penentu. Menurut definisi dalam publikasi filsafat dan ilmu sosial, “determinisme adalah sebuah pandangan filosofis yang menyatakan bahwa semua peristiwa di alam semesta, termasuk keputusan dan tindakan manusia, merupakan hal yang tidak dapat dihindari dan pasti terjadi.” [Lihat sumber Disini - id.wikipedia.org] Dalam konteks sosial, hal ini berarti perilaku individu dan dinamika kelompok bisa dipahami sebagai bagian dari rangkaian sebab-akibat sosial yang lebih luas.
Definisi Determinisme dalam KBBI
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), determinisme atau “determinasi” diartikan sebagai paham yang menganggap bahwa setiap kejadian atau tindakan, baik yang menyangkut jasmani maupun rohani, merupakan konsekuensi kejadian sebelumnya dan ada di luar kemauan. Artinya, hidup dan aktivitas manusia itu ditentukan (determinan) oleh kekuatan di luar dirinya, khususnya kekuatan alam. [Lihat sumber Disini - uinjkt.ac.id] Dengan demikian, definisi KBBI menekankan dua hal: (1) aksi atau kejadian manusia berkaitan dengan sebab-sebelumnya, dan (2) terdapat elemen luar yang menentukan, bukan semata-kemauan bebas individu.
Definisi Determinisme Menurut Para Ahli
Untuk memperdalam, berikut beberapa definisi dari para ahli yang relevan dalam kajian sosial dan teknologi:
- Marshall McLuhan (1960-an), dalam konteks media dan teknologi komunikasi, McLuhan menyatakan bahwa teknologi media merupakan “perpanjangan” indera manusia dan bahwa media itu sendiri (bukan hanya isi pesan) menentukan cara kita berpikir dan berinteraksi. Ungkapan terkenalnya: “We shape our tools and thereafter our tools shape us.” Dalam perspektif ini, teknologi menjadi penentu perubahan sosial. [Lihat sumber Disini - yearrypanji.wordpress.com]
- Harold Innis, sebagai salah satu pendahulu pemikiran media teknologi, Innis meyakini bahwa media komunikasi dan teknologi memegang peranan penting terhadap perubahan struktur sosial dan budaya. [Lihat sumber Disini - media.neliti.com]
- Jacques Ellul, dalam karyanya ia menyoroti bahwa teknologi dapat berkembang secara logika tersendiri dan memaksakan struktur sosial baru, menimbulkan dominasi rasionalitas teknis dan mengurangi agensi manusia. (meskipun sumber spesifik Indonesia mungkin terbatas)
- Muhbib Abdul Wahab, dalam artikel di UIN Jakarta menjelaskan bahwa determinisme sosial menganggap kehendak manusia ditentukan oleh faktor-faktor sosial, sehingga tindakan dan keputusannya ditentukan oleh lingkungan sosialnya. [Lihat sumber Disini - etd.repository.ugm.ac.id]
- Thorstein Veblen, dalam kajian teknologi dan masyarakat, Veblen dianggap sebagai salah satu tokoh awal yang mengaitkan teknologi dengan perubahan sosial secara deterministik. [Lihat sumber Disini - en.wikipedia.org]
Dengan demikian, dari berbagai definisi tersebut kita bisa menyimpulkan bahwa dalam konteks penelitian sosial, determinisme merujuk pada asumsi bahwa kondisi sosial, struktur, teknologi atau lingkungan sebelumnya memiliki peran sangat signifikan dalam menentukan fenomena sosial yang tampak.
Aplikasi Determinisme dalam Penelitian Sosial
Determinisme Sosial
Dalam penelitian sosial, konsep determinisme sosial berimplikasi bahwa perilaku, keputusan, dan kondisi sosial individu dan kelompok tidak terlepas dari pengaruh struktur sosial, norma, nilai, sistem ekonomi-politik, atau lingkungan budaya. Sebagai contoh, dalam kajian mengenai konsep kehendak bebas manusia, penelitian menyebut bahwa: “determinisme sosial menganggap kehendak manusia ditentukan oleh faktor-faktor sosial, sehingga tindakan dan keputusannya ditentukan oleh lingkungan sosialnya.” [Lihat sumber Disini - etd.repository.ugm.ac.id]
Implikasi praktisnya dalam penelitian sosial adalah bahwa peneliti perlu memasukkan variabel struktural atau sosial yang agak “luar” individu,misalnya latar sosial ekonomi, budaya keluarga, sistem pendidikan,sebagai bagian dari kerangka analisis sebab-akibat.
Contoh: dalam suatu penelitian sosial tentang pengungkapan diri mahasiswa melalui media sosial, variabel struktur sosial (lingkungan kampus, budaya digital) dapat dijadikan determinan terhadap pola perilaku mahasiswa. Sebagai contoh, suatu penelitian di Indonesia menggunakan teori determinisme teknologi dalam konteks media sosial dan menyimpulkan bahwa penggunaan media sosial memiliki hubungan yang cukup berarti terhadap pengungkapan diri mahasiswa. [Lihat sumber Disini - journals.upi-yai.ac.id]
Dengan demikian, determinisme sosial bukan hanya memfokuskan pada individu sebagai agen bebas penuh, tetapi menempatkan agen dalam kerangka struktur sosial yang lebih besar.
Determinisme Teknologi dalam Penelitian Sosial
Salah satu bentuk khas dari determinisme dalam penelitian sosial kontemporer adalah determinisme teknologi (technological determinism). Konsep ini menyatakan bahwa perkembangan teknologi (misalnya media komunikasi, internet, aplikasi digital) memegang peran dominan dalam mengubah struktur sosial, nilai, perilaku dan budaya masyarakat.
Beberapa penelitian di Indonesia menunjukkan aplikasinya:
- Artikel “Determinisme Teknologi Informasi Komunikasi dalam Keluarga” oleh R. Hidayat (2021) memeriksa bagaimana TIK di keluarga membawa konsekuensi perubahan pola perilaku dan delapan fungsi keluarga. [Lihat sumber Disini - media.neliti.com]
- Artikel “Sosial Media dalam Masyarakat sebagai Konsep Nyata” (2024) menyebut determinisme teknologi dalam media sosial sebagai cerminan kuatnya pengaruh perkembangan teknologi komunikasi terhadap budaya. [Lihat sumber Disini - journal.universitasbumigora.ac.id]
- Artikel “47 Kerangka Konseptual Teori Determinisme Teknologi” (2023) menegaskan bahwa determinisme teknologi menempatkan teknologi sebagai entitas independen yang menentukan perubahan sosial, ekonomi, politik, dan budaya masyarakat. [Lihat sumber Disini - journal.bukitpengharapan.ac.id]
Dalam penelitian sosial, aplikasi determinisme teknologi dapat berupa: meneliti bagaimana penetrasi smartphone mempengaruhi interaksi sosial antar generasi, bagaimana algoritma media sosial membentuk opini publik, atau bagaimana platform digital mengubah perilaku konsumsi dan identitas. Peneliti harus menguji bagaimana teknologi sebagai variabel utama (determinans) berkontribusi terhadap perubahan sosial, dan mempertimbangkan juga interaksi dengan faktor-lain agar tidak jatuh ke reduksi mekanistis.
Contoh Konkret dalam Penelitian
Berikut beberapa contoh konkret penerapan determinisme dalam studi sosial di Indonesia:
- Penelitian oleh Hidayat (2024) menunjukkan bahwa penggunaan Instagram oleh mahasiswa memiliki korelasi r=0,582 dan koefisien determinasi 33,9 % terhadap pengungkapan diri mahasiswa. Dalam analisisnya, teori determinisme teknologi menjadi landasan kerana Instagram sebagai alat teknologi mempengaruhi cara berkomunikasi dan merekonstruksi identitas diri. [Lihat sumber Disini - journals.upi-yai.ac.id]
- Penelitian “Determinisme Teknologi Informasi Komunikasi dalam Keluarga” (2021) menyimpulkan bahwa TIK telah membentuk pola perilaku baru dalam keluarga, dan bahwa perubahan ini memerlukan kesadaran literasi digital serta regulasi negara. [Lihat sumber Disini - media.neliti.com]
Melalui contoh-contoh tersebut, kita melihat bahwa dalam penelitian sosial, determinisme bukan sekadar teori abstrak tetapi kerangka yang memungkinkan peneliti menjelaskan “mengapa” dan “bagaimana” perubahan sosial terjadi, yaitu melalui kekuatan determinan seperti teknologi, struktur sosial, atau sistem budaya yang relatif stabil.
Kelebihan dan Keterbatasan Pendekatan Determinisme
Kelebihan:
- Memungkinkan peneliti menyoroti faktor-struktur besar yang sering terlupakan (misalnya teknologi, sistem, budaya) dan bukan hanya fokus pada agen individu.
- Membantu menjelaskan pola perubahan sosial yang sistemik dan bukan hanya insidental.
- Menjadi landasan teoritik untuk memahami bahwa perubahan sosial tidak terjadi secara spontan tanpa sebab.
Keterbatasan:
- Ada risiko menjadi terlalu mekanistik, yaitu menempatkan manusia sebagai objek yang pasif dan mengabaikan agensi atau kapasitas bertindak warga.
- Dalam kondisi realitas sosial yang kompleks, determinisme murni sulit diterapkan, banyak fenomena sosial merupakan hasil interaksi antara faktor struktural, agen, dan kebetulan.
- Kritik terhadap determinisme teknologi menyoroti bahwa teknologi tidak secara otomatis menghasilkan perubahan sosial, konteks sosial dan kebijakan juga sangat penting. [Lihat sumber Disini - journal.bukitpengharapan.ac.id]
Dalam penelitian sosial, maka, pendekatan determinisme harus diseimbangkan dengan pendekatan lain yang memperhitungkan agensi manusia, konteks lokal, dan dinamika perubahan.
Kesimpulan
Konsep determinisme menawarkan kerangka penting dalam penelitian sosial untuk memahami bagaimana fenomena sosial muncul bukan hanya dari tindakan bebas individu tetapi juga dari kondisi-penentu sebelumnya seperti struktur sosial, teknologi, budaya, dan lingkungan. Definisi umum menunjukkan bahwa setiap kejadian adalah akibat dari kondisi sebelumnya; definisi dalam KBBI menekankan bahwa aktivitas manusia ditentukan oleh kekuatan eksternal; sementara definisi menurut para ahli seperti McLuhan, Innis, Ellul dan Abdul Wahab menyoroti bagaimana teknologi atau lingkungan sosial menentukan pola perilaku dan pikiran manusia. Dalam penelitian sosial, determinisme sosial dan determinisme teknologi adalah dua wujud nyata dari penerapan konsep ini, misalnya bagaimana struktur sosial mempengaruhi pilihan individu atau bagaimana penetrasi teknologi komunikasi mengubah interaksi sosial. Meskipun berguna, pendekatan determinisme perlu dilengkapi dengan perhatian terhadap agensi manusia dan konteks spesifik agar tidak jatuh ke reduksi. Sebagai peneliti sosial, mengaplikasikan pemahaman determinisme memungkinkan analisis yang lebih mendalam tentang sebab-akibat sosial, pola perubahan, dan hambatan yang muncul akibat struktur atau teknologi yang determinan. Dengan demikian, penelitian sosial akan memperoleh kerangka yang lebih komprehensif untuk membaca dan menafsirkan realitas sosial kontemporer.
