Prestasi Akademik: Cara Mengukur dan Faktor Penentunya
Pendahuluan
Prestasi akademik merupakan komponen krusial dalam dunia pendidikan, karena ia tidak hanya mencerminkan hasil belajar peserta didik, melainkan juga menjadi indikator kualitas proses dan output pendidikan. Di tingkat sekolah maupun perguruan tinggi, keberhasilan akademik sering dijadikan tolok ukur utama untuk menilai efektivitas pengajaran, motivasi belajar, kondisi lingkungan pendidikan, dan komitmen peserta didik itu sendiri. Dengan demikian, memahami apa yang dimaksud dengan prestasi akademik, bagaimana cara mengukurnya, serta faktor-faktor apa saja yang secara signifikan menentukan keberhasilannya, menjadi sangat penting bagi pendidik, institusi, dan peserta didik itu sendiri. Artikel ini akan menguraikan secara mendalam definisi prestasi akademik dari beberapa perspektif (umum, KBBI, dan menurut para ahli), kemudian membahas cara-pengukuran serta faktor-penentu yang memengaruhinya, sebelum akhirnya ditutup dengan kesimpulan yang mengikat keseluruhan pembahasan.
Definisi Prestasi Akademik
Definisi Prestasi Akademik Secara Umum
Secara umum, prestasi akademik sering dipahami sebagai pencapaian atau hasil yang diperoleh seseorang dalam proses belajar di lembaga pendidikan. Menurut kajian-teoretis, prestasi akademik adalah hasil belajar peserta didik yang muncul melalui proses belajar, latihan, atau pengalaman dalam jangka waktu tertentu, dan dikaitkan dengan penguasaan pengetahuan, keterampilan, atau sikap yang relevan. Sebagai contoh, dalam kajian “Kajian Mengenai Prestasi Akademik” disebutkan bahwa “prestasi akademik merupakan istilah yang sering digunakan untuk menunjukkan pencapaian yang telah diperoleh peserta didik dari hasil belajar.” [Lihat sumber Disini - etheses.iainkediri.ac.id]
Dengan demikian, bisa dikatakan bahwa secara umum prestasi akademik adalah indikator keberhasilan belajar seseorang dalam konteks pendidikan formal.
Definisi Prestasi Akademik dalam KBBI
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata “prestasi” diartikan sebagai “hasil yang telah dicapai (dari yang telah dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya)”. Untuk frasa “prestasi akademis” atau “prestasi akademik”, KBBI menyatakan:
“hasil pelajaran yang diperoleh dari kegiatan belajar di sekolah atau perguruan tinggi yang bersifat kognitif dan biasanya ditentukan melalui pengukuran dan penilaian.” [Lihat sumber Disini - kata.web.id]
Artinya, menurut KBBI, prestasi akademik khususnya menekankan pada hasil belajar yang bersifat kognitif (pengetahuan) dan diukur melalui penilaian formal (angka, nilai). Ini memberikan landasan legal-bahasa yang solid bagi istilah tersebut di konteks Indonesia.
Definisi Prestasi Akademik Menurut Para Ahli
Berikut beberapa definisi dari para ahli terkait prestasi akademik:
- Menurut Suryabrata, prestasi akademik “merupakan hasil belajar terakhir yang dicapai oleh peserta didik dalam jangka waktu tertentu di mana prestasi akademik biasanya dinyatakan dengan simbol atau angka.” [Lihat sumber Disini - etheses.iainkediri.ac.id]
- Menurut Hipjillah (dalam kajian teoritis), “prestasi akademik merupakan penilaian hasil pendidikan yang berupa perubahan dalam bidang pengetahuan, pemahaman, penerapan, daya analisa, sintesis dan evaluasi.” [Lihat sumber Disini - repository.uin-suska.ac.id]
- Menurut Retnowati (dalam studi prestasi belajar), “prestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh warga belajar yang dimanifestasikan ke dalam bentuk nilai, yang diperoleh melalui evaluasi belajar sebagai cerminan penguasaan terhadap pengetahuan, keterampilan dan sikap setelah mengalami proses belajar dalam suatu periode tertentu.” [Lihat sumber Disini - media.neliti.com]
- Menurut Hulwani (2024) dalam artikel “Pentingnya Prestasi Akademik Bagi Mahasiswa”, definisi prestasi akademik dirumuskan sebagai “kecakapan konkret atau actual ability, yaitu kecakapan yang segera dapat didemonstrasikan dan diuji sekarang juga karena merupakan hasil usaha atau belajar yang bersangkutan menggunakan teknik eksklusif yang telah dijalaninya.” [Lihat sumber Disini - ojs.unida.ac.id]
Dari berbagai definisi di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa prestasi akademik mencakup: (a) hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik; (b) bersifat terukur melalui nilai, angka, atau simbol; (c) mencakup ranah pengetahuan, keterampilan, dan sikap; serta (d) terjadi setelah proses belajar-mengajar dan evaluasi.
Cara Mengukur Prestasi Akademik
Untuk mengetahui sejauh mana seseorang atau suatu kelompok berhasil dalam bidang akademik, maka diperlukan metode pengukuran yang valid dan reliabel. Berikut beberapa cara umum yang digunakan untuk mengukur prestasi akademik:
- Nilai rapor atau nilai semester
Banyak lembaga pendidikan menggunakan nilai rapor atau nilai semester sebagai tolok ukur prestasi akademik siswa atau mahasiswa. Nilai tersebut merupakan hasil kumulasi tugas, ujian, partisipasi, dan komponen lain dalam proses pembelajaran. - Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) / Grade Point Average (GPA)
Di jenjang pendidikan tinggi, salah satu indikator yang paling sering digunakan adalah IPK. Sebagai contoh, dalam kajian “Pengaruh Indeks Prestasi Kumulatif Mahasiswa Program S-1” disebutkan bahwa prestasi akademik adalah “capaian dari hasil belajar peserta didik selama belajar di lembaga pendidikan dalam jangka waktu tertentu.” [Lihat sumber Disini - ejournal2.undip.ac.id]
IPK memungkinkan perbandingan antar mahasiswa dalam program studi yang sama, dan bisa menjadi basis seleksi beasiswa, penghargaan, maupun pengukuran kualitas belajar. - Angka kelulusan, waktu tempuh pendidikan
Selain nilai atau IPK, indikator tambahan yang sering digunakan adalah waktu yang dibutuhkan peserta didik untuk menyelesaikan pendidikan (misalnya lulus tepat waktu atau tidak), predikat kelulusan (misalnya cum laude), atau tingkatan program (misalnya sarjana, magister). Dalam salah satu kajian disebut bahwa indikator prestasi akademik bisa mencakup “angka kelulusan”, “predikat kelulusan”, dan “waktu tempuh pendidikan”. [Lihat sumber Disini - etheses.iainkediri.ac.id] - Tes standar, asesmen internal maupun eksternal
Proses belajar-mengajar biasanya diakhiri dengan evaluasi berupa tes tertulis, tugas proyek, presentasi, dan lain-lain. Hasil dari tes ini memberikan angka atau simbol yang kemudian diinterpretasikan sebagai prestasi akademik seseorang. Sebagai contoh, dalam definisi umum dikemukakan bahwa prestasi akademik biasanya dinyatakan dengan simbol atau angka. [Lihat sumber Disini - etheses.iainkediri.ac.id] - Pengukuran kualitatif dan kuantitatif
Meskipun pengukuran nilai/angka (kuantitatif) dominan, pengukuran prestasi akademik juga bisa meliputi aspek kualitatif seperti laporan portofolio, keterampilan aplikasi, dan sikap profesional peserta didik. Dalam artikel Hulwani disebut “kecakapan konkret atau actual ability” yang dapat diuji sekarang juga. [Lihat sumber Disini - ojs.unida.ac.id] - Pengukuran pembanding (benchmark) antar individu atau kelompok
Untuk memastikan bahwa prestasi akademik tidak hanya angka mentah, tetapi juga kontekstual, institusi sering membandingkan hasil antara kelompok atau angkatan, memacu persaingan sehat, atau menetapkan standar minimal yang harus dicapai.
Dengan kombinasi metode-metode tersebut, lembaga pendidikan dan pendidik dapat memperoleh gambaran yang lebih holistik mengenai kondisi akademik peserta didik, sekaligus merancang intervensi yang tepat.
Faktor Penentunya
Berikut pembahasan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap prestasi akademik, lengkap dengan kajian dari jurnal Indonesia (2021-2025) dan beberapa yang lebih lama bila perlu.
Faktor Internal (Dari Dalam Individu)
- Motivasi belajar, Kajian terbaru di Sumatera Barat menunjukkan bahwa motivasi belajar memiliki hubungan bermakna dengan prestasi akademik mahasiswa. [Lihat sumber Disini - ojs.stkip-ahlussunnah.ac.id]
- Kemampuan kognitif / kecerdasan / bakat, Penelitian “Faktor-Faktor Penentu Prestasi Akademik Mahasiswa” oleh Azis (tanggal tidak disebut di sini) menyebutkan bahwa kecerdasan emosional dan perilaku belajar berpengaruh positif terhadap prestasi akademik. [Lihat sumber Disini - ejournal.upi.edu]
- Minat dan bakat, Dalam kajian “Faktor Pendorong Prestasi Belajar Peserta Didik SD” disebut bahwa minat dan bakat termasuk faktor internal yang memengaruhi prestasi akademik. [Lihat sumber Disini - jurnal-stiepari.ac.id]
- Manajemen waktu dan minat belajar, Penelitian “Peningkatan Prestasi Akademik Melalui Manajemen Waktu” menyimpulkan bahwa manajemen waktu dan minat belajar menjadi solusi nyata agar prestasi akademik dapat ditingkatkan. [Lihat sumber Disini - researchgate.net]
- Sikap belajar, kebiasaan belajar, Dalam kajian Legowo disebut bahwa faktor-faktor seperti jam belajar per hari, motivasi, lingkungan keluarga, dan kualitas pengajaran memengaruhi prestasi. [Lihat sumber Disini - media.neliti.com]
Faktor Eksternal (Dari Lingkungan)
- Lingkungan sekolah/lingkungan belajar, Lingkungan belajar termasuk fasilitas, suasana, hubungan dengan guru atau dosen, memengaruhi prestasi akademik. Contohnya, dalam penelitian ditemukan bahwa “lingkungan belajar” berpengaruh signifikan terhadap prestasi akademik mahasiswa. [Lihat sumber Disini - jurnal.umsb.ac.id]
- Kompetensi pengajar (guru/dosen), Di Sumatera Barat ditemukan bahwa kompetensi dosen berkorelasi dengan prestasi akademik mahasiswa. [Lihat sumber Disini - ojs.stkip-ahlussunnah.ac.id]
- Pergaulan teman sebaya, Teman sebaya atau lingkungan sosial dalam institusi pendidikan dapat memengaruhi prestasi. Penelitian di Sumatera Barat menunjukkan ada hubungan antara pergaulan teman sebaya dan prestasi akademik. [Lihat sumber Disini - ojs.stkip-ahlussunnah.ac.id]
- Keluarga dan keadaan ekonomi, Namun tidak hanya lingkungan sekolah, lingkungan keluarga memainkan peran besar dalam pembentukan prestasi akademik. Sebagai contoh, dalam Legowo disebut bahwa lingkungan keluarga merupakan faktor eksternal yang berpengaruh. [Lihat sumber Disini - media.neliti.com]
- Sumber informasi / e-resources, Dalam penelitian “Pengaruh E-Resources terhadap Prestasi Akademik” ditemukan bahwa akses dan kegunaan sumber informasi elektronik berpengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap prestasi akademik mahasiswa. [Lihat sumber Disini - rjfahuinib.org]
Faktor Gabungan / Interaksi Internal & Eksternal
Banyak penelitian menyebut bahwa faktor internal dan eksternal tidak bekerja sendiri-sendiri, tetapi saling berinteraksi. Misalnya, motivasi belajar (internal) akan maksimal jika didukung oleh lingkungan belajar yang kondusif (eksternal). Dalam kajian mudawama-2022 disebut bahwa faktor internal meliputi kemampuan intelektual, minat, bakat; sedangkan faktor eksternal meliputi lingkungan sekolah, keluarga, dan masyarakat. [Lihat sumber Disini - etheses.iainkediri.ac.id]
Faktor Penentu Khusus & Tren Terkini
Selain faktor-klasik di atas, beberapa penelitian mutakhir mengidentifikasi faktor-penentu berikut:
- Kecerdasan emosional dan perilaku belajar sebagai prediktor prestasi. [Lihat sumber Disini - ejournal.upi.edu]
- Manajemen waktu dan minat belajar sebagai faktor penting yang kerap diabaikan. [Lihat sumber Disini - dinastires.org]
- Keterlibatan dalam kegiatan ekstrakurikuler turut berdampak positif terhadap prestasi akademik, seperti pada penelitian “Prestasi Akademik Ditinjau dari Keterlibatan Remaja …” [Lihat sumber Disini - journal.untar.ac.id]
Dengan memahami berbagai faktor di atas, pendidik dan institusi pendidikan dapat merancang intervensi strategis: misalnya meningkatkan kompetensi guru, menciptakan lingkungan belajar yang suportif, memfasilitasi sumber belajar digital, membina motivasi dan manajemen waktu peserta didik, serta membina lingkungan sosial yang positif.
Kesimpulan
Prestasi akademik adalah hasil belajar peserta didik yang mencakup penguasaan pengetahuan, keterampilan, dan sikap, terukur melalui nilai, angka, atau simbol. Definisi ini dapat dilihat dari sudut umum, KBBI, dan para ahli yang memberikan kerangka konseptual yang matang. Pengukuran prestasi akademik dapat dilakukan melalui nilai rapor, IPK, tes standar, waktu tempuh pendidikan, dan indikator lainnya yang relevan. Sementara itu, faktor-penentu prestasi akademik sangat beragam, meliputi faktor internal seperti motivasi, minat, manajemen waktu, bakat, dan kemampuan kognitif; serta faktor eksternal seperti lingkungan sekolah, kompetensi pengajar, teman sebaya, keluarga, ekonomi, dan akses sumber belajar digital. Interaksi antara faktor internal dan eksternal sangat menentukan keberhasilan akademik. Oleh karena itu, pihak pendidikan, baik guru/dosen, institusi, maupun orang tua, harus bekerja secara sinergis dalam menciptakan kondisi optimal agar peserta didik dapat meraih prestasi akademik yang unggul.
