Gaya Belajar: Jenis dan Strategi Penyesuaiannya
Pendahuluan
Pembelajaran yang efektif tidak hanya bergantung pada isi materi dan metode penyampaian, melainkan juga pada karakteristik peserta didik. Salah satu karakteristik penting ialah gaya belajar, pola atau kecenderungan bagaimana seseorang menyerap, mengolah, dan mengungkapkan informasi saat belajar. Dengan memahami gaya belajar individu, pendidik maupun lembaga pendidikan dapat merancang strategi dan lingkungan pembelajaran yang lebih tepat, inklusif, dan optimal. Berbagai penelitian di Indonesia menunjukkan bahwa ketika pembelajaran memperhatikan gaya belajar siswa, hasil belajar meningkat dan motivasi belajar menjadi lebih kuat. [Lihat sumber Disini - jurnal.globaleconedu.org]
Artikel ini akan membahas secara mendalam tentang gaya belajar: definisinya secara umum, dalam KBBI, menurut para ahli, jenis-jenis utama gaya belajar, serta strategi penyesuaiannya agar proses belajar menjadi lebih efektif.
Definisi Gaya Belajar
Definisi Gaya Belajar Secara Umum
Secara umum, gaya belajar dapat dipahami sebagai kebiasaan, kecenderungan, atau cara khas yang digunakan oleh individu dalam menyerap, mengolah, dan mengungkapkan informasi pada proses pembelajaran. Misalnya, beberapa orang lebih mudah belajar melalui visual, beberapa lebih melalui pendengaran, dan sebagian lagi melalui aktivitas fisik atau praktik langsung. Dalam penelitian di sekolah dasar Indonesia, disebutkan bahwa:
“gaya belajar peserta didik adalah suatu pendekatan yang menjelaskan tentang individu belajar atau cara yang ditempuh oleh masing-masing individu untuk berkonsentrasi pada proses, dan menguasai informasi yang sulit dan baru melalui persepsi yang berbeda.” [Lihat sumber Disini - jurnal.globaleconedu.org]
Dengan demikian, gaya belajar mencakup bagaimana seseorang menerima stimulus, mengorganisasikannya menjadi pengetahuan, serta mengekspresikannya kembali.
Definisi Gaya Belajar dalam KBBI
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), “gaya” diartikan sebagai tingkah laku, gerakβgerik dan sikap; “belajar” berarti berusaha memperoleh kepandaian atau menuntut ilmu. [Lihat sumber Disini - journal.unismuh.ac.id] Dengan demikian, secara literal gaya belajar dapat diartikan sebagai cara, sikap atau kebiasaan dalam melakukan kegiatan menuntut ilmu atau memperoleh kepandaian. Perumusan ini memperkuat gambaran bahwa gaya belajar adalah kebiasaan atau kecenderungan yang relatif konsisten dalam proses belajar seseorang.
Definisi Gaya Belajar Menurut Para Ahli
Berdasarkan kajian literatur, beberapa ahli mengemukakan definisi gaya belajar sebagai berikut:
- James W. Keefe: gaya belajar adalah faktorβfaktor kognitif, afektif, dan fisiologis yang menyajikan beberapa indikator yang relatif stabil tentang bagaimana para siswa merasa, berhubungan dengan lainnya, dan bereaksi terhadap lingkungan belajar. [Lihat sumber Disini - etheses.iainkediri.ac.id]
- David A. Kolb: gaya belajar adalah metode yang dimiliki individu untuk mendapatkan informasi, sehingga gaya belajar merupakan bagian integral dari siklus belajar aktif. [Lihat sumber Disini - etheses.iainkediri.ac.id]
- Bobby DePorter: gaya belajar adalah cara seseorang belajar dengan menggunakan cara berbeda-beda, dan semua cara sama baiknya; setiap orang memiliki gaya belajar yang dominan namun juga dapat memiliki kombinasi gaya. [Lihat sumber Disini - etheses.iainkediri.ac.id]
- Adi W. Gunawan: gaya belajar adalah cara yang lebih kita sukai dalam melakukan kegiatan berpikir, memproses dan mengerti suatu informasi. [Lihat sumber Disini - etheses.iainkediri.ac.id]
Dari keempat definisi ini dapat disimpulkan bahwa gaya belajar bukan sekadar “metode” yang harus dipakai, melainkan refleksi dari karakteristik individu, kecenderungan alami dalam cara belajar yang paling nyaman dan efektif.
Jenis Gaya Belajar
Para peneliti di bidang pendidikan banyak mengelompokkan gaya belajar ke dalam tiga modalitas utama, yakni visual, auditori (auditorial) dan kinestetik. Berikut uraian lengkapnya.
Gaya Belajar Visual
Gaya belajar visual adalah kecenderungan belajar yang memanfaatkan indera penglihatan sebagai jalur utama penyerap informasi. Siswa dengan gaya ini lebih efektif ketika materi disajikan dalam bentuk gambar, diagram, grafik, peta konsep, warna, atau visual lainnya. Sebagai contoh:
- Suka melihat peta konsep atau mind map untuk memahami suatu konsep.
- Lebih mudah mengingat apa yang “dilihat” daripada apa yang “didengar”.
- Memiliki catatan yang rapi, lebih suka membaca daripada didengarkan.
Dalam penelitian di SDN Karangrejo 02, disebutkan bahwa siswa dengan gaya belajar visual memperoleh hasil belajar tertinggi dibanding gaya lainnya. [Lihat sumber Disini - journal.unismuh.ac.id] Lebih lanjut, karakteristik gaya visual antara lain: cenderung teliti, detail, rapi, dan lebih suka bahan pembelajaran yang terstruktur secara visual. [Lihat sumber Disini - repository.uir.ac.id]
Gaya Belajar Auditori (Auditorial)
Gaya belajar auditori adalah gaya yang mengandalkan indera pendengaran sebagai jalur utama informasi. Peserta didik dengan gaya ini akan lebih optimal jika: materi dijelaskan secara lisan, diskusi dilakukan, mendengarkan rekaman audio, atau membaca dengan suara nyaring. Ciri-ciri:
- Suka mendengarkan penjelasan guru, podcast, atau diskusi kelompok.
- Lebih mudah mengingat sesuatu jika didengar atau dibicarakan.
- Mungkin agak kurang nyaman jika hanya diberikan bahan bacaan tanpa diskusi.
Beberapa penelitian di Indonesia menyebut bahwa gaya auditori dapat diakomodasi melalui variasi intonasi guru, penggunaan lagu atau audio sebagai media, pembacaan nyaring, dan sebagainya. [Lihat sumber Disini - jurnal.globaleconedu.org]
Gaya Belajar Kinestetik
Gaya belajar kinestetik atau kon kinestetik adalah gaya belajar di mana peserta didik lebih baik belajar melalui aktivitas fisik, gerakan tubuh, manipulasi objek, eksperimen, dan pengalaman langsung. Ciri-ciri:
- Sulit diam lama, lebih suka bergerak, menyentuh, eksplorasi langsung.
- Belajar dengan melakukan atau mempraktikkan sesuatu lebih efektif daripada hanya membaca atau mendengarkan.
- Dalam penelitian MTsN Pasaman Barat ditemukan persentase dominan gaya kinestetik sampai 43% pada beberapa kelas. [Lihat sumber Disini - jurnaluniv45sby.ac.id]
Penggunaan media yang nyata, simulasi, role-play, eksperimen sangat cocok untuk gaya ini. [Lihat sumber Disini - jurnal.globaleconedu.org]
Gaya Belajar Kombinasi / Multimodalitas
Walaupun tiga modalitas di atas sering dijadikan acuan, banyak penelitian menunjukkan bahwa peserta didik tidak selalu cocok hanya pada satu gaya tunggal tetapi memiliki kombinasi atau multimodalitas, misalnya visual-auditori, auditori-kinestetik, atau bahkan semua gaya dalam tingkatan tertentu. Sebagai contoh: dalam penelitian “Analisis Gaya Belajar Siswa untuk Pembelajaran…” ditemukan gaya visual 47%, auditori 31%, dan kinestetik 21% untuk satu sampel. [Lihat sumber Disini - jurnalnasional.ump.ac.id] Oleh karena itu, penting bagi pendidik untuk mengidentifikasi kecenderungan dominan sekaligus kombinasi gaya belajar siswa agar strategi pembelajaran bisa lebih inklusif.
Strategi Penyesuaian Gaya Belajar
Agar pembelajaran menjadi lebih efektif dan inklusif, strategi penyesuaian gaya belajar sangat dibutuhkan. Berikut beberapa strategi yang dapat diterapkan berdasarkan gaya belajar serta strategi umum yang inklusif untuk berbagai gaya.
Strategi untuk Gaya Visual
- Gunakan media visual seperti gambar, diagram, grafik, peta konsep, mind map, slide berwarna. [Lihat sumber Disini - jurnal.globaleconedu.org]
- Ajak siswa membuat catatan visual atau menggambarkan konsep yang mereka pelajari.
- Bagi bagian penting dari materi dengan highlight warna atau ikon agar lebih mudah dilihat.
- Ciptakan lingkungan pembelajaran yang minim gangguan visual dan mudah dipantau melalui indera penglihatan.
Strategi untuk Gaya Auditori
- Gunakan penjelasan lisan yang jelas, dengan intonasi, volume, dan kecepatan yang bervariasi. [Lihat sumber Disini - jurnal.globaleconedu.org]
- Lakukan diskusi kelompok, baca dengan suara lantang, atau gunakan rekaman audio untuk mengulang materi.
- Ajak siswa mengulangi materi secara verbal atau berdiskusi.
- Pastikan lingkungan pembelajaran cukup tenang sehingga pendengaran siswa tidak terganggu.
Strategi untuk Gaya Kinestetik
- Gunakan aktivitas praktis, simulasi, eksperimen, role-play, atau manipulasi objek nyata. [Lihat sumber Disini - jsr.unuha.ac.id]
- Rancang sesi pembelajaran yang memungkinkan siswa bergerak atau berpindah dari satu aktivitas ke aktivitas lain.
- Sediakan alat bantu fisik, model, atau ruang untuk eksplorasi tangkas.
- Ciptakan suasana di mana siswa dapat “belajar dengan melakukan” bukan hanya “belajar dengan mendengar atau melihat”.
Strategi Pembelajaran Inklusif untuk Semua Gaya
Karena tiap siswa memiliki gaya belajar yang berbeda atau kombinasi gaya, strategi yang inklusif adalah sangat penting:
- Variasikan metode pembelajaran dalam satu sesi: misalnya kombinasi visual-auditori-kinestetik.
- Lakukan asesmen gaya belajar awal agar guru mengetahui kecenderungan dominan siswa.
- Gunakan pembelajaran diferensiasi (differentiated instruction) sehingga tugas atau aktivitas bisa diadaptasi sesuai gaya belajar siswa. [Lihat sumber Disini - e-journal.usd.ac.id]
- Buat lingkungan pembelajaran fleksibel dengan berbagai media dan aktivitas, sehingga setiap siswa bisa memilih jalur yang paling cocok untuknya.
- Lakukan refleksi bersama siswa: ajak siswa mengevaluasi “bagaimana cara saya paling nyaman belajar” agar mereka sadar dan mandiri memilih strategi belajar yang efektif.
Penyesuaian Strategi dalam Konteks Kelas
Dalam penelitian di SD, guru kelas V menggunakan strategi yang berbeda untuk siswa dengan gaya kinestetik dibanding gaya visual/auditori: untuk kinestetik digunakan strategi kooperatif dan inkuiri, sedangkan untuk visual/auditori digunakan strategi ekspositori. [Lihat sumber Disini - jsr.unuha.ac.id] Hal ini menunjukkan bahwa penyesuaian strategi perlu mempertimbangkan kebutuhan gaya belajar dominan di kelas. Menurut penelitian lain di SDN Weda (2025), guru yang efektif mengidentifikasi gaya siswa secara informal dan menggunakan variasi metode yang adaptif agar pembelajaran menjadi inklusif, partisipatif, dan bermakna. [Lihat sumber Disini - e-journal.unkhair.ac.id]
Kesimpulan
Gaya belajar merupakan salah satu aspek kritikal dalam proses pembelajaran karena mencerminkan cara individu menyerap, mengolah, dan mengungkapkan informasi. Secara umum, gaya belajar dapat dipahami sebagai kebiasaan atau kecenderungan belajar; dalam KBBI digambarkan sebagai cara/ciri belajar; dan menurut para ahli mencakup dimensi kognitif-afektif-fisiologis yang mempengaruhi efektivitas belajar. Tiga gaya utama yang banyak digunakan dalam konteks pendidikan adalah visual, auditori dan kinestetik,dengan banyak siswa yang memiliki kombinasi dari gaya tersebut. Untuk menghasilkan pembelajaran yang efektif dan bermakna, pendidik perlu melakukan penyesuaian strategi yang sesuai dengan gaya belajar siswa, baik dalam hal media, metode, maupun desain aktivitas pembelajaran. Penyesuaian ini tidak hanya meningkatkan hasil belajar tapi juga motivasi dan keaktifan siswa. Dengan demikian, memahami dan mengakomodasi gaya belajar siswa bukanlah opsional, melainkan sebuah keharusan untuk menciptakan pembelajaran yang inklusif dan optimal.
