Terakhir diperbarui: 27 November 2025

Citation (APA Style):
Davacom. (2025, 27 November 2025). Pendekatan Eksploratif: Definisi, Tujuan, dan Contoh. SumberAjar. Retrieved 27 November 2025, from https://sumberajar.com/kamus/pendekatan-eksploratif-definisi-tujuan-dan-contoh 

Kamu menggunakan Mendeley? Add entry manual di sini.

Pendekatan Eksploratif: Definisi, Tujuan, dan Contoh - SumberAjar.com

Pendekatan Eksploratif: Definisi, Tujuan, dan Contoh

Pendahuluan

Dalam penelitian atau kegiatan ilmiah serta pembelajaran, sering digunakan berbagai jenis pendekatan untuk menggali dan memahami fenomena atau materi yang diteliti. Salah satu pendekatan yang cukup banyak digunakan, terutama ketika topik atau fenomena masih sedikit dipahami atau belum dipetakan dengan jelas, adalah pendekatan eksploratif. Pendekatan ini memungkinkan peneliti atau pendidik untuk melakukan “penjelajahan awal”: mengumpulkan data, memahami konteks, menggali variabel, serta membentuk kerangka awal pemahaman. Artikel ini bertujuan menjelaskan secara komprehensif apa yang dimaksud dengan pendekatan eksploratif, baik dalam arti umum maupun menurut definisi formal (misalnya dari kamus), serta bagaimana para ahli mendefinisikannya. Selanjutnya dibahas tujuan dari pendekatan eksploratif, karakteristiknya, dan contoh penerapannya dalam penelitian maupun pembelajaran. Dengan demikian, diharapkan pembaca memperoleh gambaran jelas kapan dan bagaimana pendekatan eksploratif relevan digunakan.


Definisi Pendekatan Eksploratif

Definisi Secara Umum

Dalam pemahaman sehari-hari, kata “eksploratif” berasal dari akar kata “eksplorasi”, yang berarti penjajakan, penyelidikan, atau penjelajahan untuk menemukan sesuatu yang belum diketahui dengan jelas. Pendekatan eksploratif, dalam arti umum, merujuk pada upaya untuk mengeksplorasi, mempelajari, menyelidiki, menemukan aspek baru dan memperoleh pemahaman terhadap fenomena, objek, atau masalah yang sifatnya masih kabur atau belum diteliti secara mendalam. Fokus utamanya adalah “menjelajah”, menggali informasi, dan membuka kemungkinan hipotesis atau arah penelitian selanjutnya, bukan untuk menguji hipotesis spesifik yang sudah ada sebelumnya.

Definisi dalam KBBI

Menurut definisi dalam kamus bahasa Indonesia, yaitu KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), istilah “eksploratif” mengandung makna “bersifat eksplorasi, penyelidikan, penjajakan, atau penjelajahan”. Artinya, sesuatu yang bersifat eksploratif melibatkan proses pencarian, penelaahan, dan upaya untuk mengenal lebih jauh hal-hal yang belum jelas atau belum diketahui dengan baik. (Dalam sebuah referensi tentang metode eksploratif disebut penggunaan arti ini sebagai acuan definisi formal pendekatan eksploratif dalam penelitian maupun pembelajaran). [Lihat sumber Disini - etheses.iainkediri.ac.id]

Definisi Menurut Para Ahli

Berikut sejumlah definisi pendekatan/penelitian eksploratif menurut para ahli/periset dalam literatur ilmiah:

  • Bambang Mudjiyanto menjelaskan bahwa penelitian eksploratif adalah “pengumpulan data untuk menjawab persoalan yang menjadi minat peneliti”, terutama ketika peneliti belum memiliki teori atau hipotesis yang kuat terkait fenomena tersebut. Pendekatan ini cocok untuk “penjajakan atau pengenalan terhadap gejala tertentu.” [Lihat sumber Disini - researchgate.net]
  • Dalam kerangka umum penelitian sosial, Earl Babbie mengklasifikasikan penelitian eksploratif sebagai tahap awal ketika masalah masih berada pada tahap pendahuluan, serta digunakan untuk memperoleh familiaritas dengan fenomena dan membangun pemahaman dasar sebelum melakukan penelitian yang lebih definitif (misalnya deskriptif atau eksplanatif). [Lihat sumber Disini - en.wikipedia.org]
  • Dalam konteks penelitian pendidikan, beberapa studi menunjukkan bahwa pendekatan eksploratif digunakan untuk mengeksplorasi fenomena yang kurang terstruktur, misalnya pengalaman siswa, persepsi, atau fenomena sosial di lingkungan pendidikan, tanpa harus terlebih dahulu menetapkan hipotesis tertentu. Hal ini memungkinkan fleksibilitas dalam pengumpulan data dan analisis. [Lihat sumber Disini - ejournal.undiksha.ac.id]
  • Selain itu, pendekatan eksploratif kadang dipandang sebagai strategi kreatif dan fleksibel: peneliti dapat menggunakan berbagai teknik pengumpulan data (wawancara, observasi, studi literatur, survei awal, studi kasus, dsb), serta membuka kemungkinan untuk merumuskan hipotesis atau pertanyaan penelitian yang lebih tajam berdasarkan temuan awal. [Lihat sumber Disini - media.neliti.com]

Dari berbagai definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa pendekatan eksploratif menekankan pada: kebaruan / ketidaktahuan awal terhadap fenomena; proses penjajakan dan pengumpulan data fleksibel; fokus pada pemahaman dan deskripsi awal; dan menghasilkan insight dasar yang kemudian bisa dikembangkan ke penelitian selanjutnya.


Tujuan Pendekatan Eksploratif

Pendekatan eksploratif memiliki beberapa tujuan utama, terutama terkait dengan kondisi bahwa fenomena atau topik yang diteliti masih “gelap”, kurang dipahami, atau belum banyak literaturnya. Berikut tujuan-tujuan tersebut:

  • Mengidentifikasi dan memperjelas masalah, ketika suatu fenomena masih kabur atau belum dirumuskan dengan jelas, pendekatan eksploratif membantu peneliti menggali informasi awal, mengenali aspek-aspek penting, variabel, atau pola yang relevan. Dengan demikian, dapat dirumuskan rumusan masalah atau pertanyaan penelitian yang lebih spesifik. [Lihat sumber Disini - mis.telkomuniversity.ac.id]
  • Membangun pemahaman awal terhadap fenomena, eksploratif memungkinkan pengenalan terhadap elemen-elemen fenomena, konteks, lingkungan, serta variabel yang berpengaruh, memberi gambaran dasar dan kerangka konseptual yang lebih jelas. [Lihat sumber Disini - etheses.iainkediri.ac.id]
  • Menghasilkan hipotesis atau arah penelitian lanjut, dari hasil eksplorasi, peneliti dapat merancang hipotesis, pertanyaan penelitian, atau desain penelitian selanjutnya (misalnya penelitian deskriptif atau eksplanatif) berdasarkan data dan temuan awal. [Lihat sumber Disini - en.wikipedia.org]
  • Menyesuaikan pendekatan dengan kondisi riil dan fleksibilitas, eksploratif memberi fleksibilitas dalam metode pengumpulan data (kualitatif, studi kasus, observasi, wawancara, survei awal) sehingga bisa disesuaikan dengan fenomena sosial, pendidikan, atau aspek kompleks lain yang sulit diukur dengan instan atau langsung. [Lihat sumber Disini - media.neliti.com]
  • Memberi wawasan baru atau penemuan awal terhadap topik baru, ketika topik itu baru, belum banyak penelitian, atau terjadi perubahan sosial/kontekstual, eksploratif memungkinkan peneliti menggali hal-hal baru, variabel tak terduga, serta insight yang sebelumnya tidak terpikir. [Lihat sumber Disini - sampoernauniversity.ac.id]

Dengan demikian, pendekatan eksploratif sangat cocok pada fase awal penelitian atau ketika ingin "mengenali dulu" sebelum mendalami atau menguji teori spesifik.


Ciri dan Karakteristik Pendekatan Eksploratif

Untuk lebih memahami pendekatan ini, berikut karakteristik khas dari pendekatan eksploratif:


Contoh Penerapan Pendekatan Eksploratif

Berikut beberapa contoh bagaimana pendekatan eksploratif diterapkan, baik dalam penelitian maupun pembelajaran:

  • Dalam penelitian pendidikan, sebuah studi menggunakan pendekatan eksploratif untuk mengevaluasi pengalaman siswa, misalnya mengeksplorasi persepsi, motivasi, dan hambatan siswa ketika dihadapkan pada metode pembelajaran tertentu. [Lihat sumber Disini - jipkl.com]
  • Pada penelitian dengan tema akses pendidikan dan PAUD di desa, peneliti menggunakan pendekatan eksploratif untuk memahami fenomena rendahnya partisipasi serta faktor-faktor penyebabnya, ketika data dan literatur sebelumnya minim atau heterogen. [Lihat sumber Disini - jurnal.stie-aas.ac.id]
  • Dalam konteks pendidikan IPA, misalnya di sekolah dasar atau menengah, pendekatan eksploratif dipakai untuk merancang metode pembelajaran (metode eksploratif) yang memberi ruang siswa bereksperimen, menyelidiki fenomena alam, dan membangun konsep melalui pengalaman langsung, bukan hanya teori. Hal ini membantu siswa memahami konsep sains secara lebih mendalam dan bermakna. [Lihat sumber Disini - etheses.iainkediri.ac.id]
  • Di bidang penelitian kualitatif sosial: ketika topik penelitian berhubungan dengan fenomena sosial yang baru atau berubah, misalnya perilaku masyarakat, persepsi, atau dampak program sosial, pendekatan eksploratif digunakan untuk memahami dinamika dan konteks sebelum menentukan variabel atau hipotesis spesifik. [Lihat sumber Disini - media.neliti.com]

Kapan Sebaiknya Menggunakan Pendekatan Eksploratif

Pendekatan eksploratif sangat tepat digunakan dalam kondisi-kondisi berikut:

  • Topik atau fenomena baru atau sedikit diteliti, ketika literatur masih minim, data terbatas, atau tidak ada acuan jelas.
  • Masalah atau fenomena bersifat kompleks, kontekstual, atau dinamis, membutuhkan pemahaman mendalam tentang konteks, variabel lingkungan, atau persepsi manusia.
  • Peneliti ingin mengidentifikasi variabel, aspek, atau pola sebelum merancang penelitian kuantitatif atau eksplanatif.
  • Ketika tujuan penelitian adalah menggali wawasan awal, membangun hipotesis dasar, atau memahami “apa yang terjadi dulu” sebelum mengukur atau membandingkan.
  • Dalam implementasi pendidikan atau inovasi metode, misalnya memperkenalkan metode pembelajaran baru, mengevaluasi praktik, atau mengobservasi sikap/persepsi peserta didik, sebelum melakukan evaluasi numerik.

Pendekatan ini cocok sebagai fondasi awal, terutama di area-area baru, kontekstual, atau ketika fleksibilitas dan keterbukaan terhadap temuan tak terduga sangat penting.


Keterbatasan Pendekatan Eksploratif

Meskipun banyak kelebihan, pendekatan eksploratif juga punya keterbatasan:

  • Hasil tidak selalu bisa digeneralisasi ke populasi luas, karena sering menggunakan sampel kecil, kontekstual, atau metode kualitatif. [Lihat sumber Disini - en.wikipedia.org]
  • Karena sifatnya fleksibel dan tidak terstruktur secara baku, hasil dan cara analisis bisa sangat bergantung pada kemampuan dan interpretasi peneliti. Ini bisa mempengaruhi reliabilitas dan objektivitas. [Lihat sumber Disini - media.neliti.com]
  • Jarang menghasilkan data numerik atau kuantitatif yang kuat, sehingga kurang cocok jika tujuan utama penelitian adalah membandingkan, mengukur efek, atau menentukan prevalensi.
  • Bias terhadap subjektivitas, terutama bila menggunakan wawancara, observasi, atau metode kualitatif lain; interpretasi bisa berbeda antar peneliti.
  • Hasil awal bisa bersifat sementara, eksploratif sering memunculkan hipotesis atau kerangka awal yang memerlukan penelitian lanjutan untuk dikonfirmasi.

Karena itu, penting mempertimbangkan tujuan penelitian sebelum memutuskan memakai pendekatan eksploratif.


Kesimpulan

Pendekatan eksploratif merupakan strategi penelitian dan pembelajaran yang sangat berguna ketika topik atau fenomena masih sedikit dipahami, minim literatur, atau bersifat kompleks dan kontekstual. Dengan menawarkan cara yang fleksibel, terbuka, dan bersifat “penjajakan awal”, pendekatan ini memungkinkan peneliti atau pendidik menggali wawasan, membangun pemahaman dasar, mengidentifikasi variabel, dan merumuskan arah penelitian lanjutan, baik deskriptif maupun eksplanatif. Namun demikian, karena sifatnya yang kualitatif dan tidak terstruktur secara baku, hasil dari pendekatan eksploratif memiliki keterbatasan: tidak selalu generalisable, sangat tergantung interpretasi, dan lebih cocok sebagai langkah awal daripada kesimpulan definitif. Oleh karena itu, pendekatan eksploratif paling efektif ketika digunakan pada tahap awal penelitian atau saat mengeksplorasi fenomena baru, sebagai dasar untuk penelitian lebih lanjut atau pengembangan konsep/teori yang lebih matang.

 

Artikel ini ditulis dan disunting oleh tim redaksi SumberAjar.com berdasarkan referensi akademik Indonesia.

Pertanyaan Umum (FAQ)

Pendekatan eksploratif adalah metode penelitian awal yang digunakan untuk menjelajahi fenomena atau masalah yang belum jelas, dengan tujuan menemukan informasi dasar, variabel penting, dan arah penelitian lanjutan.

Pendekatan ini digunakan ketika topik penelitian masih minim literatur, fenomena belum dipahami, atau peneliti membutuhkan gambaran awal sebelum melakukan penelitian deskriptif atau eksplanatif.

Tujuan utamanya adalah mengidentifikasi masalah, memahami fenomena, menemukan variabel penting, menghasilkan hipotesis awal, dan membangun dasar konseptual untuk penelitian berikutnya.

Contohnya adalah penelitian yang menggali pengalaman siswa terhadap metode pembelajaran baru, studi awal tentang perilaku masyarakat, atau penjajakan faktor penyebab rendahnya partisipasi pendidikan di suatu wilayah.

Ciri-cirinya meliputi fleksibel, tidak terstruktur ketat, tidak membutuhkan hipotesis awal, menggunakan data kualitatif, serta berfokus pada pemahaman mendalam terhadap fenomena.

⬇
Home
Kamus
Cite Halaman Ini