Sistem Publikasi Open Review dalam Ilmu Modern
Pendahuluan
Di era ilmu modern, publikasi hasil riset tidak hanya sebatas menyebarkan temuan kepada komunitas ilmiah, tetapi juga melekat pada mekanisme validasi dan kontrol kualitas yang kuat. Salah satu mekanisme penting tersebut adalah sistem review atau tinjauan sejawat, proses di mana karya ilmiah diperiksa oleh para ahli sebelum atau sesudah diterbitkan. Namun, seiring perkembangan paradigma “ilmu terbuka” (open science), muncul transformasi signifikan terhadap sistem review tradisional. Salah satunya adalah konsep open review, yakni tinjauan publik atau terbuka yang mendukung transparansi, akuntabilitas, dan partisipasi komunitas yang lebih luas. Artikel ini akan mengulas pengertian, kerangka teoretis, penerapan, tantangan, dan prospek sistem publikasi open review dalam dunia ilmu modern.
Definisi Sistem Publikasi Open Review
Definisi Sistem Publikasi Open Review Secara Umum
Secara umum, sistem publikasi open review dapat dipahami sebagai suatu mekanisme di dalam publikasi ilmiah di mana proses peninjauan (review) dilakukan dengan karakter terbuka: baik identitas penulis dan/atau reviewer diketahui, laporan review diterbitkan, dan/atau komunitas ilmiah dapat memberikan masukan secara terbuka. Dalam sistem ini, proses validasi karya ilmiah tidak lagi sepenuhnya tersembunyi dan tertutup, melainkan lebih transparan agar kualitas dan kredibilitas hasil riset dapat dipertanggungjawabkan secara lebih luas. Sebagai contoh, dalam artikel “Peer Community in” disebut bahwa model open review memungkinkan partisipasi komunitas, rekomendasi pre-print dan akses terbuka terhadap review-nya. [Lihat sumber Disini - en.wikipedia.org]
Sistem ini berkembang sebagai respons atas kritik terhadap sistem review tradisional yang dianggap memiliki beberapa kelemahan seperti kurangnya transparansi, bias, dan kurangnya akuntabilitas. [Lihat sumber Disini - link.springer.com]
Definisi Sistem Publikasi Open Review dalam KBBI
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) daring, istilah “review” tercatat sebagai “ulasan” atau “tinjauan” terhadap sesuatu, namun spesifikasi sistem publikasi open review belum secara eksplisit tercantum. [Lihat sumber Disini - kbbi.web.id]
Oleh karena itu, kita dapat mengambil arti review dalam KBBI sebagai tinjauan atau ulasan yang sering dilakukan secara internal atau tertutup, lalu menambahkan kata “terbuka” atau “open” sebagai modifikasi arti yang menunjukkan transparansi dan keterbukaan proses.
Definisi Sistem Publikasi Open Review Menurut Para Ahli
Berikut beberapa definisi menurut para peneliti dan pakar:
- Tony Ross‑Hellauer dalam artikel sistematis “What is open peer review?” menyatakan bahwa open peer review (OPR) merupakan suatu spektrum perubahan dari peer review tradisional di mana aspek-aspek seperti identitas reviewer, publikasi laporan review, dan partisipasi terbuka dilibatkan untuk meningkatkan transparansi dan akuntabilitas. [Lihat sumber Disini - pmc.ncbi.nlm.nih.gov]
- David Wolfram (2020) dalam studi “Open peer review: promoting transparency in open science” menyebut bahwa OPR adalah salah satu aspek terakhir dari gerakan open science yang mulai diadopsi secara lebih luas dan dapat mencakup publikasi laporan ulasan beserta identitas peninjau bersama artikel. [Lihat sumber Disini - link.springer.com]
- John A. Drozdz dan Michael R. Ladomery (2024) dalam “The Peer Review Process: Past, Present, and Future” mencatat bahwa metode peer review tradisional menghadapi tekanan karena volume publikasi yang meningkat, dan bahwa variasi metode seperti transparent review dan open review menjadi bagian dari inovasi sistem publikasi ilmiah modern. [Lihat sumber Disini - frontierspartnerships.org]
- Dalam konteks Indonesia, A.G. Puspita (2025) dalam artikel “Konsep Open Science dan Perubahan Paradigma dalam …” mencatat bahwa open peer review (tinjauan sejawat terbuka) adalah bagian dari elemen open science seperti open data, open access, dan open educational resources. [Lihat sumber Disini - ejournal.uin-malang.ac.id]
Dari definisi-definisi tersebut, maka dapat dirumuskan bahwa sistem publikasi open review adalah mekanisme publikasi ilmiah di mana proses tinjauan sejawat berlangsung dengan keterbukaan dalam aspek identitas, laporan, dan/atau partisipasi komunitas, yang bertujuan meningkatkan transparansi, kualitas, dan pertanggungjawaban dalam komunikasi ilmiah.
Konsep dan Kerangka Teoritis Sistem Publikasi Open Review
Pada bagian ini akan dibahas elemen-elemen kunci dalam sistem publikasi open review, termasuk latar belakang munculnya, karakteristik, dan model implementasi.
Latar Belakang Munculnya Open Review
Sistem review tertutup (misalnya double-blind, single-blind) telah menjadi standar dalam publikasi ilmiah selama puluhan tahun. Namun, sejumlah kritik muncul terhadap sistem tersebut: proses lambat, kurang transparan, potensi konflik kepentingan, dan sulit dilacak. [Lihat sumber Disini - frontierspartnerships.org]
Gerakan open science mendorong keterbukaan dalam seluruh rantai produksi pengetahuan ilmiah: akses terbuka ke publikasi (open access), data terbuka (open data), software terbuka (open source), dan akhirnya tinjauan terbuka (open peer review). Sebagai contoh, Puspita (2025) menempatkan open peer review sebagai salah satu unsur penting dalam paradigma open science di Indonesia. [Lihat sumber Disini - ejournal.uin-malang.ac.id]
Karakteristik Sistem Open Review
Beberapa karakteristik khas dari sistem open review adalah:
- Identitas penulis dan reviewer dibuka (open identities) atau setidaknya reviewer diketahui oleh penulis. [Lihat sumber Disini - en.wikipedia.org]
- Laporan review (komentar reviewer, tanggapan penulis) dipublikasikan bersamaan dengan artikel (open reports). [Lihat sumber Disini - mdpi.com]
- Partisipasi komunitas lebih luas (open participation) misalnya melalui komentar publik setelah artikel diterbitkan. [Lihat sumber Disini - lab.operas-eu.org]
- Transparansi proses, akuntabilitas reviewer, serta potensi pengakuan terhadap kontribusi reviewer. [Lihat sumber Disini - mdpi.com]
Model Implementasi dan Variasi
Terdapat beberapa model atau variasi implementasi open review, antara lain:
- Pilihan optional open peer review di mana penulis/jurnal dapat memilih apakah review akan terbuka atau tertutup (contoh: penerbit MDPI menawarkan opsi tersebut). [Lihat sumber Disini - mdpi.com]
- Review setelah publikasi (post-publication review) yang memungkinkan komunitas memberikan masukan terbuka setelah artikel diterbitkan. [Lihat sumber Disini - idpublishing.org]
- Review terbuka bersama preprint, atau penggunaan platform repositori terbuka di mana review dapat diakses publik. [Lihat sumber Disini - openaire.eu]
Hubungan dengan Ilmu Modern
Dalam dunia ilmu modern, pertumbuhan publikasi yang masif, kebutuhan akan reproduktibilitas, serta tuntutan akuntabilitas dari publik dan pembuat kebijakan menuntut sistem yang lebih terbuka dan efisien. Sistem open review mencerminkan evolusi komunikasi ilmiah menuju model yang lebih kolaboratif, transparan, dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat. Selain itu, kemampuan digital dan internet memperkuat implementasi mekanisme terbuka tersebut.
Penerapan Sistem Publikasi Open Review dalam Ilmu Modern
Bagian ini membahas bagaimana sistem open review diterapkan dalam konteks praktis publikasi ilmiah, termasuk contoh, kelebihan dan kekurangan.
Contoh Praktik dan Platform
- Banyak jurnal dan penerbit telah mulai mengadopsi open peer review: misalnya MDPI yang mengizinkan review terbit bersama artikel. [Lihat sumber Disini - mdpi.com]
- Platform komunitas seperti Peer Community In (PCI) memfasilitasi rekomendasi dan review terbuka terhadap preprint serta mempromosikan sistem publikasi non‐konvensional. [Lihat sumber Disini - en.wikipedia.org]
- Dalam konteks Indonesia, artikel Puspita (2025) mengidentifikasi bahwa aspek “teman sejawat terbuka (open peer review)” menjadi bagian dari transformasi open science di lingkungan riset nasional. [Lihat sumber Disini - ejournal.uin-malang.ac.id]
Kelebihan Sistem Open Review
Beberapa manfaat sistem open review di antaranya:
- Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas review: reviewer akan mempertimbangkan reputasi mereka ketika identitas atau laporan terbuka. [Lihat sumber Disini - link.springer.com]
- Memperkuat kualitas review: Karena laporan review dapat dilihat publik, bisa mendorong reviewer memberikan komentar yang lebih konstruktif dan teliti. [Lihat sumber Disini - mdpi.com]
- Memfasilitasi diskusi ilmiah yang lebih terbuka antara penulis, reviewer, dan pembaca atau komunitas ilmiah. [Lihat sumber Disini - lab.operas-eu.org]
- Mendukung akuisisi bukti transparan atas proses evaluasi ilmu, yang relevan dalam era reproducibility dan open science.
Kekurangan dan Tantangan
Namun demikian, penerapan open review juga menghadapi sejumlah tantangan, antara lain:
- Reviewer mungkin enggan menandatangani atau memberi kritik terbuka jika identitasnya diketahui, karena konflik sosial atau profesional. [Lihat sumber Disini - link.springer.com]
- Proses review terbuka bisa meningkatkan beban administratif, dan belum semua komunitas ilmiah siap dengan perubahan budaya.
- Risiko bias baru muncul: misalnya reviewer dengan reputasi tinggi mendapatkan pengakuan besar sehingga dominasi tertentu bisa meningkat. [Lihat sumber Disini - de.wikipedia.org]
- Besarnya beban publikasi meningkat, dan tidak semua jurnal atau institusi memiliki infrastruktur untuk menerapkan sistem terbuka secara optimal.
Implementasi di Ilmu Modern Indonesia
Di Indonesia, paradigma open science belum diterapkan secara merata. Studi “Konsep Open Science dan Perubahan Paradigma dalam …” oleh Puspita (2025) menunjukkan bahwa konsep open peer review masih dalam tahap awal dan belum banyak jurnal nasional yang secara eksplisit mengadopsi laporan review terbuka atau identitas reviewer. [Lihat sumber Disini - ejournal.uin-malang.ac.id]
Sebagai contoh operasional, jurnal yang menggunakan sistem review terbuka (open peer review) di Indonesia menekankan bahwa penulis dan reviewer dapat berkomunikasi langsung untuk meningkatkan transparansi dan kredibilitas. [Lihat sumber Disini - ejournal.aripi.or.id]
Oleh karena itu, penerapan open review di Indonesia dapat menjadi peluang penting untuk meningkatkan mutu publikasi ilmiah nasional, sekaligus tantangan untuk memperkuat budaya, kapasitas, dan infrastruktur.
Tantangan, Peluang dan Prospek ke Depan
Tantangan Utama
- Budaya akademik: Sistem review tertutup sudah lama menjadi norma; perubahan ke sistem terbuka membutuhkan adaptasi budaya, baik dari penulis, reviewer, maupun editor.
- Insentif dan pengakuan reviewer: Reviewer terbuka harus mendapatkan insentif yang memadai agar mau berkontribusi secara transparan. Tanpa insentif, risiko kualitas review menurun. Sebagai contoh mekanisme blockchain telah diusulkan untuk memberikan penghargaan kepada reviewer dalam sistem terbuka. [Lihat sumber Disini - arxiv.org]
- Infrastruktur dan kebijakan publikasi: Tidak semua jurnal atau institusi memiliki sistem manajemen workflow untuk open review, atau kebijakan yang mendukung. Di Indonesia, hal ini masih menjadi kendala.
- Kekhawatiran tentang kualitas dan keandalan: Meskipun terbuka, sistem masih harus menjaga bahwa review benar-benar memberikan nilai tambah, bukan hanya menjadi forum publik yang kurang terstruktur. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa identitas terbuka saja tidak otomatis meningkatkan kualitas review. [Lihat sumber Disini - link.springer.com]
Peluang yang Terbuka
- Transparansi yang lebih besar bisa memperkuat kepercayaan publik terhadap hasil riset dan publikasi ilmiah.
- Peningkatan partisipasi komunitas ilmiah yang lebih luas (tidak terbatas reviewer undangan) bisa memperkaya masukan dan perspektif dalam evaluasi ilmiah.
- Open review dapat mempercepat proses publikasi dan kemudian penyebaran hasil, terutama di era digital dan akses terbuka.
- Perkembangan teknologi (platform digital, repository, sistem manajemen review) memungkinkan integrasi sistem terbuka dengan lebih mudah.
Prospek ke Depan
Untuk ilmu modern secara global dan juga di Indonesia, beberapa tren yang bisa muncul ke depan meliputi:
- Peningkatan adopsi optional open peer review oleh jurnal-jurnal nasional dan internasional, yang selanjutnya bisa berkembang menjadi keharusan.
- Integrasi review terbuka dengan preprint dan repository terbuka sehingga seluruh siklus komunikasi ilmiah menjadi lebih terbuka (penulis → review → publikasi → diskusi publik).
- Pengembangan model insentif untuk reviewer terbuka, termasuk pengakuan formal (misalnya sertifikat reviewer publik), sistem reputasi, atau remunerasi.
- Penelitian lanjutan mengenai efektivitas open review dalam meningkatkan kualitas publikasi, kecepatan proses, dan pengaruh terhadap kredibilitas ilmiah.
- Kebijakan lembaga penelitian, universitas, dan penerbit nasional yang mendukung model open review sebagai bagian dari agenda nasional open science.
Kesimpulan
Sistem publikasi open review merepresentasikan transformasi penting dalam komunikasi ilmiah modern. Dengan mengadopsi nilai-nilai transparansi, akuntabilitas, dan partisipasi komunitas, sistem ini menawarkan peluang untuk memperkuat kualitas, kecepatan, dan relevansi publikasi ilmiah. Namun, adopsinya juga dihadapkan pada berbagai tantangan budaya, insentif, infrastruktur, dan kualitas implementasi. Di Indonesia khususnya, meskipun paradigma open science mulai berkembang, penerapan open review masih memerlukan dukungan lebih luas dari institusi, penerbit, dan komunitas riset. Jika diimplementasikan secara tepat, sistem open review dapat menjadi bagian integral dari ekosistem ilmiah yang lebih terbuka dan terpercaya di era modern.
